Part 2 Tempat Kenangan

2 0 0
                                    

Cerita Sebelumnya...

Setelah selesai membaca surat dari Dhya, air mata Adil pun berhenti mengalir. Entah mengapa hatinya merasa ringan ketika dia tahu Dhya ingin bertemu dengannya. Menurutnya ini adalah kesempatan untuk memperbaiki segalanya. Dan mungkin ini adalah petunjuk untuk dapat kembali pada orang yang selalu dikasihinya, sahabat serta kekasih hatinya yang belum pernah ia miliki. Namun kemudian semua balon dalam hatinya yang melambung-lambung di udara, akhirnya meletus juga. "Tempat Kenangan", sungguh Adil tak tahu di mana itu. Begitu banyak tempat yang pernah mereka kunjungi bersama. Adil tak dapat memutuskan yang mana yang jadi tempat kenangan itu.

Adil pun mengambil kertas. Sambil mengingat-ingat semua tempat yang pernah ia datangi bersama Dhya, Adil menuliskan semua nama tempat itu. Dia menggabungkan semua petunjuk yang ada dengan tempat-tempat itu. Pertama, tempat Dhya mulai bermimpi. Kedua tempat di mana hatinya pernah hancur, mungkin maksudnya patah hati, pikirnya. Dan ketiga, tempat orang-orang menunggu untuk beranjak pergi.

Adil benar-benar tak mendapatkan ide apa pun tentang tempat kenangan itu. Dia merasa sangat mengantuk dengan mata sayu akibat menangis. Akhirnya dia pun tertidur dengan terus menggenggam kertas bertuliskan tempat-tempat itu di tangan yang satu. Sedangkan tangan satunya lagi masih terus menggenggam surat Dhya.

                                                                                 ***

Keesokan paginya, ketika sinar mentari mulai merambati dedaunan di depan rumahnya, Adil pun sudah siap untuk pergi. Dia mengeluarkan sepeda motor tuanya. Dengan sweater berwarna biru tua yang dia masih ingat dulu dia pernah memakaikannya pada Dhya ketika kehujanan dan kaos putih pemberian Dhya di ulang tahunnya yang ke 19 di pakai di dalam sweater itu. Adil kembali masuk untuk mengambil helm ketika dia melihat topi hitam yang di depannya ada huruf "D"-nya. Dia mengambilnya dan menaruhnya di dalam tasnya. Topi itu juga pemberian Dhya di ulang tahun Adil yang ke 22 tahun. Dhya sangat suka ketika Adil memakai topi. Baginya Adilnya adalah Adil yang selalu memakai topi. Sedangkan bila tidak, maka dia hanya menjadi Adilnya Gita.

Akhirnya Adil pun merasa siap untuk kembali mencari masa lalunya yang hilang. Dia pun langsung berangakat untuk menuju tempat pertama yaitu sebuah taman yang sering mereka datangi. Taman itu letaknya sangat jauh dari rumah Adil. Akhirnya dia sampai di sana pada pukul 08.15. Adil langsung berlari dan mencari di semua sudut taman. Dia juga mencari di tempat duduk di mana mereka dulu selalu berbagi cerita bersama. Tetapai tak ada sosok Dhya. Adil tahu, meski dua tahun dia tidak bertemu, dia tetap akan mengenalinya. Akhirnya setelah setengah jam mencari, Adil pun tahu bahwa Dhya tidak ada di sana.

Tempat kedua yang menurutnya tempat kenangan adalah tepi danau dekat kampus Adil kuliah dulu. Dia ingat, pertama kali dia mengajak Dhya pergi berdua adalah ke tempat itu. Mungkin itulah maksudnya tempat mulai bermimpi. Adil pun mencarinya di tepi danau. Tetapi ternyata Dhya pun tak ada di sana. Adil tetap tak menyerah. Dia masuk ke dalam kampus dan mencoba mencarinya di sana. Namun mana mungkin ada, karena Dhya bahkan tidak pernah masuk ke dalam kampusnya.

Adil pun beranjak ke tempat ketiga. Saat itu waktu sudah menunjukkan tengah hari. Dia mulai mencarinya di mall tempat mereka sering nonton bioskop bersama. Adil mencarinya di ruang tunggu bioskop. Tapi kemudian dia sadar, bioskop baru akan buka sekitar tengah hari. Sedangkan Dhya telah menunggunya sejak jam 7 pagi. Maka dia memutuskan bahwa Dhya pastilah tak ada di tempat itu.

Adil merasa lelah. Dia beristirahat sejenak di sebuah masjid untuk shalat dzuhur. Dalam shalatnya dia berdo'a agar dia segera mendapat petunjuk di mana tempat kenangan itu. Seusai shalat pun dia kembali membaca surat itu berulang kali. Dia khawatir ada kata-kata penting yang terlewati karena semalam dia membacanya dalam keadaan mengantuk.

Surat dari Masa LaluWhere stories live. Discover now