Ku pandangi sekitar, beberapa orang-orang berlarian mencari tempat aman yang dapat menyelamatkan mereka dari guyuran air hujan, beberapa pengendara bermotor menyelamatkan diri dengan berhenti dan memakai Jas hujan yang mereka bawa. Ku nikmati pemandangan yang ada dibalik kaca kafe sambil meresapi syahduhnya gemericik hujan dan ditemani secangkir robusta yang mungkin sudah dingin bahkan mungkin sudah basi untuk dinikmati, karena terlalu lama menanti tuannya meminumnya.
Tidak henti mata ini jelalatan kesana kemari menanti sang pemberi janji datang, ditengah menunggunya yang sudah lewat dari waktu yang telah disepakati, aku mencoba menenangkan hati ini berpikir tetap Husnudzon padanya, " ahhh.. mungkin karena hujan, jadi ia harus menepi dijalan hingga hujan berhenti."
Hujan pun berlalu meninggalkan tempat ini untuk memberi kehidupan di tempat lainnya, aku gelisah dan tidak henti terus menerus melihat jam ditangan ku. "Ahhh... sudah jam 21.35 menit, sudah dua jam menunggu namun ia tidak kunjung datang." Gerutu dalam hati. Namun lagi-lagi ku coba tetap positif thingking, mungkin memang terjadi sesuatu. Ahhhhh.. kenapa berpikir seperti itu, semoga dia baik-baik saja kembali sabar menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Balik Tirai Hijab
SpirituellesAku berharap posisinya akan seperti ini kita syuro dengan dibatasi hijab, karena terpisahkan oleh tirah hijab lebih nyaman, dan bukan itu saja karena disini ada hati yang susah move on sejak semalam. kita bisa leluasa membahas mimpi-mimpi yang akan...