☕ - Yes or no?

64 6 0
                                    

MAAFKAN typo yang bersebaran dimana-mana.

''HAPPY READING''

[☕]

Rita mulai bosan di rumah sendirian. Setelah Rita pulang sekolah bi Minah pulang kampung karena anak nya mau menikah.

Kali ini Dewi fortuna berpihak ke Rita, karena sore ini ia tidak meratapi nasibnya di kamar sambil tiduran.

Bunda Ika : Ta, datang ke cafe kayak biasanya ya. Bunda tunggu jam 4

Tata : Okay bun.

"Mantap deh, gak jadi di rumah sendirian." Kata Rita berkekeh kecil berjalan menuju kamar mandi.

Rita bersiap-siap tidak sabar ketemu bunda. Apa yang ingin dibicarakan bunda? Biasanya kalo bunda mau bicara gak pernah SMS, mungkin bunda sibuk, jangan negative thinking ta. Rita bergumam sambil berjalan keluar kamar dan mengunci seluruh pintu rumah.

Mobil taksi pesanan Rita datang. Walaupun jam masih menunjukkan pukul tiga sore. Rita memilih jam tiga karena pasti nanti bakal ketemu yang nama nya macet.

Karena jarak nya yang begitu jauh dengan rumah Rita, itu juga bisa dijadikan alasan Rita.

[☕]


Ika memandangi jam tangan yang terdapat di pergelangan tangan nya. Angka jam sudah menunjuk empat, tapi Rita belum datang-datang.

Ika memutuskan untuk memanggil waiter cafe.

"Cappuccino coffee dua. Tambah french fries dua juga mbak. Sudah itu saja."

"Okay, pesanan akan datang."
Kata waiter berjalan berlalu meninggalkan Ika.

Terlihat seorang cewek remaja sedang membuka pintu kaca Cafe.

Ika segera bangkit dari tempat duduk lalu merangkul Rita berserta cipika cipiki khas milik Ika.

"Dah pesen makan plus minum, bun?"

"Udah kok ta."

"Bunda mau bicara apa? Kok dari kemarin bunda banyak cerita sama Tata. Eh, bukannya Tata gak mau ngedengerin cerita bunda. Tapi, kayak aneh gitu. Kenapa bunda?"

"Anak bunda mau pindah ke sini, kangen berat sama Bunda. Hati bunda bahagia sekali. Nanti bunda juga mau menyekolahkan anak Bunda sama kayak Tata."
Kata Ika terkekeh kecil.

"Beneran bun? Tata gak sabar banget deh, bakal punya teman baru cowok lagi." Ucap Rita membayangkan betapa gantengnya anak Bunda Ika.

"Cie gak sabaran,"

"Ihh,, apaan sih bun," ucap Rita dengan menunduk malu.

Ngapain juga gue malu, ah pasti gue blushing deh. Isshh semoga bunda gak lihat deh. Rita bergumam dalam hati.

"Ta, sekarang dah punya pacar?"

"Eh, kemarin kan Tata baru bilang. Kenapa bun?"

"Itu kan kemarin ta. Bunda tanya sekarang,sayang"

"Hehehe, belum kok bun. Ya gitu deh, bunda tau kan alasan Tata?"

Alasan Rita tidak mau pacaran sewaktu SMA adalah Rita tidak mau masa-masa SMA penuh dengan kesedihan karena cuma satu makhluk sejenis cowok yang membuat Rita sakit hati. (Jleb, anggap aja bunyi nya kayak gitu). Walaupun masa masa SMA kebanyakan adalah masa paling indah yang dirasakan setiap manusia, tetapi Rita tetap saja teguh pendirian dengan alasan nya tersebut.

"Coba aja ta, sekali kali masuk dalam dunia percintaan." Ika terkekeh dengan perkataannya

"Ish apaan sih bun. Tata takut aja. Kalo tiba tiba jadi musuh?" Tanya Rita sambil mencomot Kentang goreng.

"Melewati dan menjalankan cinta itu harus dicoba, walaupun resiko nya sangat besar dengan penuh tanggung jawab ta," ucap Ika dengan santainya

"Entah kenapa hati Tata merasa belum siap aja bun, terima resiko dan tanggung jawab."

"Bunda harap Tata tertarik ya sama cowok, masa-masa SMA harus dikenang masa paling indah" Rita merasa Ika seperti mengejeknya tidak normal, ya ada makna tersirat dengan ucapan Ika.

[☕]

Rita masih memikirkan hal yang diucapkan Ika di Cafe saat langit senja itu. Walaupun itu sudah satu minggu yang lalu.Rita awalnya tidak tertarik dengan ucapan Ika. Toh, dia juga belum pernah merasakannya. Rita berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba hal tersebut, tetapi kepada siapa? Rita terus bertanya ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam.

Nanti juga bakal sendiri, gak perlu repot-repot nyari. Eh, emangnya gue nyari nyari kucing yang hilang apa? semudah itu dengan menempelkan poster di tiang listrik atau tembok-tembok rumah tetangga atau apalah -apalah. Enggak ta, bahkan lebih susah, batin Rita bertanya dan menjawabnya sendiri.

"Kenapa Rita gak minta cara sama bang Rizal aja ya? tapi kok gue takut dihina atau bahkan dicela sama abang gue sendiri. Enggak ta, positive thinking. Tapi nanti aja deh gue bilangnya kalo abang Rizal udah pulang." Rita terus menerus bertanya pada dirinya sendiri

"Mending gue ngerjain PR dulu deh dari pada besok diamuk sama Bu Ana --guru bahasa inggris--"

Rita selesai mengerjakan PR bahasa Inggris nya, ia mulai merasa bosan dengan keadaan rumah nya yang sepi begitu juga hatinya sepi.

Entah kenapa, firasat Rita begitu tidak baik. Rita bingung, jika ia merasakan hal yang tidak baik pasti hal itu akan terjadi di sekitarnya. Bulu kuduknya berdiri ia juga takut akan terjadi sesuatu yang menyeramkan, tentunya sesuatu yang tidak diinginkan semua orang terjadi.

"Ish, kok gue jadi gini ya? au ah gelap, mending gue mikir apa yang harus gue ucapin ke bang Rizal. Tuhan bantu Rita."

Rita mulai berpikir, semuanya berasa tidak meyakinkan alias labil tentang perasaan dan pertanyaan ini. Bagaimanapun juga Rita juga harus mencobanya.

Rita mendengar suara mesin mobil yang halus terpakir di garasi rumahnya. Ia yakin itu pasti bang Rizal. Lalu ia berjalan gontai menuju pintu utama rumah yang megah nan besar tersebut,

"Biar Rita aja yang buka pintunya bi," pesan Rita kepada bi Minah. Walaupun langit gelap bi Minah setia menunggu kedatangan Rizal yang sekarang menjadi majikannya sebelum orng tua Rita dan Rizal.

"Iya non, kalau begitu bibi kembali ke dapur menyiapkan makan malam."

Dijawab anggukan Rita sebagai balasan 'ya'

Rita membuka pintu rumahnya.

"Hai bang Rizal" sapa Rita sambil menarik sudut bibirnya yang menimbulkan senyum manis dan lesung pipi yang terdapat di sebelah kanan dan kiri pipi Rita.

"Hai juga adek abang yang paling manis dan bawel."

"Bang Rizal apa-apaan sih, Rita itu gak bawel, padahal Rita 'kan cuma nyapa abang doang." Rita mendengus sebal terhadap kakaknya

"Ah bawel, mending gue masuk terus makan malam. Malah dibiarin adek gue di depan pintu gak disuruh masuk." kata Rizal dengan gaya mengusap ujung rambut dan sok cool.

"Sini-sini masuk abang gue yang sok cool." kata Rita menanggapi ucapan dan gaya Rizal.

Lalu Rita memiringkan badannya . Rizal langsung masuk menuju dapur.

"Bang, jangan lupa cuci tangan dulu!" Perintah Rita.

Rita kembali dilanda kelabilan bertanya.

Yes or no?I say to my brother? I'm so confused God, batin Rita

[☕]

maaf kalo gak nyambung dan gak jelas

Kalo ada typo ingatin :v

Makasih

-Bilvana-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He is My ArdanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang