Kenangan

14 0 0
                                    

Ssssssrrruupppphhhhhhhh ....

Hikssss.... Hikssss.....

Ssssssrrrrrrruuuuupppphhhhh..

Villa masih sibuk menggosokan tisu yang sudah habis setengahnya itu ke hidung dan matanya, cewe itu masih terus saja menangis bahkan dia tak memperdulikan orang orang seisi kantin ini memberi tatapan aneh padanya.

Bayu memutar bola matanya malas pesanannya sudah datang satu mangkok baso dan jus jeruk dia juga memesankan untuk villa tapi sepertinya villa lebih memilih menangis dari pada makan .cowo itu mengarahkan sendoknya untuk memotong motong bakso miliknya meski ditemani dengan suara tangis dan ingus villa, dengan lahapnya dia memasukan potongan baso kedalam mulutnya lalu mengunyahnya. bayu tak memperdulikan orang orang yang menatapnya aneh, bodo amat lah suka suka mereka aja pikirnya.

" vill lo masih mau mewek, baso gue udah abis nih lo gak mau makan " tanya bayu yang memasukan potongan terakhir basonya.

" hikss..hikss.. Gue gak laper bay " villa masih menelungkupkan wajahnya di dalam tangannya,kepalanya berguncang dengan suara tangis yang semakin melemah.

Bayu menarik nafasnya kasar lalu menghembuskannya dia menarik mangkuk bakso milih villa dan ingin memakannya.

" ini jatah makan gue, jangan serakah lo " villa menarik lagi mangkuk baksonya meski wajahnya memerah, hidung nya merah, matanya bengkak dengan semangat 45 dia memasukan potongan bakso kedalam mulutnya

" nah gitu dong lo makan lo butuh banyak nutrisi buat pura pura bahagia di depan si bhakti " tandas bayu sembari menyedot jus jeruknya

Villa memutar bola matanya dan mamasukan potongan bakso yang berukuran agak kecil langsung kedalam mulutnya hingga mulutnya terasa penuh, villa mengunyah basonya kasar sembari melotot ke arah bayu.

Bayu mengacak acak rambut villa sembari tersenyum dia senang melihat villa yang selalu kesal padanya, villa pasti akan merajuk dan membuat bayu gemas.

" bhakti duduk sama gue aja ya " suara cempreng milik rista ini menginstrupsi laki laki yang sedang dikerumuni oleh banyak wanita itu

" gak usah bhak nyai endit ini matre banget paling dia minta di bayarin " sungut devhi

" udah andra lo duduk sama gue aja kita kan sebangku " virra mengalungkan lengannya ke lengan bhakti

" Nooo !! Bhakti duduk sama gue " suara cempreng ullie membuat seisi kantin menatapnya

Villa mendongak dan mendapati bhakti yang sedang dikerumuni oleh makhluk halus, meski bhakti terlihat acuh tetap saja hatinya sesak melihat mereka yang menyentuh bhakti dan menarik narik tangan andranya. Rasanya villa ingin sekali menonjok mereka satu persatu tapi itu hanya terjadi dalam khayalannya saja, villa tidak mau membuat bhakti berpikir kalau villa masih mencintainya walau sebenanrnya memang begitu.

" boleh gabung " villa mendongak untuk melihat cowo yang sedang berdiri sembari tersenyum ke arahnya

" Boleh, silahkan " jawab bayu santai, villa melotot kearah bayu matanya hampir saja copot jika tidak mendengar suara cowo di seberangnya yang terbatuk

" Gue bayu "

" Gue Bhakti Rifalliandra Pangesti terserah lo mau manggil gue apa ? "

" gue manggil andra ajalah biar beda dari yang lain " ucap bayu sembari tertawa

" jangan lah andra itu nama panggilan seseorang buat gue lagian itu nama kecil gue panggil bhakti aja biar kaya yang lain " bayu tertawa mendengar jawaban dari bhakti

Deg... Sengaja banget bayu bikin villa flash back terus keinget kenangan dia sama bhakti

Villa memilih diam dia bingung harus ngapain mau pergi takut dibilang menghindar tapi dia udah gak kuat mau banget meluk cowo yang lagi asik ngobrol sama bayu sekarang. Mereka terlihat akrab meski tadi mereka sempet tegang pas mau keluar kelas tapi sekarang mereka terlihat akrab dan santai, villa memilih menyuapkan baso nya kembali dan mengunyahnya pelan meski sekarang selera makannya menguap entah kemana

FIRASAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang