Part 2

28.6K 86 1
                                    

"Aku merindukanmu. Banyak yang ingin aku obrolkan denganmu". Aku mengibaskan rambutku dan senyum miring. Tidak. Lebih tepatnya senyum senang.

"Bisakah kau tidak menggangguku untuk sekarang ini?". Aku membentaknya? Ya. Aku membentaknya. "Ini sudah tengah malam! Aku bisa terlambat sekolah besok!". Aku masih memakinya sepuas hatiku. Dan langsung memutuskan sambungan telfon ini.

Ponsel-ku kembali berdering. Si sialan ini masih terus menghubungiku. Aku reject berkali-kali namun tidak membuahkan hasil. Dia masih menghubungiku. Dia sangat egois. Tidak. Dia kepala batu. Maksudku, dia itu bisa dibilang tambeng.

Aku men-dial dengan berat hati.
"Hmmm". Gumamku. Aku terduduk di kursi meja rias dan menatap ke cermin. Pantulan gambar dari depanku memperlihatkan betapa nyamannya kasur yang ada di sebelah sana. Aku ingin menyetubuhi kasurku. Apa kau sudah gila, Illy? Ya. Aku memang gila.

"Illy....". Dia kembali memanggilku. Mungkin aku juga tidak mendengar perkataannya tadi karna aku sibuk membayangkan benda empuk itu.

"Aku akan mengantarmu pulang besok, bagaimana?". Baiklah, tidak terlalu buruk. Aku tidak perlu naik bus. Sangat melelahkan setelah belajar seharian dan aku harus pulang dengan naik bus.

"Baiklah". Aku mendengus. "Jam 02.00pm". Sambungku dan memutuskan telfon ini. Langsung -aku matikan ponselku agar si sialan ini tidak lagi menghubungiku.

Tapi bagaimana jika ada sesuatu yang penting? Bodoh, lagipula siapa yang akan menghubungimu tengah malam seperti ini selain dia.

Aku berjalan menuju kasurku dan bergulat dengan guling dan selimutku. Aku tidak mematikan lampu, aku tidak terbiasa tidur dalam keaadaan gelap gulita. Maksudku, kamarku harus terang. Harus.

Rasanya baru sebentar aku terlelap. Mom masuk ke kamar dan membangunkanku. Entah lem apa yang merekat pada kelopak mataku, kasur ini terlalu nyaman. Aku benar-benar ngantuk. Sangat.

Sejujurnya aku mendengar suara Mom yang membangunkanku sejak tadi. Namun aku enggan untuk bangun bahkan aku enggan untuk menyahutinya. Mom please aku masih ngantuk.

Sampai akhirnya...

'BYUR'

Aku terlonjak dengan gelagapan. Mom menyiramkan air tepat di wajahku. Aku mendengus kesal dan meminta wanita paruh baya ini untuk membangunkanku dengan cara lain, aku langsung mengeringkan wajahku dengan selimut dan kembali terjuntai ke bantal.

                                ---

Akhirnya aku melangkahkan kakiku keluar dari tempat membosankan ini. Aku melihat pria tinggi yang semalam membuatku jengkel.

Lihatlah Illy? Dia benar-benar datang untuk mengantarmu pulang.

Aku segera menjauhinya sebelum dia melihatku. Namun seseorang menarik tanganku dan bertanya "where you wanna go?". Aku terdiam lalu membalikkan badanku dan tersenyum lebar.

"Tidak. Aku hanya em... Ah, ya ak-". Ucapanku terpotong. Lagi.

"Sudahlah. Ayo kita pulang. Aku memarkirkan mobil-ku disana. Kau akan menunggu at-". Giliranku.

"Hey diam! Apa ini hobby-mu? Memotong pembicaraan oranglain?!". Aku menaikkan nada suaraku dan membuat beberapa orang beralih dan memandangku. Memalukan.

Dengan cepat si bodoh ini menarik tanganku dan membukakan pintu mobilnya untukku. Aku terduduk manis sambil memainkan ponselku.

"Jalankan mobilnya dengan cepat. Aku sudah sangat lelah. Aku ingin tidur". Suaraku melepas keheningan dan mengatakan tanpa memandangnya.

Am I a Hyper?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang