Prolog

1.5K 129 48
                                    

Gadis itu datang lagi.

Kali ini di pertengahan bulan November ketika angin mendorong awan hitam nan tebal yang meluruhkanku. Ia berdiri di tengah lapangan basket sambil menengadahkan kepala ketika aku jatuh dan menerpa wajahnya yang cantik. Terasa hangat.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya ketika musim penghujan tiba, gadis berambut hitam itu akan menyambutku -sang hujan- di bawah langit. Menangkupkan tangan di dada dan merapalkan harapan-harapan, juga meluruhkan bebannya bersama tetesanku yang membasahinya. Salah satu hal yang membuatku tak menyesali takdirku yang terus berulang dalam siklus yang membosankan.

Lucu. Gadis itu memang penyuka hujan. Meski keesokan harinya ia akan sakit karena terlalu lama aku guyur dan kedinginan.

Aku selalu senang mendengar cerita-cerita manusia di bawah guyuranku. Dan bagian favoritku adalah ketika ada dua hati yang menyatu. Aku senang menjadi saksi bisu persatuan dua makhluk Tuhan.

Dan ketika sesosok pemuda memperhatikan gadis cantik itu, aku tau...

tak lama lagi akan ada kisah romansa baru yang terbentuk.

"Eh, cewek gila! Ngapain lo main ujan-ujanan?" Luna berbalik dan menatap pemuda itu sengit.

Oh... atau mungkin kita harus menunggu sampai musim hujan berikutnya?

~~~


AN:

Hai... I bring Hopes and Reality back.

Tapi kalian akan baca versi barunya serta judul yang juga diganti. Ceritanya bakalan lebih fresh dan sebagian besar isinya bakal berubah. Tokohnya tetep Luna dan Faren tapi kayaknya beberapa nama tokoh bakalan ilang, dan tema cerita ini tuh tentang hujan gitu... karena gue emang penyuka hujan. Eaa...

So... this is it. Tentang Rasa yang Diselundupkan Hujan.

Karena novel ini harus selesai di akhir bulan Maret... gue janji bakalan rajin update.

See you tomorrow!

P.S: Btw, Prolognya aneh ya? apa gimana?

Tentang Rasa yang Diselundupkan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang