Tepukan kecil dari seseorang yang nampak asing membangunkanku.
"Car.." katanya.
Mataku menyapu pandang furniture mobil yang ku tumpangi saat ini. Sedang sepasang wanita dan pria dewasa bergelak tawa di luar.
"Jangan bilang kamu lupa." kata si pria
"Aku jezz temen abang Tino-mu ini kita mau ke Jakarta." kata si wanita
Gossh aku baru ingat. Aku pun tersenyum kikuk sembari melangkahkan kaki keluar. Diiringi tawa usil mereka dan bibir yang kukerucutkan.
Kami berjalan beriringan di samping kanan ku ada si pria dan si wanita disisi kiri. Kami menyebrang jalan. Menuju resto cepat saji yang sering ku kunjungi bersama DiSa. Papa sama bunda selalu menolak mengkonsumsi junk food.
Dihadapku tertera nama kota yang ku injak ini. Semarang. Emang ke Jakarta lewat Semarang? Aku juga tidak tahu. Yang ku tahu aku selalu tidur sepanjang perjalanan. Ini pertama kali kami menginjakkan kaki di kota ini. Mungkin.
"Kamu mau apa sayang?" tanya jezz. Aku diam saja. Pastinya pertanyaan ini ditujukan pada orang di belakangku. Er.
Aku mematung hingga Er menepuk pundakku. Ia tersenyum sembari mengarahkan dagunya ke arah Jezz. Sama. Mereka sama-sama tersenyum geli.
Dan aku terlihat sangat bodoh."Eh," jawabku "Ayam, kentang dan air mineral saja." lanjutku
"Benar, hanya itu?" goda jezz
"Ah sepertinya porsimu tak sedikit itu." kini giliran Err.
Aku memayunkan bibir
"Terserah kalian saja deh, jika ada 2 porsi nasi uduk+ayam bakar." ucapku, jujur aku ingin itu sekarang.
Dua orang di sebelahku terbahak dengan suara keras. Tak tahu oleh apa.
"Kau?" tanya jezz pada Err di sela-sela tawanya.
"Seperti dirimu saja." kata Err sembari mengedipkan sebelah mata.
Ya ampuuun, aku ini obat nyamuk atau bagaimana.
Aku melangkah bersama Err menuju bangku di pinggir jendela. Ah Indah sekali kota ini. Tepat di depanku terdapat sebuah Taman dengan bangku-bangku panjang di sisi-sisinya.
"Kau semester empat?" tanya Err tiba-tiba.
"Iya," kataku tanpa mengalihkan pandang dari bangku Taman panjang berwarna biru.
"SMA?" tanya R lagi.
"Tidak, kuliah." jawabku sebal sembari mengerucutkan bibir menghadap Err. Oh apakah aku se mini itu? Padahal aku terlihat cukup tinggi dari teman sepermainan.
Dan ia tertawa dengan bahu naik-turun dan suara yang cukup keras.
"Iya aku tahu. Maksudku mantan siswi SMA mana?" Err melanjutkan pertanyaanku.
Aku terpaku ditempat seperti kepiting rebus. Benar-benar malu merutuki kebodohanku.
"Oh, Perwira."
"Benarkah?" tanyanya seperti melihat hantu.
"Iya,... "
Belum sempat ku jawab Err sudah berlari ke belakangku. Sontak aku berputar 180° dan kulihat Jezz yang tengah melambai meminta bantuan. Seketika jiwa sosialku bangkit menghampiri Jezz. Walau sebenarnya R saja sudah cukup membantu.
Kami berjalan beriringan menuju meja berkursi empat. Jezz benar-benar memesan banyak makanan. Dan itu membuatku senang. Yaa cukup senang dan sangat senang. Cacing-cacing dalam perutku tersenyum ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARMA'S DIARY
Roman pour Adolescentskau, kitapun tak pernah tahu apa yang terjadi esok, lusa dan berikutnya. tak pernah sadar ada kata yang telah terucap hingga rasa yang belum terungkap. pohon itu tak pernah berdusta. ia pasti akan berbuah pada saatnya, mengertilah kau telah memup...