Aku sudah memberitahu sei kun kalau aku akan ke rumahnya, walaupun tetap saja ia tak membalasnya.
Hari ini aku akan bertemu sei kun. Aku sudah tak sabar lagi.
Aku akan berangkat jam 10 pagi dan tiba jam 2 siang.
Aku bersiap siap dengan pakaian yang menurutku pantas untuk mengunjungi sei kun.
Di kereta aku tak bisa tidak berpikir tentang sei kun. Hatiku berdebar-debar mengingat aku akan seger bertemu sei kun
Aku sudah sampai di Kyoto. Rumah sei kun mengingatkan ku tentang pengakuan sei kun dulu. Saat itu adalah saat yang paling membahagiakan bagiku. Aku masih ingat setiap detilnya. Aku tak akan pernah melupakannya.
Rumah sei kun sangat megah. Kadang aku berpikir seberapa kaya kah Keluarga Akashi ini. Gerbang depannya selalu di jaga satpam. Dan juga ada cctv di beberapa tempat. Bagaimana aku tahu? Tentu saja karena aku sudah terbiasa mengamati.
Dan sampailah aku. Aku menghampiri pos satpam rumah sei kun.
"konnichiwa" aku diabaikan
"konnichiwa" ucapku sekali lagi tepat di depan muka satpamnya.
" oh, ada apa anak muda?"
"saya Kuroko Tetsuya, ingin bertemu dengan Akashi Seijurou kun"
"maaf anda siapanya tuan muda?"
"saya ke.. eh maksud saya teman nya" hampir saja aku keceplosan.
" baiklah tunggu sebentar, akan saya panggilkan maid untuk mengantarkan anda"
" hai, arigatou"
Tanpa menunggu lama seorang maid sudah berada di depanku. Ia mempersilahkan aku dan aku langsung mengikutinya ke ruang tamu Mansion ini.
"tunggu sebentar" katanya lalu pergi
Beberapa saat kemdian aku melihat seseorang berlari dari arah taman belakang dan itu adalah sei kun. Sei kun langsung memelukku dan memutar tubuh kami sehingga aku membelakangi taman tadi.
Aku membalas pelukan sei kun dan setelah bebrapa menit kami melepaskan pelukan ala teletubis ini
"Tetsuya, kenapa tidak bilang kalau mau datang? Kan aku bisa menjemputmu"
kata sei kun sambil menangkup wajahku di kedua tangannya.
"aku sudah bilang kok. Coba sei kun cek hp sei kun"
" maaf tetsuya hp ku sudah rusak sejak beberapa bulan lalu"
"kenapa sei kun tidak mengatakannya. Aku selalu menghubungi sei kun ke nomor itu tanpa henti dan tak pernah dapat balasan"
"maaf kan aku dear, tetsuya tau sendiri kalau aku sedang sibuk"
"aku tau, tapi aku sangat khawatir dan sangat merindukan sei kun"
"aku juga merindukanmu sayang, aku hanya terlalu sibuk, maafkan aku"
"sei kun dari tadi terus minta maaf. Tumben"
"jangan tertawa tetsuya, aku hanya tak mau tetsuya marah"
"mana mungkin aku marah sama sei kun"
"sungguh?"
"uhm" aku mengangguk mantap
"hehe, baguslah. Tetsuya pasti capek, mau istirahat di kamarku?"
"tidak usah sei kun, aku mau bersama sei kun saja"
"kalo begitu duduk disini sebentar yah, aku akan mengerjakan beberapa berkas dan menyuruh maid menyiapkan cemilan untuk tetsuya, baru kita bersenang-senang"
"hai, jangan lama yah sei kun"
"ya"
Sei kun lalu menaiki tangga dan menghilang di balik koridor lantai atas rumah itu.
Tak berapa lama maid datang dan memberikan cemilan serta minuman.
Aku menikmati makanan yg disajikan sambil melihat lihat rumah sei kun.
Aku selalu tertarik dengan rumah ini apalagi dengan foto seorang wanita cantik berambut dengan warna seperti punya sei kun. Itu adalah foto ibu sei kun terlahir kali sebelum ia meninggal dunia.
Aku merasa diawasi dari arah taman, saat aku berbalik, tak ada siapa disana.
Aku kembali melihat rumah sei kun.
Huh aku sudah bosan. Kenapa sei jun lama sekali.
'apa apan ini?'
lagi lagi aku merasa diawasi. Tapi kali ini aku tak langsung berbalik.
Beberapa menit kemudian aku berbalik ke arah taman. Dan kali ini aku yakin aku melihat sejumput warna coklat yg tadi tidak ada disitu. Aku yakin itu surai seseorang.
Surai itu bergerak dan hilang dari tempat itu.
Aku langsung berdiri dan berniat menghampiri taman. Aku sudah hampir tinggal beberapa langkah lagi menuju pintu taman itu saat tangan sei kun menyentuh pundakku.
"Tetsuya"
Ada apa dengan nada bicara sei kun? Apa iya khawatir?
"ya Sei kun?"
"bukankah sudah ku katakan untuk duduk di sana?"
"aku hanya penasaran sei kun"
"hanya karena itu kau melanggarku"
Kenapa sei kun jadi marah? Aku kan hanya ingin melihat taman. Ada apa dengan taman ini? Batin ku
"Maaf"
kataku pada akhirnya walaupun aku tidak yakin aku tulus mengucapkan nya
"jangan diulangi tetsuya. Aku tak ingin kau melanggar ucapanku."
"ya sei kun"
"baiklah sekarang tetsuya ingin bersenang-senang kemana?"
"terserah sei kun saja. Aku tak terlalu mengenal Kyoto"
"kalau begitu kita berangkat"
Maaf minna san -/\-
Update nya telat banget yah?
Aplikasi wattpad saya gak bisa jalan sejak lama.
Terus karena terbawa emosi jadi saya hapus.
Eh waktu mau download lagi malah gak bisa T T
Jadi saya gak bisa update.
Terus chap yg ini gimana?
Saya tau ini pendek banget.
Gomen ~
Oh iya makasih buat yg uda follow and fav cerita abal abal ini.
Akhir kata,
See ya ^^