Find it: When it start? part 4

341 13 0
                                    

Nara POV

"Kau ..." Pekikku setelah melihat orang yang menarikku yang ternyata adalah Luhan.

"Ya ini aku. Apa yang Changmin lakukan padamu tadi Nara ? Aku takut Changmin akan melukaimu karena sejauh yang aku tau Changmin tidak akan segan-segan untuk menghabisi orang yang membuatnya tidak senang." Tanya Luhan sambil meneliti setiap inchi tubuhku yang membuatku tersenyum.

Diam-diam ku ayunkan kedua tanganku menyentuh pipi halus Luhan dan memfokuskannya untuk menatapku.

"Tenanglah Changmin tidak akan mungkin membunuhku Luhan." Ucapku seraya mengecup bibirnya sekilas, entah kenapa rasanya aku sangat merindukan sentuhan Luhan kali ini.

"Ku harap begitu." Sahutnya  sambil menarik pinggulku agar semakin mendekat padanya.

"Bagaimana kau bisa mengenal Changmin ?" Tanyaku lagi sambil mengalihkan(?) Tanganku dari pipinya ke lehernya.

"Kami teman dulu saat masih di pendidikan dasar." Jawabnya ringan sambil mulai menciumi leherku.

"Benarkah ? Setauku Changmin tidak terlalu banyak punya teman." Tanyaku lagi-lagi, sambil menahan agar suara desahan sialan itu tidak keluar dari mulutku karena ulah Luhan.

"Kami tidak dekat, hanya saja aku sekelas dengannya. Setauku Changmin memang tidak terlalu banyak memiliki teman dekat, mungkin karena sifatnya yang terlalu tertutup dan pendiam. Kau sendiri apa hubunganmu dengan Changmin ?" Tanyanya balik lalu kembali menenggelamkan kepalanya dileherku.

"Dia kakakku yang pernah aku ceritakan padamu. Ahh ... " Jawabku rancu, sambil menahan suara sialan itu yang akhirnya lolos dari mulutku.

"Bermalamlah disini malam ini Nara." Kata Luhan disela-sela aktivitasnya mengecupi sekitar leherku, yang sukses membuatku tersadar bahwa aku tidak tau dimana tempatku berada saat ini.

"Memangnya ini dimana ?" Tanyaku sambil melihat sekeliling yang sukses membuat Luhan menghentikan aktivitasnya.

"Ini dirumahku Nara." Bisik Luhan sambil kembali meneruskan aktivitasnya yang tertunda.

Aku mengamati sekeliling ruangan tempat aku berada."Apa kau Orcus Luhan ?" Tanyaku spontas setelah mengamati sekeliling ruangan yang tampak begitu mewah disetiap sudut ruangan. Tidak ada jawaban dari Luhan, kemudian baru bersuara setelah terdiam beberapa saat. "Orang tuaku yang Orcus." Ujarnya singkat.

Pantas saja, Luhan mempunyai rumah semewah ini karena setauku hanya anggota Orcus yang bisa mempunyai bangunan besar nan mewah layaknya istana ini. Walaupun klan Xena juga merupakan kaum bangsawan bangsa ceres tapi mereka tidak bisa untuk menyamai barang atau bangunan mewah milik para petinggi Orcus.

"Apa tidak apa-apa kalau aku menginap ? Bagaimana dengan orang tuamu, apa tidak akan ada masalah kalau kau membawa orang asing kerumahmu ? Apa ti ... " Belum sempat aku meneruskan Luhan sudah memotong ucapanku.

Luhan POV

"Apa tidak apa-apa kalau aku menginap ? Bagaimana dengan orang tuamu, apa tidak akan ada masalah kalau kau membawa orang asing kerumahmu ? Apa ti ... " Kutempelkan jari telunjukku ke bibir Nara, memotong ucapannya sebelum gadis ini mengeluarkan banyak pertanyaan yang membuatku tuli mendengarnya.

"Sstt tidak akan ada masalah apapun. Jadi tenanglah" kataku sambil menelusuri wajah cantik Nara dengan jariku.

Tak tahan melihat bibir merah Nara membuatku menempelkan bibirku disana. Cukup lama aku menempelkan bibirku, menikmati setiap sudut permukaan bibirnya. Perlahan mulai ku lumat pelan bibirnya, menjelajah setiap inchi rongga mulutnya.

Find it : when it start?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang