Bagian I

21 0 0
                                    

Senja pagi yang dingin membuat setiap hewan yang ada disekitar ikut senang, terdengar siulan para burung merdu yang sedang bernyanyi dan para ayam coba membangunkan para warga yang sedang terlarut dalam mimpinya masing-masing tetapi disudut desa terdengar suara seorang anak yang baru berusia remaja sedang memotong ranting-ranting pohon untuk di bawa pulang dan di jadikan kayu bakar.

Disaat semua orang sedang menikmati indahnya pagi, anak itu harus berusaha mengumpulkan kayu untuk dipakai memasak oleh ibunya
Tidak ada rasah marah atau malas yang nampak pada anak itu tetapi yang ada hanyalah senyum yang begitu indah terpancar di wajah lugu anak itu. Keringat terus jatuh membasih seluruh tubuh anak itu tetapi dia tetap saja mengangkat dan memotong semua kayu-kayu yang berserakan dibawah.

Setelah sekitar satu setengah jam lamanya akhirnya kayu berhasil di kumpulkan dan anak itu langsung bergegas pulang untuk mengantarkan kayu itu pada ibunya..
Tanpa istrahat sama sekali dia mengangkat tumpukan kayu itu dan langsung meletakan tumpukan itu di bahunya.
Sungguh pemandangan yang begitu mengharukan setiap mata yang melihat pasti akan melelekan air mata.

Begitu jauh jarak yang akan di tempuh untuk ke rumah anak itu sekitar 1-2 kilo, keringat terus berjatuhan tetapi tidak ada rasah prustasi yang di gambarkan oleh anak itu..
Naik dan turun gunung sambil memikul beban yang beratnya hampir sama dengan berat orang dewasa bukanlah persoalan yang muda tetapi anak itu terus melajutkan perjalanan walau kaki dan tangan rasanya ingin berhenti bergerak.

Tak terasa setelah perjalanan yang jauh anak itu akhirnya sampai di pemukiman para warga.

"Hey rudi selamat pagi"
Sapa salah seorang warga yang sedang menyapu dihalaman rumahnya.
Rudi hartono/Rudi adalah sebutan atau nama dari anak yang hebat itu
"Selamat pagi juga" ucap rudi sembari tersenyum manis pada orang itu.

Orang itu hanya bisah terdiam kaku melihat seorang rudi yang begitu hebat walau dalam keadaan seperti itu dia masih bisah tersenyum manis.

Untuk Dirimu IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang