Chapter 1

439 37 0
                                    

Happy Reading .....

"Aku tidak ikut,"

Jawaban yang Yuri berikan sukses membuat senyum temannya sedikit meluntur.

"Ya, Kwon Yuri! Apa kau lupa kalau tujuan utama pesta ini adalah merayakan ulang tahunmu yang ke 20? Kenapa kau malah tidak ikut?!" ucapan yang dilontarkan Yoona dengan nada jengkel dibalas Yuri dengan dengusan.

"Kau lupa ya? Aku tidak suka dan TIDAK MAU minum alkohol. Lebih baik aku membaca buku atau tidur di rumah," balasan yang diberikan Yuri sukses membuat teman dekatnya itu ternganga. "Ayolah, jangan pasang wajah begitu. Dan jangan pikirkan aku, sana cepat berangkat!"

"Tapi Yuri-ah..."

"Sudahlah, cepat pergi sana!" potong Yuri dengan nada memaksa. "Baiklah, nanti aku belikan chikin (istilah ayam goreng di korea) untukmu, oke?" janji Yoona, "Eo, dan jangan lupa kaki ayam pedas!" tambah Yuri.

"OK!" balas Yoona sambil berlalu pergi.

>>>>

Yuri termenung di depan pintu masuk. Ia dapat membuka pintu apartemennya padahal ia belum memasukkan password kuncinya. Ia ragu ragu masuk, tapi ekspresi curiganya berubah menjadi ekpresi malas ketika mengetahui siapa yang telah memasukkan password kunci apartemen sebelum dirinya.

Yuri meletakkan tas punggungnya dan berjalan menuju meja makan. "Kenapa kau disini?" ujarnya dengan nada dongkol kepada pria yang sedang duduk di meja makan sambil melahap sepiring jajjangmyeon dihadapannya. "Dan itu milik Yoona, dia bisa membunuhmu kalau tahu jajjangnya kau makan," ucapannya dibalas dengusan oleh pria tersebut. "Hei, jajjang ini sudah mengembang tahu! Seharusnya ia berterimaksih karena aku telah memakan jajjang ini sebelum keadaannya memburuk!" balas pria itu.

Yuri tidak memperdulikan ucapan pria itu dan melengos ke dapur untuk mengambil segelas air. "Ya, Kwon Yuri tolong ambilkan aku air sekalian," perintah pria itu disela sela kunyahannya.

Yuri meletakkan segelas air didepan pria itu dan duduk berhadapan dengannya. Ia mulai membuka buku novel dan mulai membaca. "Setelah makan, kau harus pergi," ujar Yuri tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Pria itu memprotes, "Ya, Kwon Yuri! Kenapa sikapmu dingin sekali? Sudah lama aku tidak bertemu denganmu!" Yuri menatap pria itu dangan malas.

"Jeon Jungkook-ssi, kita hanya tidak bertemu kemarin saja bukan? Dan katakan alasanmu sesungguhnya kemari!" Yuri menatap piring jajjangmyeon yang telah kosong. "Sebenarnya kau mau menumpang makan bukan?" sindirnya membuat pria itu, Jungkook terbatuk. "Ngomong omong kemana Yoona? Kalian tidak pulang bersama?" tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan. "Dia sedang ke restoran samgyeobsal (korean pork BBQ), jadi mungkin agak pulang malam," jawab Yuri.

"Dan kau tidak ikut? Kemarin lusa kan kau ulang tahun? Jadi kenapa kau.." "Kau yang lima hari lalu ulang tahun juga tidak pergi minum bukan? Dan juga aku tidak suka minum," potong Yuri.

Setelah itu keduanya terdiam. Jungkook yang bosan mengetuk ngetukkan jemarinya di meja makan sambil mengamati Yuri.

"Jangan menatapku terus. Rasanya tidak nyaman tahu," ujar Yuri memecah keheningan.

"Yuri-ya, ada yang ingin aku diskusikan denganmu," ujar Jungkook. "Apa?" balas Yuri pendek. Walaupun ekspresi luarnya menampakkan sikap cuek, sebenarnya ia penasaran tentang sesuatu yang berhubungan dengan teman masa kecilnya itu. Ia menatap wajah Jungkook yang tertunduk. Wajah yang selalu menampakkan senyum itu tampak murung.

Yuri mengulurkan tangannya lalu mengelus puncak kepala Jungkook. Jungkook mengangkat kepalanya dan menatap Yuri heran. "Kau ini kenapa?" tanyanya pada Yuri. "Habis mukamu tertekuk terus, tidak seperti biasanya," balas Yuri sambil terus mengelus kepala Jungkook. 

20 (Twenty)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang