"Berjanjilah satu hal sama Ibu, Jiwa." Jiwa menangis pilu menggenggam tangan Rose kuat.
Hatinya sangat ketakutan, bahkan Jiwa tak lagi mampu menyembunyikan kesedihannya. Di ruangan yang bercat serba putih bahkan aroma obat menyengat menusuk hidungnya. Jiwa yang kini sudah tumbuh remaja, masih setia menemani sang ibunda.
"Apa Bu? Katakan, Jiwa akan melakukan apa pun yang Ibu pinta. Jiwa akan usahakan. Ibu minta apa?" Jiwa menangis sesenggukan.
Rose yang sudah berbulan-bulan menderita, dikarenakan mengidap penyakit kelamin, membuat Jiwa harus bekerja keras demi kesembuhan ibundanya. Bekerja menjadi kuli bangunan setelan dia pulang sekolah pun, ia kerjakan. Tak hanya itu, Jiwa juga menjadi kuli angkut di pasar-pasar saat dini hari sebelum dia berangkat sekolah. Itu ia lakukan demi mendapatkan uang yang HALAL, demi kesembuhan sang ibunda. Bisa saja dengan usia Jiwa yang sudah remaja, memiliki paras tampan, dia dengan mudah menjual ketampanan dan menjajakan tubuhnya untuk wanita-wanita kesepian. Apalagi dia hidup di lingkungan yang mudah untuk menjajakan itu semua, tapi Jiwa tidak menginginkan hal itu.
"Kamu harus menjadi anak yang baik. Kamu jangan pernah mengecewakan Ibu, Nak. Jadilah orang sukses, belilah semua hinaan bahkan caci maki mereka yang sudah merendahkan kita. Kamu anak yang baik, pekerjaan Ibu lah yang salah." Rose menyadari bahwa jalannya selama ini sudah keliru dan dia tak ingin anaknya jatuh di lembah hitam seperti dirinya.
Jiwa membimbing tangan kanan Rose agar menyentuh kepalanya. Tatapannya tajam dan penuh hasrat, bukan hasrat untuk suatu hal negatif, melainkan hasrat untuk merubah nasib.
Dia menatap kedua mata Rose dan berucap, "Jiwa janji akan sukses demi Ibu. Jiwa akan membeli semua omongan-omongan orang di luar sana yang sudah menghina Ibu. Ini janji Jiwa kepada Ibu. Atas nama Allah, Jiwa akan terus berusaha berjalan di jalanNya."
Rose terisak bangga, dia mengangguk lemah dan memeluk Jiwa. Kondisinya memang semakin buruk, ini adalah sebuah karma yang harus ia tanggung akibat pekerjaannya. Hukum sebab akibat di muka bumi ini masih terus berlaku. Rose menderita seperti ini disebabkan oleh pekerjaannya yang kotor, dan dia harus menanggung akibat dari perbuatannya itu.
"Berjanjilah, demi Ibu, selalu rendah hati, bukan rendah diri." Suara Rose semakin mengecil dan lemas.
Jiwa menganggukkan kepalanya seiring tangisannya yang semakin keras karena tangan Rose seketika terlepas dari punggungnya. Air mata Jiwa membanjiri pipinya. Sungguh ini menyesakkan dadanya. Orang satu-satunya yang dia miliki di dunia ini tega meninggalkannya. Ke mana Jiwa akan berlindung sekarang?
"IBUUUUUUUUUU!!!!"
Jiwa terbangun dari tidurnya, keringatnya bercucuran bahkan napasnya tersengal. Air matanya membasahi wajahnya bercampur keringat yang keluar. Mimpi itu terus membayangi Jiwa hingga detik ini.
"Jiwa, apa kamu baik-baik saja?" tanya seorang gadis yang baru saja membuka pintu kamar Jiwa.
Jiwa menarik napasnya dalam, dia menatap Cinta yang berdiri di ambang pintu. Semenjak Rose meninggal, Jiwa kini tinggal di rumah Mawar, ibunda Cinta.
"Ada apa Jiwa?" tanya Mawar sengit saat dia berjalan melewati kamar Jiwa. Mawar baru saja pulang dari tempat karaokenya.
Mawar adalah mantan lacur dulunya, setelah menikah dengan Burhan, seorang muncikari penguasa wilayah situ, kini dia bertindak sebagai germo bahkan anak buahnya pun berjumlah puluhan. Tanpa bekerja melayani pria haus belaian wanita, uang yang mengalir di kantong Mawar semakin hari, semakin deras. Usaha cafe, penyewaan hotel dan bahkan tempat karaokenya semakin ramai.
"Maaf Tante, saya mimpi," ucap Jiwa yang sebenarnya sudah tak kerasan berada di lingkungannya sini.
Apalagi setelah Rose meninggal, ingin rasanya Jiwa pergi dan jauh meninggalkan tempat ini. Namun saat ini Jiwa tidak bisa, batin Jiwa terbebani tanggung jawab untuk melindungi gadis yang selalu setia menemani hari-harinya, dia adalah Cinta. Cinta adalah alasan Jiwa untuk memaksakan diri bertahan di tempat ini. Demi janjinya dulu saat Rose masih ada, Jiwa berjanji akan menjaga Cinta agar gadis ini tidak hanyut dalam kehidupan yang kelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUPU-KUPU MALAM TERINDAH (SLOW UPDATE)
RomanceCinta!!! Tunggu aku kembali!!! ~Jiwa Jiwa!!! Tolong aku!!! ~Cinta Bagaimana jika kita hidup di lingkungan lokalisasi para pemuas hasrat pria hidung belang? Masih adakah diantara mereka yang memiliki niat hidup normal seperti orang kebanyakan? Cinta...