Alarm. Aku meraba-raba meja di samping kanan tempat tidurku, untuk mematikan alarm yang dari tadi berdering tanpa henti. Aku menyipitkan mata untuk melihat pukul berapa sekarang, dan oh sial! Sekarang tepat pukul sembilan pagi, dan kau tau artinya? Aku terlambat untuk pergi ke Universitas! "Tidak tidak. Aku tau pasti jam ini sudah rusak, tidak mungkin aku terlambat." Aku mengecek ponsel, dan sekarang menunjukan pukul 09:10. Ya! Aku bergegas ke kamar mandi, tidak, bukan untuk mandi. Hanya untuk mencuci muka dan berganti pakaian. Sial, pasti gara-gara semalam aku movie marathon sampai tengah malam.
Setelah aku berganti pakaian, aku bergegas kebawah untuk berpamitan pada Ibu, tapi sepertinya Ibu sudah pergi dari tadi pagi. Kenapa dia tidak membangunkan ku, huh?
Aku pergi ke garasi untuk mengeluarkan mobilku, tapi apalagi? Mobil ku tidak bisa menyala, dan itu tanda nya aku lupa mengisi bahan bakar. Oh! Kesialan apa lagi untuk hari ini? Tidak ada waktu untuk menunggu taksi, aku segera kehalte bus, dan menunggu bus ke arah stasiun datang. "Jika bus tidak datang, aku akan menangis seperti orang gila disini!" Gumamku kesal.
Lima menit menunggu, akhirnya bus itu datang. Aku menaiki dengan tergesa-gesa, seperti sedang dikejar harimau buas. Aku mengecek ponsel dan sekarang sudah pukul 09:45! Astaga, aku tidak boleh terlambat di mata kuliah hari ini. Hari ini hari Selasa, dan hari ini, mata kuliah pertama adalah tentang dasar untuk men-desain suatu kostum.
Pukul 09:55 aku tiba di stasiun, dan segera masuk melalui pintu otomatis, tapi sialnya kenapa kartuku tidak bisa berfungsi?! Aku menggerutu kesal, dan coba memanggil petugas untuk membantuku. Apakah aku sedang tidak beruntung? Kenapa saat petugas itu yang melakukan, kartu ku bisa berfungsi? Aku langsung berterima kasih tanpa basa basi, dan bergegas naik ke kereta yang menuju Universitas Seoul.
***
Pukul 10:14, bagus sekali, aku terlambat satu jam lebih. Aku berlari menuju koridor fakultas, dan menuju ke kelas 4-C. Aku mengintip melalui jendela, untuk memastikan Sohee-saem belum datang. Ya, apa sekarang aku sedang beruntung? Ternyata Sohee-saem belum datang. Aku masuk dengan nafas yang belum beraturan, menampakan wajah pucat karena daritadi aku berlari mengejar bus-menuju kereta-dan berakhir menuju kelas.
Aku masuk dengan wajah tidak semangat, rasanya aku ingin pulang lagi dan segera hibernasi sampai besok pagi.
"Sena!" Aku menoleh ke belakang, mendapati Yura sedang duduk bersama Yein,Sewon dan Hera. "Hm." Aku duduk ke kursiku, dan meletekan kedua tangan yang aku lipat diatas meja lalu aku menempelkan keningku ke kedua tanganku. Aku merasakan mereka menghampiri ku, "kau kenapa?" Tidak salah lagi, itu pasti suara Hera. "Aku tidak apa, hanya sedikit sial." Aku menjawab dengan malas, seperti tidak ada tenaga yang tersisa.
"Sial?" Sekarang giliran Yein yang bertanya, "ya sial!" Aku bangun, dan membenarkan posisi duduk ku. "Kalian tau? Aku telat bangun, dan aku harus menunggu bus karena mobil ku bensin nya habis! Setelah itu aku berlari menuju stasiun, tapi sialnya kartuku tidak bisa digunakan! Lalu aku memanggil petugas dan ternyata dalam sekali tempel, kartuku bisa berfungsi! Setelah itu, aku berlari menuju koridor kelas, aku mengintip lewat jendela untuk mengetahuin Sohee-saem sudah datang apa belum, dan ternyata dia belum datang!" Aku mengatur nafas, karena dari tadi aku berbicara seperti seorang rapper.
"Eum... Sena."
"Apa?!" Aku masih emosi karena perkataan ku sendiri.
"Aku ingin memberitahu sesuatu, tapi mungkin kau tidak akan suka." Aku mengerutkan kening, apa?
"Eum.. Sohee-saem, dia absen."
Aku terlonjak kaget, rasanya aku ingin mengutuk semua temanku, apa-apaan mereka tidak memberitahu ku? Aku berteriak seperti orang menangisㅡtapi tidak menangis betulan. "Kenapa kalian tidak memberitahu ku, hah?!" Aku melotot pada Yein, Sewon, Hera dan terutama Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth.
FanfictionAku sangat tidak menyukai pria itu. Aku bertemu dengannya dengan cara yang sangat aku benci. Dia pria yang menjengkelkan, aneh dan kurasa dia pria yang buruk? Dia selalu keluar malam hari dan membawa wanita ke rumahku seenaknya. Lalu, apa hubunganny...