Bagian 7

13 0 0
                                    

Terdengar dari kejauhan teriakan dari rudi yang sangat senang karena hari ini dia mendapatkan banyak kayu bakar dan membawa pulang banyak ikan hasil dari pancinga nya, rasah lelah yang ia rasakan sepertinya terbayar sudah dengan semua ikan dan kayu yang ia kumpulkan hari ini
" asalamualikum bu!! Ibu aku pulang, ibu? Ibu dimana?"
Tidak ada jawaban dari sang ibu, rudi mulai kebingungan karena dia tau hari ini ibunya sedang libur berkerja.
"Ibu? Ibu dimana" rudi begitu panik hingga akhirnya berteriak- teriak memanggil nama sang ibu.
Setelah ia mencari di setiap kamar atau ruang yang ada di rumah itu tetap sang ibu tidak bisah di temukan.
"Mungkin ibu sedang jalan-jalan? Kalau seperti itu aku mandi dulu selagi menunggu ibu pulang "
Karena rudi tidak menemukan ibunya akhirnya ia memutuskan untuk mandi dan segera membersihkan dirinya.
Tetapi saat rudi ingin masuk kedalam kamar mandi terlihat sosok sang ibu yang terletak pingsan tepat di depan kamar mandi .
"Ibu, Ibu kenapa? Bangunlah bu kumohon "
Rudi segera merangkul sang ibu dan terus mengelus rambutnya agar ibu nya akan segera sadar.
Usaha-Usaha rudi untuk membuat sang ibu sadar ternyata sia-sia tetap saja sang ibu tidak sadarkan diri dengan wajah yang begitu pucat dan bibir yang kering.
"Ibu wajah ibu pucat, badan ibu sangat panas panas bu!!
Ayo bu kita ke kamar"
Rudi menggendong sang ibu untuk segera masuk ke kamar dan bersamaan dengan itu air matanya berlinang membasahi pipinya.
"Uuggh!!" Rudi menghela nafas panjang dan rebehkan sang ibu di ranjang yang hanya beralaskan sebuah tikar.
Mata yang tadinya terpejam kini akhirnya terbuka
"Hey rudi kau sudah pulang nak!! Biar ibu siapkan makan dulu ya"
"Tidak usah bu, ibu istrahat saja dulu biar hari ini aku yang akan memasak, tunggu sebentar ya bu"
rudi langsung berlari menuju dapur untuk mengambil segelas air hangat untuk sang ibu minum
"Minumlah bu"
"Terimakasih sayang " sang ibu meminum air hangat yang di bawakan oleh rudi tadi.
"Ibu aku pergi memasak dulu ya bu "
Rudi mencium kening sang ibu dan pergi meninggalkan ibunya untuk memasak makanan di dapur..
30menit berlalu rudi masih duduk di depan tungku api dan terus menjaga api agar tidak padam.
asap,panas,debu yang dia rasakan saat itu bahkan ia tidak memperdulikan itu semua karena dia tau apapun yang ia rasakan saat ini pasti selalu dirasakan oleh ibunya setiap harinya.
Tak lama waktu berlalu rudi akhirnya selesai memasak makanan untuk di makan oleh sang ibu tercinta..
"Tok! Tok! Asalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Rudi membuka pintu kamar sang ibu sambil memegang sepiring bubur
"Ibu makanlah, aku membuatkan ini spesial untuk ibu"
"Hehe terimakasih anak ku"
Rudi duduk di samping sang ibu dan segera menyuapi ibunya untuk makan dan minum.
Makanan itupun di habiskan oleh sang ibu, rudi begitu senang melihat ibunya begitu menyukai masakan nya walaupun hanya bubur
"terimakasih sudah menyuapi ibu ya, apa kau sudah makan sayang "
"Iyaa bu alhamdulilah aku barusan makan, ibu istirahat saja dulu aku harus membersikan piring sisa aku memasak tadi"
"Iya sayang"
Rudi keluar kamar sang ibu dengan perut yang sangat lapar, rudi sengaja mengakatakan pada ibunya bahwa ia sudah makan karena ia tidak ingin membuat ibunya khuwatir.
Sisah persedian beras mereka tinggal sedikit hanya cukup untuk makan satu orang saja, rudi akhirnya memutuskan untuk membuat bubur untuk sang ibu, ia rela menahan lapar asalkan sang ibu kembalih sehat seperti dulu

Untuk Dirimu IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang