TIGA

7.4K 548 11
                                    

Jena meminta Arvin untuk menghentikan mobilnya di taman kota. Jena ingat bahwa taman itu adalah tempat di mana pertama kalinya Jena bertemu dan mengenal Arvin tiga tahun yang lalu. Jena ingin kembali mengenang masa awal pertemuan mereka. Arvin sebagai suami mengiyakan saja titah istrinya itu.

"Kamu ingat pertama kali kita ketemu, Ar?" tanya Jena memandang lurus ke depan.

Arvin memandangi Jena lekat. Terkadang Arvin masih tidak percaya kalau saat ini Jena sudah resmi menjadi istrinya. Jika ini mimpi, Arvin tidak akan pernah mau terbangun dari mimpi indahnya ini.

"Bagaimana aku bisa lupa, Ra," jawab Arvin.

Flashback tiga tahun yang lalu

Jena menangis sendirian di bangku taman. Saat itu, Jena melarikan diri dari rumah setelah dimarahi maminya. Mami Jena marah dan kecewa karena Jena tidak berhasil masuk ke SMA pilihan maminya. Padahal Jena sudah berusaha semampunya untuk mewujudkan keinginan wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Tapi apa lagi yang bisa dilakukan Jena ketika dirinya gagal melewati seleksi tersebut.

"Nih.."

Jena melihat sebuah sapu tangan diulurkan kepadanya. Ia lalu menghapus jejak air matanya dengan tangannya dan melihat siapa pemilik sapu tangan tersebut. Dari suaranya, Jena tau kalau pemilik sapu tangan itu adalah seorang lelaki.

Saat Jena mendongak, Jena merasa kagum pada pemilik wajah tampan yang berdiri di hadapannya. Ditambah lagi.. lelaki itu tengah tersenyum dengan begitu manisnya. Jena terkesima pada senyuman itu. Sesaat Jena melupakan kesedihannya dan lebih memilih memandangi wajah tampan nan rupawan di hadapannya itu.

"Ini.., buat hapus air mata kamu."

"Makasih," jawab Jena singkat sambil meraih sapu tangan yang diulurkan lelaki tersebut.

"Boleh aku duduk di sini?"

Sebelum Jena menjawab, lelaki itu sudah mengambil tempat di samping Jena.

Kamu di Hatiku SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang