Your Smile is..

696 67 42
                                    


"Me after you. I love sky and your smile. Over and over again."

***

Jam sebelas lewat sembilan menit. Sudah selarut ini dan diriku masih setia dengan setumpuk buku-buku tanpa mulut ini di bawah cahaya redup yang menerangi kamar sepiku. Jujur, mataku sudah sangat lelah hingga setiap menit mulutku selalu otomatis terbuka karena kantuk. Sudah tidak heran, tahun pertama adalah tahunnya pengenalan pelajaran. Setumpuk pr selalu ku kerjakan setiap harinya. Namun ini adalah yang terparah, otakku tidak ditakdirkan untuk bekerja lebih parah lagi. Aku ingin tidur. Namun saat melihat nomor demi nomor soal yang belum terisi ini aku selalu ketakutan, bayangan wajah guru killer itu selalu muncul dalam imajinasiku, tiba-tiba saja tanpa permisi.

"Ahhhh-" Keluhku saat meregangkan otot sendiku yang melemas.

Kenapa soal ini sangat susah sih? Bahkan sudah browsing dan buka youtube, tapi diriku masih tidak bisa paham. Gila. Aku ingin mati saja kalau begini. Ahhhh.

Tenang, tenang.. Yakinkan diri. Jangan berpikir, otakku tidak ditakdirkan untuk bekerja.

Oke jalan satu-satunya adalah minta ajarin. Tapi ini hampir jam setengah dua belas malam. Kakak pasti sudah tidur.

Aku memberanikan diri untuk keluar kamar, ku bereskan dua tiga lembar bukuku dan membopongnya ke kamar sebelah, kamar kakakku.

Ku buka pintu kamarku, ternyata ruang tamu juga sudah redup lampunya. Layaknya pencuri, aku berjalan mengindik-indik dari kamarku ke lantai atas.

Tok tok tok!

"Eonni.." panggilku pelan-pelan.

Tok tok tok!

"Eonni?" suaraku berbisik layaknya asmr.

"Ri An Eonni?"

Ah.. pasti dia sudah tidur? Lagian sudah malam begini. Aku menarik napas panjang.

Na Ri An. Aku memanggilnya Ri An eonni. Eonniku ini tipe anak gadis yang tidur tepat waktu. Dia lebih tua dariku, dan umur kita terpaut tiga tahun. Justru saat SMU ini merupakan kali pertama bagiku dan Ri An eonni berada dalam satu sekolah. Walaupun kita saudara, tapi kita tidak pernah berada dalam satu sekolah. U know lah, otakku dan otak eonniku sangat jauh berbeda. Beda kualitasnya. Dia selalu masuk dalam sekolah sekolah favorit. Dan aku baru kali pertama ini berada dalam sekolah favorit, walaupun bukan kelas favorit sih.

Aku dan eonniku tidak jauh berbeda penampakannya. Kata kebanyakan orang, eonniku itu ibarat si cantiknya dan aku ibarat si manisnya.

Dan lagi berbicara tentang eonniku, dia tipe gadis penyayang loh. Walaupun dia termasuk golongan introvert, tapi yakin deh kalo udah kenal, eonniku bakal perhatian banget.

Saking jarangnya eonniku ngomong, aku selalu bertanya-tanya. 'Dia pernah suka cowo ga ya? Dia pernah kencan ga ya? Apakah dia bisa jatuh cinta juga? Bagaimana ya kalau melihat tiba-tiba eonni jalan sama cowo?'  Semua itu hanya pertanyaan dasar yang sempat terbesit di otakku.

Aku hendak berbalik dan turun ke bawah

Cklek!

Aku membalikkan badanku saat mendengar pintu dibuka, seketika saja aku tersenyum cerah saat melihat wajah eonniku ini muncul diantara cahaya kamarnya.

Boy with Luv-KTh✔️(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang