BAGIAN 2

220 4 0
                                    

"Selamat pagi sayang," Mischa yang melihat putri kesayangannya baru turun pagi itu memeluknya,

"Kenapa kamu?, kok matanya tembem-tembem gitu kaya pipi..??" Mischa menangkup wajah Dinda, Dinda menggeleng dan melepaskan tangan mamanya perlahan, tersenyum di paksakan, Mischa menatapnya dengan heran,

Dia melangkah melewati mamanya tanpa suara menuju meja makan, dan duduk di salah satu kursi,

"Kenapa lo? Kaya abis di gebukin tu muka" Venus memperhatikan wajah Dinda yang baru duduk di sampingnya

"Iya iihh lo kaya Zombie..ngaca coba!!" Dirga ikut mengomentari penampilan Dinda

Dinda hanya memandang mereka satu persatu, kepalanya pening, tapi tidak dipedulikannya, Mischa datang dan duduk di sebelah Dinda

"Ma.. Dinda ga mau di jodohin.." ucap Dinda tiba-tiba membuat semua mata di meja makan Menatapnya, Venus dan Dirga terkikik setelah menyadari apa yang terjadi dengan adiknya

"Dinda sayang, kamu ga di jodohin.." Mischa mengusap rambut Dinda

"Terus ta'aruf itu apa.. Sama aja kan artinya??" Dinda bergetar dan kembali terisak

"Di jodohin itu artinya dari dulu kalian mama satukan, dan di persilakan menjalin hubungan dulu, ya seolah pacaran, untuk mengenal satu sama lain, Ta'aruf itu kalian langsung nikah.. Saling mengenalnya setelah nikah gtu sayang.." Mischa panjang lebar menjelaskan, Venus dan Dirga terus saja terkikik mendengarkan pembicaraan mama dan adiknya itu, hingga Dinda merengut dan berkomat kamit, melotot ke arah mereka bergantian

"Iihhh.. Takut ah gue.. Nanti dimakan zombie..!!" Dirga mengambil potongan roti yang sudah disediakan Mischa dan sekotak susu, mencium pipi Mischa cepat dan berlari keluar menjinjing tas nya, sambil tertawa, Mischa menggeleng-geleng melihat kelakuan Dirga,

"Awan ya ma?" Venus menahan tawa gelinya dan merasa ingin ikut dalam pembicaraan dua orang yang di sayanginya, Mischa mengangguk tersenyum

"Kakak kenal Awan?" Dinda mengusap air matanya dan menatap Venus,

"Kenal lah.. Kan dia magang di kafe kita.."

"Tuh.. Tanya-tanya sama Venus gimana Awan..!" Wisnu yang baru sampai meja makan menyambungkan penjelasan Mischa

"Dia ganteng, wangi,Tapi tetep lebih wangi dan lebih  ganteng  gue Hehe" Venus menaik turunkan alisnya dan menerusan memakan roti nya perlahan,

Dinda menatap Venus dengan kesal

"Kalo lo mau.. Lo ikut gue ke kafe.. Ntar gue kenalin.." kata Venus setelah potongan roti berikutnya dia comot,

"Ga perlu, dan ga mau.. Ga berminat, kalo menurut kakak dia ganteng, sok aja buat kakak" Dinda nyerocos sewot

"Heyy... Masa gue mau main pedang-pedangan.. Gue normal sayang..." Venus mengedipkan sebelah matanya ke Dinda "yakin ga mau??" tanyanya kemudian

Dinda berdiri dari duduknya
"Ga mau.. Kalo kalian suka kenapa ga kalian aja yang ta'aruf sama Awan..!!" pekik Dinda hendak berlari menuju kamarnya Mischa menahannya sesaat

"Sarapan dulu sayang..!!!," pinta nya

"Ga mau mah Dinda ga laper" ucap Dinda mendelik sesaat ke papa nya yang tersenyum cerah, lalu berjalan cepat menuju kamarnya

Wisnu geleng-geleng melihat tingkah anak gadis semata wayangnya, Mischa menaruh sepotong roti ke piring di depan suaminya,

"Dinda bener-bener ga mau pa.. Apa bisa di paksa kalo gitu" Venus meneguk susunya sesaat

"Bisa.. Venus.. Percayalah.. Dinda akan suka pada Awan.." Wisnu tersenyum licik di iringi tawa ringan Mischa

"Pantas kalian berjodoh, sama-sama curang" Venus mencibirkan bibirnya, mencium pipi kedua orang tuanya, mengambil tas slempang dan menyampirkan di pundak

A Kiss To Say You Are SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang