***
Cringggcringgg!!"Halo?"
"........"
"Benarkah?? Bagaimana kondisinya saat ini??"
"........"
"Siapa yang mendonorkan??"
"........"
"Uhm baiklah, terimakasih."
Sambungan telepon pun terputus. Terlihat perasaan Niall yang sedih hilang terganti dengan perasaan lega saat Dokter menelponnya bahwa sudah ada orang yang mendonorkan darah untuk kekasihnya. Tetapi ia masih bertanya-tanya siapakah orang yang sudah mendonorkan darah itu.
Tanpa Niall sadari, Zayn saat ini telah berada di balik pintu kamar Niall. Dan tentu Zayn sudah mendengar percakapan Niall dengan Dokter tadi. Di satu sisi ia merasa lega karena ia bisa menolong perempuan sekaligus sahabat kecilnya yang saat ini ia cintai tapi di sisi lain, Zayn merasa hancur karena perempuan itu sudah menjadi kekasih sahabat di band-nya sendiri
"Zayn, sedang apa kau di situ?"
"A-aaku...emmm..t-tidaaak..Aku hanya ingin mengambil minum." Bantah Zayn sambil menunjuk ke arah air putih yang sudah disedialan di atas meja makan
"Hmm, mata-mu kenapa Zayn? Kau seperti habis menangis??" Tanya Liam sambil memegang pundak Zayn dengan sebelah tangannya
"Ohh tidaak, ini tadi aku sedang mencari buku di gudang tapi banyak sekali debu. Mungkin mata-ku terkena debu..ehh yaa begituu."
"Owh, yasudah. Aku ke kamar duluan ya Zayn."
Zayn menatap punggung Liam yang lama kelamaan semakin menghilang. Zayn pun beralih menuju ke balkon dan menatap kosong ke arah kolam renang
"Apa kau bahagia dengannya, Janey? Apa kau tidak menyadari kehadiranku? Mungkin nanti kita akan sering bertemu dan mungkin aku akan sering melihatmu dengan Niall di depan mataku. Itu membuat hatiku sakit, Janey." Zayn berucap dalam hatinya. Kata-kata itulah yang selalu terlintas di otaknya
***
"Morning, babe. Kau sudah sadar?? Syukurlah." Ucap seorang laki-laki yaa tentunya Niall yang sedang berdiri di ambang pintu kamar rumahsakit
"Hey, aku bawakan bubur spesial untukmu. Tadi aku membuatnya, cobalah."
Janey hanya tersenyum, "Kau tidak menaruhkan racun kan?" Ledek Janey
"Ohh ayolah sayang...Apa seburuk itu kau berpikiran tentangku, ayo cobalah. Lagipula, untuk apa aku memberi racun ke dalam buburku ituu?"
"Mungkin saja kau ingin membunuhku Mr. Horan.." Janey kembali menjawab dengan ledekan
"Uhh, kalau aku ingin membunuhmu aku tidak akan susah-susah memberimu racun. Aku hanya tinggal membekapmu di sini."
"Kauu ini mengerikan."
Keduanya pun tertawa lepas di dalam ruangan itu.
***
"Zayn dimana??" Tanya Liam di dalam mobil"Ia ke toilet, sebentar lagi juga datang." Jawab Louis yang berada di kursi pengemudi
Kalian pasti bingung dengan percakapan di atas. Sebenarnya hari ini mereka ingin menjenguk Janey di rumah sakit. 'Dan itu bersama Zayn'. Zayn hanya bolak balik ke toilet sedari tadi. Ia tahu sebentar lagi ia akan melihat sahabat kecilnya 'mungkin' sedang bermesraan di sana. Zayn mengacak-acak rambutnya. Ia pun keluar dan berjalan menuju mobil.
"Aku kira kau tertidur di dalam toilet, Zayn." Kali ini Harry membuka suara
Semua pun terkekeh mendengar candaan Harry yang bisa dibilang 'tidak lucu'. Mereka ber-empat bersiap dan berangkat menuju rumahsakit tempat dimana kekasihnya Niall dirawat

KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceHaii!! Maaf yaa ceritanya gak lanjut". Ini cerita lanjutan "True Love" di akun aku yang lama yaa aka "adellzhalia"