:: Author POV ::
"Hiks.. Kak Rez.. It's Sick.." ringis seorang perempuan yang masih berumur 6 tahun di sela sela tangisannya.
Dengan segera, anak yang di panggil 'Kak Rez' itu menghampirinya dan dengan segera menggendong si anak perempuan tadi.
"Kamu kenapa??" tanya seorang anak laki laki yang disebut 'kak Rez' dan segera mendudukan si perepuan di kursi taman rumahnya.
"Hikss.. Aku jatuh..hiks.." air mata si perempuan jatuh membasahi kaos hitam yang dipakai si anak lelaki berusia 8 tahun.
Melihat tangisannya semakin kencang, dia pun berjongkok di hadapan si anak perempuan itu.
"Jangan nangis, Glory. Princess gak boleh nangis, nanti Rezdin sedih.. Mau Rezdin obati??" tawar si anak lelaki
Ya, mereka berdua adalah Rezdin dan Glory saat mereka berdua masih kecil..
"Mau!" seru Glory kecil sambil tersenyum di sela sela tangisannya
Rezdin kecil tersenyum.."Okay.. But, Don't cry.." sahut Rezdin kecil
Rezdin menaikan dress selutut Glory sedikit agar ia bisa melihat luka di lutut Glory kecil.
Terlihatlah luka yang merah dan sedikit mengeluarkan darah.
Rezdin pun menyentuh lutut Glory dengan lembut.
"Sakit.." ringis Glory saat lutut nya disentuh oleh Rezdin
"Hanya sebentar.." gumam Rezdin menenangkan
Sinar hijau keluar dari telapak tangan Rezdin dan sedikit demi sedikit luka merah yang terdapat di lutut Glory kecil menghilang.
"Sembuh.." seru Rezdin sambil tersenyum menatap mata Glory kecil
"Thank You.." ujar Glory sambil tersenyum
"Your welcome my Princess.." sahut Rezdin
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Mate (MOVE TO DREAME)
Hombres LoboGlory, mengharapkan kehidupannya normal seperti orang biasa. Sayangnya, hal itu tidak terjadi padanya. Kehidupannya sangat penuh dengan hal yang tidak masuk akal. "Ohh god. Aku hanya ingin hidup normal. Tapi sepertinya tuhan tidak mengizinkan itu."...