“Stop, siapa namamu?” suara yang terdengar berat dari bibir tipis, memaksaku menghentikan langkah, dasar senior galak pikirku sambil menatap lelaki sok cool satu ini, “odi” kalau tak kujawab bisa kena juga aku nantinya.
“maksud gue nama panjang loe” suaranya tambah nyolot “Maodi Arianingsih” jawabku, sumpah kalau saja aku bukan anak baru di sekolah ini sudah ku lawan saja dia. “ayo nyanyi sambil joget” dia kemudian malah menyuruhku nyanyi sambil joget, aneh aneh saja, ku rasa aku tak melakukan kesalahan apapun, kulihat bet namanya, dia adalah Reynaldi Wijaya, oh ini toh senior yang dikagumi gadis gadis kelas 10.? biasa aja kok, hatiku mulai bergumam, “woiy…..!! loe denger ga sih?” dia mengejutkanku.
“iya, denger, tapi aku gak mau, memangnya kalau aku tidak mau kenapa?” entah mungkin karna suaraku yang terlalu besar atau wajahku yang terlalu cantik semua orang jadi menatapku dengan sinis, lalu kudengar suara-suara bisikan dari gadis-gadis yang sedari tadi sudah tebar-tebar pesona, berisik sekali. Aku malu kemudian berlari meninggalkan tempat itu dan masuk kedalam kelasku. Hari ini terasa sangat lelah, ada aja hal-hal yang buat aku jadi pusat perhatian. Aku takut, aku takut menjadi terkenal, hahaaaa ambigu ku berlebihan.
“woy! Odik!” suaranya tak asing ditelingaku, kemudian aku berbalik, benar saja dia yang tadi menggangguku datang lagi, padahal baru saja aku keluar dari kelas.
“karena loe tadi gak mau ngelakuin apa yang gue mau, sebagai hukumannya loe harus nyerahin nomor hp loe, sekarang!” hukuman macam apa itu pikirku, aku tertawa
“hahahaaaa”
“kenapa ketawa?” dia malah bertanya,
“kamu butuh usaha yang lebih keras untuk hal itu senior galak!” lalu kupalingkan wajahku darinya. Yang benar saja, mana mungkin aku memberikannya begitu saja pada orang yang telah membuatku malu di depan orang banyak, aku kemudian berlari ingin sekali segera sampai dirumah dan makan siang, sambil berjalan aku seperti menghirup wangi masakan ibuku, khayalanku menari-nari membuat perutku semakin terasa sakit karna lapar, sekolah ini terlalu besar, aku malah lupa pintu keluarnya, dimana aku? Lorong-lorong yang kulewati sepertinya sama saja, huft, aku jadi capek sendiri, aku terus berjalan dan tiba-tiba malah sampai dilapangan basket, astaga….. aku melihat senior galak itu lagi, pintu gerbang ada di sebrang lapangan basket. Mau tidak mau aku harus lewatin lapangan basket dulu, aku ini pelari wanita nomor satu di smp, jadi ku pikir kugunakan saja jurusku itu, tapi ah sial…. Lapangan basket ini licin, kurasa ada yang sengaja menjatuhkan minyak disini, aku jatuh tepat di bawah ring basket, memalukan sekali, tapi kenapa orang orang tidak menertawakanku? Apa tidak ada yang melihat aku jatuh? Sementara kepalaku masih menunduk kebawah, kemudian aku melihat keatas, ternyata orang-orang mengerumuniku, “bidadari jatuh dari ring basket” terdengar lucu sekali, dasar aneh tapi aku jadi tersipu.
“huuuu….” Orang-orang kemudian menyorakinya, kak Andi namanya dia satu club basket dengan senior galak itu, si cupu yang super polos, murid paling pintar di sekolah ini, kata tiara sih gitu. Aku berusaha melihat wajah-wajah yang lain, ada satu wajah yang tepat berada dibawah sinar matahari, saat aku melihatnya mataku malah terasa silau dengan cahaya matahari itu, ah hampir saja aku lupa, wajah kak Andi mengingatkanku akan janjiku pada tiara untuk menemaninya ke toko buku sore itu, aku seperti melihat rumus rumus fisika dikeningnya. Hahaa…
KAMU SEDANG MEMBACA
19 Maorey
RomanceHai, aku maodi. Biasanya dipanggil odi, ini tentang kisah bagaimana aku menemukan jawaban atas tugas mata pelajaran sosiologi yang diberikan guruku, pak muhidi namanya. Aneh rasanya saat aku mendapat soal seperti ini, ya karna tidak mudah untuk dapa...