Part 4

1.1K 49 5
                                    

'Wuss..' angin berheembus lembut menerpa wajah cantik khas tionghoa milik seorang gadis yang sedang berdiri di balkon kamar hotelnya, menikmati indahnya kota Birmingham di malam hari. Bibirnya terus mengukirkan senyum. Ada dua hal yang membuatnya seperti itu. Pertama, karena dia baru saja memenangkan kembali gelar All England setelah tahun lalu dia gagal karena dikalahkan oleh rival abadinya, Zhang Nan/Zhao Yunlei, tahun ini dia berhasil revans dan merebut kembali gelar All England ke empatnya bersama sang partner, Tontowi Ahmad. Hal kedua, karena esok dia akan segera berjumpa dengan sang kekasih yang akan membawanya terbang ke Korea.

Pergi bersama kekasih ke Negara yang terkenal dengan drama-drama romantisnya, siapa yang tidak senang?

Namun senyum Liliyana sedikit memudar mengingat bahwa kepergianya ke Korea bukan sekedar untuk jalan-jalan, tetapi untuk menemui kedua orang tua dari sang kekasih. Dia sedikit takut kalau-kalau orang tua Lee Yong Dae tidak menerima kedatangannya.

"Ci, hape lo bunyi nih, ada telepon!" Teriakan Debby membangunkan Liliyana dari lamunannya. Dia segera masuk ke dalam kamar dan mengambil smartphonenya yang masih berdering, ternyata telepon dari Lee Yong Dae.

"Ciaelah, yang masih anget-angetnya jadian mah seneng amat dapet telepon dari pacar." goda Debby yang melihat Liliyana tersenyum-senyum sendiri memandang layar smarthphonenya.

"Biarin." ujar Liliyana sambil memeletkan lidah kemudian mengangkat teleponya dan berjalan kembali ke balkon meninggalkan Debby.

"Hallo."ucap Liliyana setelah menggeser tombol hijau di smartphonenya.

"Hallo, chagi-ya kau sudah tidur?"

"Belum, kenapa Yong Dae?"

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin mendengar suaramu saja, hehehe"

Mau tidak mau Liliyana pun tersenyum mendengar perkataan kekasihnya.

"Dasar kau ini." Liliyana menahan senyum.

"Chagi-ya. Aku tak sabar menanti esok, aku ingin segera bertemu denganmu dan memelukmu. Selama pertandingan kemarin aku hanya bisa memandangimu dari jauh. Dan itu sama sekali tidak cukup untuk mengobati rinduku padamu. Aku masih sangat merindukanmu." Terdengar nada manja dari Lee Yong Dae yang membuat Liliyana tersenyum geli.

Lee Yong Dae kemudian melanjutkan perkatanaanya. "Aku juga sudah tidak sabar ingin segera membawamu ke Korea, mengenalkanmu pada Appa dan Eomma. Mereka pasti senang."

Senyum Liliyana kembali memudar teringat kekhawatirannya jika nanti bertemu dengan Appa dan Eomma Lee Yong Dae.

"Apa kau yakin Appa dan Eomma mu bisa menerimaku, Yong Dae? Aku takut mereka tidak menyukaiku." Liliyana akhirnya mengutarakan unek-uneknya.

"Jangan khawatir, Liliyana. Appa dan Eomma pasti menyukaimu. Mereka bahkan sudah tidak sabar ingin menyambut kedatanganmu."

"Oiya?" Liliyana sedikit lega mendengar ucapan sang kekasih. 'Semoga mereka memang benar-benar bisa menerimaku' batinnya.

"Iya." Lee Yong Dae meyakinkan.

"Oiya, Liliyana. Selamat ya atas kemenanganmu. Kau hebat sekali. Kau telah menunjukkan kalau kau memang masih yang terbaik di Negaramu." ucap Lee Yong Dae tulus.

Liliyanapun tersenyum. "Terima kasih Lee Yong Dae. Kau juga masih yang terbaik."

"Terbaik apanya? Aku hanya memperoleh medali perak karena rekan senegaramu, Ahsan/Hendra yang telah mengalahkanku." Suara Lee Yong Dae berubah lesu mengingat kekalahannya tadi.

DSL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang