Vanitas Pov :
Perlahan lahan aku membuka mata ku , Sudah jam berapa ini ?,aku duduk di ranjang uks yang baru saja tempat aku tadi berbaring ,aku melihat jam tangan ku , jam 12.00 siang, rasa nya aku sudah tertidur cukup lama , dan seperti nya pelajaran sejarah yang membosankan itu pasti sudah selesai , lebih baik aku kembali ke kelas , daripada mendapat masalah yang merepotkan , aku perlahan lahan membuka tirai uks
"Vanitas....?"
Suara ini tidak asing di telinga ku , aku langsung melihat orang yang memanggil nama ku , "v...ventus?" Aku sedikit kaget melihat ventus ada disini , apa dia sakit?, jarang sekali orang bodoh seperti dia sakit , tak beberapa lama kemudian aku menyadari sesuatu, bahwa matanya memiliki kantong mata yang bisa dibilang lumayan gelap dan tebal, apa dia terjaga sampai malam ? Tidak ventus yang kukenal tidak tahan terjaga sampai malam , apa ada yang menganggu nya ? , hampir ada beberapa menit terjadi kesunyian yang sangat membuat ku resah "ah! Maaf menganggu, aku pergi dulu " ventus langsung berdiri dan berlari keluar , aku langsung meraih tangan nya , dan menggenggam tangan nya , secara spontan ventus langsung menebas tangan ku, dan dengan sangat jelas aku bisa melihat wajah nya, wajah yang seakan melihat seseorang yang ingin membunuh nya.
Aku hanya menyeringai, melihat reaksi yang ventus berikan padaku , "kenapa dengan muka mu? Apa kau takut dengan ku? " aku maju langkah demi langkah mendekati nya, begitu juga ventus yang juga mundur perlahan lahan saat aku mulai dekat dengan nya , tak lama kemudian ventus terpojok dengan dinding ,ini kesempatan ku , aku langsung menghalangi jalan keluar nya, dengan manaruh tangan ku di dinding sisi kanan dan kiri nya ventus . dengan jelas aku bisa mengatakan dia gemetaran , dan terus menatap ke bawah, apakah dia setakut ini pada ku? , aku tetap menyeringai "kenapa diam saja ventus ? , mendadak bisu?" dia hanya menggelengkan kepalanya, "b..biarkan aku pergi vanitas" dengan suara yang pelan dia membalas ,"bagaimana jika aku bilang tidak?" jawab ku spontan dengan senyum menyeringai yang tidak lepas dari wajah ku
Ventus masih tetap menolak melihat mata ku , dan lagi lagi terjadi jeda lama diantara kami , didalam ruangan hanya terdengar suara gorden yang terembus embus oleh angin , tak lama akan jeda yang telah terjadi , ventus melihat langsung ke arah mata ku , biasanya aku pasti menyeringai saat dia melihat ku dengan sinis maupun tatapan benci , tapi kali ini aku hanya diam dengan shock , melihat ventus yang menatap ku sambil menangis , apa aku keterlaluan ? , kalimat itu muncul di kepala ku berkali kali "v..ven aku tida-" dia langsung mendorong ku dan lari keluar dari ruangan , badan ku tidak bisa bergerak maupun mengeluarkan suara , aku hanya masih shock akan melihat ven yang menangis
Aku kembali menuju ranjang uks dan duduk , dan kembali memikirkan perbuatan aku tadi , apa aku memang berlebihan ? , aku bahkan tidak memengang nya , aku menghela nafas dan kembali ke posisi berbaring , kurasa hari ini aku akan bolos seharian saja aku sedang sangat tidak mood untuk berlajar , daripada itu nilai ku tinggi jadi tidak perlu khawatir , suara detik jam lah yang sekarang hanya memenuhi ruangan , aku pun menutup mata ku secara perlahan dan kembali kedunia alam bawah sadar
Ventus Pov :
Aku terus berlari meninggalkan ruangan uks tersebut , sambil mengusap air mata yang jatuh dari mataku , aku masih bisa merasakan tangan ku yang gemetaran , sial harus nya aku tidak menangis saat itu , tak lama saat aku mulai tenang aku mendengar suara langkah laki , seperti suara langkah kaki yang sedang berlari ? Apa vanitas mengejarku? Rasa takut mulai menghantui kembali , aku terus berlari tanpa melihat ke arah mana aku berlari , hingga tiba tiba aku tersandung dan jatuh , aku terus mengutuk diri ku untuk jatuh disaat yang seperti ini , dan kemudian aku merasakan tangan yang memegang bahu ku , aku hampir ingin menjirit tetapi semua tidak terjadi ,saat aku mendengar suara siapa yang ternyata memegang bahu
"Ven kau baik baik saja ? Kenapa kau berlari ? Aku khawatir sekali saat axel menceritakan padaku kau bertingkah aneh" aku langsung menoleh dan melihat siapa orang tersebut dan dugaan ku tidak salah itu roxas , roxas sudah bagaikan saudara kandung bagi ku ,sama juga dengan sora mereka sudah kuanggap bagaikan saudara ku , "roxas....." Hanya dengan memanggil nama nya saja air mata ku kembali keluar lagi , aku tidak bisa menahan nya lagi , aku langsung memeluk roxas hingga membuat nya terduduk di lantai dan menangis , roxas tanpa berkata apa apa hanya memeluk ku kembali dan mengelus kepala ku dengan pelan , syukurlah ini sudah jam pelajaran jadi tidak ada yang melihat kami
Tidak lama aku sudah mulai tenang , dan berhenti menangis , "sudah tenang?" Kata roxas pelan kepada ku , aku hanya mengangguk dan melepaskan pelukan ku dari roxas , "maaf aku telah merepotkan mu , sekarang kau jadi bolos karena ku" roxas menggelengkan kepala nya dan mulai kembali ke posisi berdiri , "tidak perlu khawatir ven , lagipula kelas ku sedang kosong kebetulan guru kami sakit" dia tersenyum dan memberi tangan nya padaku ku , aku tersenyum kembali pada nya dan mengambil tangan nya kemudian berdiri , "terima kasih rox" suara ku hampir habis karena menangis tadi , sekarang suara ku terdengar aneh , "ayo kita beli minuman di atap sekolah , mungkin disana tepat yang cocok untuk menenangkan diri mu" aku hanya mengangguk , kurasa ide itu tidak terlalu buruk , lagipula aku memang ingin menjernihkan pikiran ku untuk saat ini , akhir nya pun kami sampai di atap sekolah
Saat sampai aku langsung duduk dan membaringkan badan ku di lantai , dan menatap awan , awan yang sangat cerah dan biru , biasanya saat memandang awan hati ku mulai tenang , tapi aneh kali ini tidak , rasa gelisah dan resah nya sama sekali tidak hilang , rasanya seperti pernah melihat awan yang sama seperti ini , disuatu tempat , aku mencoba untuk mengingat nya , dan samar samar ingatan itu mulai kembali , ya benar ini awan yang aku lihat saat aku di destiny island , saat dimana aku diselamat kan oleh terra dari eraqus , dan terdampar di pulau kecil itu
Kalau tidak salah disitulah undangan terakhir vanitas , dimana memaksa ku untuk datang ke badland dan disitu juga lah vanitas akan membunuh kedua teman ku , aku mulai membayang kan hal hal yang mengerikan , disaat itu terasa ada hal yang dingin menyentuh pipi ku
"Kau melamun ven" aku kaget dan langsung menoleh ke arah roxas , roxas memberikan minuman padaku , aku mengambil nya dan bisa merasakan dingin mengililingi tangan ku , "trims rox" dia mengangguk dan duduk disebelah ku , dia membuka minuman nya dan meminum nya beberapa teguk saja dan menutup nya kembali , dan langsung menatap serius ke arah ku "jadi apa masalah mu ven? Kau memang bersikap aneh dari tadi" aku kembali terdiam tidak bisa berkata apa apa , tapi jika aku hanya diam tidak ada hasil sama sekali bukan? , sebelum aku membuka mulut ku untuk berbicara ,terdengar ada suara yang membuka pintu atap sekolah
Click..click...kreak....
Saat pintu terbuka terlihat dua lelaki masuk , aku dan roxas melihat ke arah pintu yang terbuka tersebut ,aku secara spontan mengeluarkan suara
"Kalian....."
To Be Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/89627808-288-k644449.jpg)
YOU ARE READING
Starting Over
FanfictionVentus sadar bahwa vanitas berbuat jahat kepadanya, karena pengaruh xehanort , tetapi tentu saja dia tetap takut berada di dekat vanitas , yang terus menerus ingin membunuhnya. Berbeda di sisi lain ,vanitas yang memiliki rasa suka dengan ventus , te...