Jane The killer part:2

82 2 0
                                    

 kulihat beberapa orang terduduk mengelilingi meja, mereka orang tuaku, orang tua Jeff, saudaranya Liu, serta teman- temanku. Dan mereka semua sudah mati. Dengan bibir mereka sobek membentuk seringai, juga dada mereka terluka merah menganga. Aromanya sugguh memuakkan, sungguh tak dapat digambarkan... tak seperti apapun yang pernah ku cium sebelumnya. Aroma ini serupa dengan aroma kematian itu sendiri. Aku mencoba berteriak, namun mulutku terbebat dan tubuhku terikat ke kursi. Aku memandang tak percaya ke sekeliling. Air mata mulai berjatuhan dari wajahku, aku tak tahan melihat pemandangan dan bau dari mayat-mayat di hadapanku. "Lihat, siapa yang udah bangun." Aku menoleh ke samping. Jeff berdiri di sana. Aku langsung menjerit namun teredam oleh bebatan di mulutku. Tau-tau Jeff sudah berada dekat sekali di sebelahku, dengan bilah pisau yang menempel ke leherku. "Sshhsstt.. ssshss, sshs, shssst. Nggak sopan meneriaki teman seperti itu," dia mulai menggoreskan pisaunya ke permukaan wajahku. Yang meninggalkan garis transparan membentuk pola senyum menyeringai mulai dari ujung bibir sampai ke pipiku. Tubuhku bergetar hebat saat dia melakukannya. Ketika aku memalingkan wajah, dia langsung menjambak rambutku dan memaksakan wajahku menghadap ke arah pemandangan di seberang meja. "Duh, duh, jangan kurang ajar, kau menghina semua tamu undangan dengan tidak mau memandang wajah cantik mereka." Aku terpaksa kembali melihat, mengamati setiap ukiran senyuman di wajah-wajah mereka, bahkan ada beberapa yang luka tusukan di dadanya masih mengalirkan darah segar. Air mata panas kembali membanjiri wajahku, hingga aku menangis sesenggukan. "Oww, ada apa?" Jeff mengiba. "Kamu sedih karena nggak terlihat secantik mereka?" Aku memelototinya, mencoba mencerna apa yang dia katakan. Namun aku tak tahan melihat wajah Jeff, akupun membuang muka ke arah meja. "Jangan iri, aku juga akan membuatmu tampak cantik. Bagaimana?" dia mengiris bebatan yang mengganjal mulutku dengan pisaunya. Aku meludahkan potongan bebatan itu, kemudian menoleh untuk memandang lurus kedua mata Jeff, berusaha untuk mempertahankan tatapannya. Dia memiringkan kepala ke samping dan menatap balik padaku. Aku memejamkan mata lalu berpaling muka. Dengan suara kelam aku berkata, "Mati saja kau," kemudian aku kembali menatap lurus padanya, "Dasar Joker gadungan!" Dia tertawa terbahak-bahak di depan wajahku, membuat tampangnya jadi lebih memuakkan dari pada saat dia hanya tersenyum. "Aku nggak menyangka kalau kamu bisa selucu ini." Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku tak sudi dan membuang muka, aku dapat merasakan panas nafasnya terhembus di kulitku. "Sesama teman harus saling tolong menolong kan? Nah, karena itu aku akan melakukan sesuatu untukmu." Dia melepaskan jambakannya dari rambutku. Ketika aku menoleh, kulihat dia berjalan keluar dari ruangan. Aku menengok sekali lagi ke seberang meja, meresapi pemandangan itu. Air mataku mulai menitik lagi saat teringat akan kenangan tentang keluargaku serta teman-temanku yang baru beberapa jam lalu masih hidup. Aku masih tersedu sedan saat Jeff kembali. "Jangan nangis," katanya, "Semua akan segera berakhir." Aku menoleh dan kulihat barang bawaanya, sejerigen pelumas dan sekaleng bensin. Mataku mendelik ke arah jeff. "Aku nggak punya alkohol, jadi inilah yang akan kulakukan." Dia menyiramkan pelumas dan bensin ke sekujur tubuhku. "Sebaiknya kita bergegas Jane. Soalnya aku udah nelpon pemadam kebakaran." Kemudian dia mengeluarkan pemantik api. Menyalakannya. Lalau dilemparnya pemantik itu ke arahku. Segera saja setelah percikan api menyentuhku, api langsung berkobar melalap tubuhku. Aku menjerit sekeras-kerasnya. Rasa sakit itu sungguh tak tertahankan. Aku dapat merasakan dagingku meleleh, hawa panas menyelubungi setiap pori-pori kulitku. Aliran darah dalam pembuluhku mulai mendidih, tulang- tulangku berkeretak dan menguapkan bau hangus. Sesaat sebelum aku roboh, aku mendengar suara tawa Jeff, "Sampai jumpa lagi, kawan! Ku harap kau jadi secantik aku! AHA HA HA HA!" Lalu semuanya gelap. ****************************** *********

Creepypasta:The Story Of Jane The KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang