[3] Misterious Gift (IM)

321 47 3
                                    


"Karena aku menyukai mu."

Huh? Apa yang dikatakan Changkyun? Dia mengatakan jika dia menyukai ku? Apa aku salah dengar?

"Jangan bercanda Changkyun."

"Siapa yang bercanda Naera. Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Jadi.. selama ini.."

"Ya. Itu aku."

"Bagaimana bisa?"

"Apa kau lupa jika aku teman sebangku mu? Of course aku tahu segalanya tentang mu. Hingga chat mu dengan Jinwoo anak kelas sebelah pun aku tahu."

Aku membulatkan mata ku. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa anak ini mengetahui diriku? Bagaimana bisa dia tahu segala nya?

"Aku masih tidak percaya semua ini Changkyun. Katakan jika aku bermimpi."

"Naera.. kau tidak bermimpi." Changkyun mencoba menggenggam tangan ku, tapi langsung ku tempis saat itu juga.

"Nae-"

"Changkyun! Biarkan aku berpikir." Setelah itu aku pergi dari sana. Sungguh, detak jantung berjalan tidak normal. Bukan, bukan karena aku gugup, tapi seperti ada yang mencubit hati ku.

Kaki ku masih terus ku langkah kan untuk menjauh. Menempis semua kenyataan yang masih berputar di otakku. Aku benar-benar tidak percaya semua ini.

Aku hanya ingin segera sampai rumah. Menutup pintu dan bersembunyi di balik selimut tebal ku. Aku ingin memikirkan semua nya. Dan pemikiran ku hanya tertuju pada note itu. Aku bangkit dan menuju meja belajarku. Ada berpuluh-puluh note yang bersarang di buku kecil ku. Membacanya lagi dan memahami semua nya.

Namun mengingat semua kilas balik yang dia lakukan padaku membuat hati ku menghangat. Entah kenapa aku nyaman dengan perlakuannya ini. Dia seperti memperhatikan ku, melindungiku dan membuat ku nyaman. Meskipun semua itu hanya melewati sebuah benda.

Aku merasakan bahwa dia tulus melakukan itu. Dia mungkin memiliki alasan mengapa melakukan semua itu dengan sembunyi. Sungguh bodoh kau Naera! Kenapa egois mu yang kau ajukan??

Mungkin meminta maaf dan mengajak nya ngobrol akan membuatku lebih terbuka. Memberikan kesempatan padanya untuk mengekspresikan isi hatinya.

Ya.. mungkin aku harus melakukan itu.

.

.

Pagi ini tidak seperti biasanya. Halaman depan tidak di penuhi yeoja-yeoja cerewet yang selalu menunggu kedatangan Changkyun. Hanya lalu lalang siswa biasa yang akan mengikuti pelajaran hari ini.

Ku langkah kan kaki ku menuju kelas. Mendudukkan diri di bangku ku seperti biasa. Entah kenapa kelas tidak seperti biasanya. Namun kualihkan pikiran ku. Menutuptelinga ku dengan headphone dan membaca buku novel ku.

Tak lama banyak suara beriski di kelas. Ternyata guru ku jam pertama sudah datang.  Kulepas headphone ku dan mulai memfokuskan pikiran ku ke papan tulis. Tapi ada yang aneh, bangku sebelah ku kosong. Changkyun tidak datang. Kemana anak itu? Apa dia sakit?

Ah mungkin dia benar-benar sakit.

Aku kembali memfokuskan pikiran ku pada papan tulis. Mencoba menghilangkan semua kekhawatiran ku tentang Changkyun. Aku tahu dia baik-baik saja. Ya.. dia pasti baik-baik saja.

Setelah bel berbunyi kulangkahkan kaki ku menuju loker. Mengambil buku ku untuk ku baca. Mungkin membaca buku di taman aku mengalihkan perhatian ku dari Changkyun.

Saat ku buka loker ku, ada sebuah bingkisan. Ini dari dia. Dengan cepat aku membukanya. Bingkisan itu berisi sebuah roti dan susu. Tapi kenapa dia tidak masuk?

Makanlah.

Entah mengapa ini membuat ku kecewa. Tulisan tangannya terlihat sangat dingin. Aku tahu dia pasti kecewa akan perlakuan ku kemarin. Ku ambil roti dan susu serta buku ku. Ku langkahkan kaki ku menuju lapangan indoor.

Jujur aku merindukannya. Tapi perbuatan ku kemarin mungkin membuatnya kecewa. Bukannya aku tidak ingin. Namun aku butuh berpikir.

Awalnya aku sangat dingin terhadapnya. Tapi sekarang setelah perlakuan ini, aku berpikir lagi. Dia menyayangi ku. Apa salahnya aku membalas itu?

Lapangan indoor sangat sepi. Meskipun ini jam istirahat, lapangan ini jarang di pakai untuk bersenang-senang. Siswa laki-laki selalu memakai lapangan di luar sana.

Aku duduk di podium, mulai memakan roti pemberiannya tadi. Meskipun mata ku terfokus pada buku ku tapi pikiran ku melayang kemana.

Aku memikirkannya. Kemana dia hari ini? Apa benar dia sakit? Apa dia kecewa padaku?

Tap! Tap! Tap!

Suara bola basket yang di dribble mengagetkan ku. Seseorang masuk dalam lapangan indoor ini. Orang itu bermain dengan bolanya. Mendribble sebentar lalu memasukkannya dalam ring. Itu Changkyun.

"Changkyun!" Dengan cepat aku melangkahkan kaki ku turun dari podium. Menghampirinya. Tapi dia berjalan menjauh. Kaki ku semakin ku perintahkan untuk berlari lebih cepat lagi. Hingga saat dekat dengan nya ku peluk punggung tegap itu.

Aku menangis. Menangis dalam diam di balik punggungnya. Menumpahkan asa bersalah ku tentang kejadian kemarin.

"Maaf.. maafkan aku." Dia terdiam. Namun tubuhnya berbalik memghadapku dan tangannya menangkup kedua pipi ku. Aku masih terisak dan dia menatap ku.

"Its okay. Kenapa kau menangis,hm?"

"Kenapa kau lari? Kenapa kau tidak masuk kelas tadi? Kau marah? Maafkan aku. Aku tahu aku membuatmu kecewa. Tapi aku sadar aku telah mengecewakan seseorang yang menyayangiku."

"Sshh... tenanglah." Changkyun memelukku dan aku memeluknya dengan erat. "Aku pikir kau masih membutuhkan waktu untuk berpikir. Maka dari itu aku menjauh. Aku takut kau akan membenciku."

"Saranghaee.."

"Nado saranghae, Naera."

.

.

.
END!

Akhirnyaaa~
Ini oneshoot kelarrr…

Hampir satu bulan terbengkalai..

Well, semoga suka sama ceritanya..

Jangan lupa vote dan comment okaaay..

kenz.

MONSTA X Imagine [ONESHOOT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang