PEMBELAJARAN KOSA KATA DALAM SEBUAH CERITAKualitas keterampilan berbahasa seseorang sangat dipengaruhi pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya (Tarigan 1985: 2). Semakin kaya kosakata yang dimiliki, semakin terampil pula dalam berbahasa. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual. Suatu program yang sistematis dalam perkembangan kosakata dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan, bawaan, dan status sosial serta faktor-faktor geografis.
Pembelajaran kosakata diajarkan dalam konteks wacana, dipadukan dengan kegiatan pembelajaran seperti percakapan, membaca, menulis. Upaya memperkaya kosakata perlu dilakukan secara terus menerus melalui surat kabar, majalah, pidato-pidato, dan sebagainya.
Untuk dapat memperoleh hasil pembelajaran kosakata yang optimal, guru perlu membekali siswa dengan kata-kata yang berkaitan dengan bidang tertentu. Dalam setiap bidang ilmu digunakan kata-kata khusus. Upaya pemerkayaan kosakata perlu dilakukan secara terus menerus dan dapat diperoleh melalui bidang-bidang tertentu (Depdikbud 2003: 35).
Untuk meningkatkan penguasaan kosakata dalam pembelajaran menulis cerpen juga dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar harus berkaitan dengan materi kosakata. Materi kosakata yang dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata antara lain:
(1) Idiom
Istilah idiom sering disebut juga ungkapan. Dalam Kamus Linguistik Kridalaksana (1993: 80) diterangkan bahwa idiom adalah (1) konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama makna yang lain; (2) konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya.
Contoh: Kambing hitam dalam kalimat; Dalam peristiwa kebakaran itu Hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka tidak tahu apa-apa. Makna kambing hitam secara keseluruhan tidak sama dengan kambing maupun hitam.
Soedjito dalam Asruri (2000: 28) mengemukakan bahwa idiom adalah suatu ungkapan bahasa yang berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur pembentuknya. Konstruksi tersebut tidak dapat diganti atau diubah, maka konstruksi semula menjadi tidak tepat atau berbeda.
(2) Sinonim dan Antonim
a. Sinonim
Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain; kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat, walaupun umumnya yang dianggap sinonim hanyalah kata-kata saja (Kridalaksana 1993:198).Sedangkan menurut Chaer (2006: 288) sinonim adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih sama. Dikatakan “kurang lebih” karena memang tidak ada dua buah kata berlainan maknanya persis sama. Yang sama sebenarnya hanya informasinya saja, sedangkan maknanya tidak persis sama. Kita lihat mati dan meninggal, kedua kata ini disebut bersinonim. Akan tetapi, kita bisa mengatakan “Kucing itu mati”; tetapi tidak bisa mengatakan “Kucing itu meninggal”.
b. Antonim
Antonim adalah leksem yang berpasangan secara antonimi (Kridalaksana 1993). Sedangkan antonimi menurut Chaer (2006: 390) adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan. Dikatakan “dianggap” karena sifat berlawanan dari dua kata yang berantonim ini sangat relatif. Ada kata-kata yang mutlak berlawanan, seperti kata mati dengan kata hidup; kata siang dengan kata malam. Ada juga yang tidak mutlak seperti jauh dengan dekat; kata kaya dengan kata miskin. Seorang yang “tidak kaya” belum tentu “miskin”. Begitu juga sesuatu yang “tinggi” belum tentu “tidak rendah”.(3) Makna Denotasi dan Konotasi
a. Denotasi
Denotasi adalah kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu, sifatnya objektif (Kridalaksana 1993: 40).Sedangkan Keraf (1985: 28) berpendapat, bahwa pengertian denotasi sesuatu yang di luar bahasa itu adalah referen, konsep, atau ide tertentu. Karena itu ia memberikan batasan denotasi itu suatu makna yang menunjukkan (denote) kepada suatu referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen.
Dari uraian tersebut di atas, jelas bahwa makna denotasi merupakan makna sebenarnya, yaitu makna yang mengacu pada suatu referen tanpa ada makna lainnya; bukan makna kias atau tambahan. Denotasi merupakan suatu makna yang bersifat umum, tradisional, lugas, presedensial, sehingga tidak menimbulkan interpretasi dari pendengar atau pembaca.
b. Konotasi
Konotasi (Kridalaksana 1993: 117) adalah aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca).Soedjito (dalam Asruri 2000: 31) membagi konotasi menjadi dua golongan, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa tinggi, baik, halus, sopan, menyenangkan, sakral dan sebagainya. Sedangkan konotasi negatif yaitu konotasi yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, berbahaya dan sebagainya.
sekian terima kasih:)
materi by: WSC➡03"11"16 ⬅
👉 nurashinichi 👈
◀ WWClub ▶

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Activities WWC[Pineapple]
RandomLapak ini berisi tentang kegiatan member WWC[Pineapple] selama seleksi kedua. 1. Postingan ~ TGS (Tau Gak Sih) ~ KUP (Khusus Untuk Penulis) 2. Survey 3. Wawancara