waktu pukul 09.00, waktu yang pas untuk keluar dari kampusku ini. Semua pelajaran sebelum istirahat telah usai. Hanya tinggal pelajaran seni yang sangat membosankan untuk aku jalani.
Saat aku mulai berjalan melewati parkiran mobil, tiba-tiba seseorang bernama Syafry ini pun berhasil menghentikan langkahan kakiku."Hei Ra! Lo gamau bareng gue?? Gue mau ke kedai ice cream." Ajaknya kepadaku.
Syafry ini adalah temen sekaligus sepupu aku yang juga tetangga dekat. So, dia deket banget sama aku kalau lagi di kampus. Dia juga sering sekali menawarkan untuk mengantar jemput ku.
"Nggak deh. Aku capek. Mau langsung pulang aja." Tolakku secara halus dan bijaksana.
Eakk.(dibuang)
"Set dah lu. Bisa aja nolak cowo tampan kek gue. Lagian lo ngapain sih disini?? Berdiri sendirian di parkiran. Lu mau jadi tukang parkir??." Ocehnya yang disambut oleh teriakan ganas dari Salsa.
"ARAAAAA.... OMAIGATTT." Oke. Aku sangat-sangat berterimah kasih kepada anak orang satu ini.
"Eh. Apaan??." Jawabku santai.
"Tadi gue liat Kevin mau lewat sini bego. Lo harus sembunyi. Cepetan deeh." Aku mengkerutkan dahi dari perkataannya yang tidak ku mengerti.
"Udahhh. Lo sembunyi aja. Cepetttt." Katanya sekaligus mendorong badanku untuk bersembunyi dibalik mobil hitam besar.
"Kenapa sih lo sembunyiin Ara segala." Samar-samar aku dengar perkataan antara Syafry dan Salsa.
"Aduhh entar aja deh gue jelasin. Sekarang lo coba buat manis sama si Kevin." Kata Salsa kepada Syafry.
"Ogah ah." Jawab Syafry malas.
"Haduh Syafry, Ayolaaa. Lagian diakan juga temen seangkatan lo." Paksa Salsa yang akhirnya juga dituruti oleh Syafry.
"Eh Vin. Mau cabut lo??." Tanya Syafry kepada Kevin.
Andai kalian tau. Sekarang jantungku seperti ingin berhenti untuk berdetak membiarkan aku mati disini.
Tapi untung jantungnya gak berhenti.
"Iyalah. Lo sendiri??." Samar-samar aku sangat mendengarkan perkataan Kevin dengan Syafry dan juga Salsa. Karena tempat persembunyianku pun tidak jauh dari mereka berdiri.
"Iyanih. Gue nunggu sepupu gue dulu. Kencing tadi wkwkwk." Dan inilah yang membuat jantungku kembali berdetak. Aku benci Syafry.
"Wkwkkw. Oke deh kalo gitu. Gue cabut duluan ya." Pamitnya.
"Okedehh." Jawab Syafry dan Salsa bersama.
Dan saat Kevin seniorku sudah mulai jauh dari tempatku, Salsa, dan juga Syafry. Aku diberi kode dari Salsa untuk keluar.
"Eh. Gue benci banget sama lo Syaf. Ngapain cobak pake ngomong kalau gue kencing?? Malu malu in tau gak. Dan lo Sal. Ngapain cobak nyuruh gue sembunyi justru kalau si Kevin kesi--." Belum sempat aku menyelasaikan ceramahku ini kepada 2 anak orang diantaraku ini,Salsa lebih dulu membungkam mulutku dengan tangannya.
"Tentang surat yang lo bikin buat Kevin." Katanya dengan wajah polos.
"Emang knpa surat itu." Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts.
FanfictionDan saat itu, aku mulai bebas dari semua perasaan yang selalu aku penjarakan di dalam lubuk hatiku. Aku bebas dari semua kecemburuan yang tetap aku tahan dari dalam diriku. Bebas dari segala hal mengenai cinta. Dan inilah saat manis itu tiba di dala...