Sekarang aku menduduki bangku SMA kelas XI , awal aku masuk ke kelas baru kujumpai beragam teman baru karena kebetulan teman yang dulu kutemui di kelas X hanya beberapa anak saja yang sekarang satu kelas denganku. Aku duduk dengan temanku yang dulu satu kelas denganku ketika aku kelas X panggil saja Rena, aku mungkin tidak terlalu dekat dengan Rena, tapi akan kuusahakan agar aku bisa menjadi teman dekatnya dan tidak untuk menyakitinya. Dari yang sering kulihat dan kudengar, biasanya orang lebih merasa dekat dengan teman sebangkunya bukan? Lain denganku, aku lebih merasa dekat dengan teman yang duduk dibelakangku panggil saja Diana. Baru kali ini aku menemui teman yang menurutku baik untuk kujadikan sahabat, sejujurnya sejak dulu aku tidak percaya dengan adanya sahabat karena dipikiranku teman itu semua sama, bagiku sebaik-baik teman hanyalah ibuku saja. Tapi lain dengan saat ini, mungkin sudah kutemukan sahabat yang tepat, aku rasa sepertinya aku lebih cocok dekat dengan Diana ketimbang Rena teman sebangkuku.
Diana adalah orang yang kukenal ketika MOS, dia baik, suka menolong pula, dan terutama sifatnya yang menonjol sekali menurutku adalah keramahanya, dia sangat ramah sampai-sampai aku heran ketika sedang berjalan dengannya, semua orang yang dilewatinya maupun yang lewat dihadapanya tak satupun absent dipanggilnya. Selain Diana satu lagi orang yang bagiku cocok berteman denganku, panggil saja Nurul, sama seperti Diana dia pun tak kalah baik, dia suka mengingatkan akan kewajiban seorang muslimah kepadaku dan inilah sifat yang kusukai dari sahabatku yang satu ini.
Aku senang bersahabat dengan mereka berdua, tapi bisa dikatakan aku lebih dekat dengan Diana. Yaa mungkin saja karena segi tempat duduk atau apa aku tidak tau. Aku yang sebelumnya bahkan tidak pernah melakukan tahajud sekarang menjadi termotivasi untuk rutin menjalani sholat tahajud, karena Nurul pernah bercerita padaku mengenai Hikmah Sholat Tahajud, dia juga mengingatkanku akan pentingnya menjaga lisan, tapi memang bagiku hal yang paling sulit untuk diperbaiki adalah menjaga lisan.
" Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, hendaklah iya bertutur kata yang baik atau lebih baik diam" (HR. Bhukhari dan Muslim)
Lisan itu bisa membuat seseorang senang maupun sedih, sedikit saja lisan yang keluar dari mulut seseorang tanpa berpikir dahulu bisa saja menyakiti perasaan seseorang. Bahkan lisan memegang peranan penting dari 77 cabang keimanan. Amal lisan adalah yg paling banyak jumlah nya. oleh karenanya islam menekankan akan pentingnya menjaga lisan dalam kehidupan sehari hari. Tidak sedikit persahabatan menjadi retak hanya karena perkataan yang menyinggung perasaan, banyak pertemanan yang akhirnya berujung pertengkaran dan permusuhan.
Begitupun diriku, tidak jarang aku menyakiti perasaan seseorang karena perkataanku dan aku sadar itu, InsyaAllah akan coba kulakukan apa yang dikatakan Nurul. Pada hari itu tepatnya hari senin, aku melihat teman laki-laki dikelasku sedang berkumpul dan membicarakan sesuatu, tidak sengaja aku mendengar perkataan salah seorang teman mengenai teman sekelasku panggil saja dia Riki, dia akan mengatakan perasaanya dan mengajak seseorang berkhalwat, sayangnya aku tidak mendengar entah kepada siapa hal itu ditujukan. **
Ketika bel pulang sekolah berbunyi aku pun segera mengemas barang-barangku, saat itu aku merasa ada yang berbeda dengan suasana kelas yang tidak seperti biasanya "em.. mungkin hanya perasaanku saja" batinku, aku pun langsung bergegas meninggalkan kelas. Sesampai di depan kelas, tiba-tiba aku dikejutkan oleh seseorang dan ternyata dia Riki, ia mengahadangku didepan pintu "Astaghfirrullah aku baru sadar akan hal yang aku dengar tadi itu ditujukan untuku" batinku. Aku pun sontak terkejut dan berjalan menuju kedalam kelas kembali tapi ia masih saja mengikutiku.
Tidak sedikit temanku yang melihat kejadian ini, aku pun semakin berjalan mengelilingi kelas untuk menghindarinya tapi ia semakin tak berhenti mengikutiku, sedang dipikiranku sendiri sudah mengetahui apa yang akan dikatakannya. Tanpa kusadari tiba-tiba Riki sudah berada didepanku dan langsung saja memanggilku, namun ketika ia akan melanjutkan perkataanya aku memotongnya dan langsung mengatakan dengan suara yang cukup keras "Tidak untuk maksiat!" sontak semua yang melihat kejadian itu terkejut, entahlah mungkin perkataanku ini terlalu kasar.
Aku sadar akan sikapku ini yang kekanak-kanakan dan bahkan memalukan diriku sendiri. Tapi harus bagaimana lagi, aku tidak akan pernah mau melakukan apa yang tidak disukai Allah. Benar, mungkin kali ini aku gagal menjaga lisanku, tapi aku yakin akan ada hari yang paling tepat dimana aku bisa memperbaiki lisanku.
Lain halnya dengan lisanku, aku pernah berdebat dengan Diana mengenai jilbab, perdebatan ini tidak membuat persahabatan kami menjadi renggang. Hari itu tepatnya hari Selasa seusai pelajaran Olahraga, aku menanyakan kepadanya
"mana yang akan didahulukan menjilabkan hati atau menjilbabkan diri? Haruskah salah satunya didahulukan agar yang satunya lagi bisa dikerjakan?"
Diana menjawab "menurut pengalamanku, menjilbabkan hati dulu itu lebih utama, karena sejak kecil aku sudah diajari mengenai kebaikan oleh kedua orangtuaku, tetapi mungkin saat itu hatiku belum terbuka untuk menjilbabkan diri" maaf temanku, mungkin engkau sudah terlalu bosan mendengar kalimat dan perkataan ini, tetapi seperti yang engkau tau, menggunakan jilbab adalah kewajiban. Baik atau buruknya perilaku kita sekarang, tidak menjadi syarat wajib untuk menggunakan jilbab.
Adakah ayat Al-Qur'an atau hadist yang mengatakan jika wanita bisa menggunakan jilbab ketika sudah baik hatinya? Tidak ada, bagiku tentu alangkah baiknya jika keduanya dikerjakan secara bersamaan. Benar, aku sadar dulu aku pun pernah tak mengenakan jilbab, dan bukan aku saja pastinya setiap orang pernah seperti itu, bukan? Kita hidup di dunia ini bukan untuk menjalani hal yang instant, hidup itu proses dan penuh pilihan. Tidak mungkin begitu seorang perempuan yang telah memutuskan untuk berjilbab, bukan berarti langsung bermetamorfosis menjadi seorang bidadari yang tanpa cela.
Semua butuh proses, justru dengan berjilbab insyaAllah kita akan bisa menahan diri, dari hal-hal yang tidak disukai Allah, dengan jilbab ini juga akan membuat seseorang lebih semangat dalam memperbaiki diri. Ingat! Kewajiban menggunakan jilbab itu untuk wanita baligh, bukan untuk wanita baik. Aku berkata seperti ini karena ini lah yang terjadi padaku, aku yang berniat untuk menjadi istiqamah, kemudian Alhamdulillah perlahan-lahan semangatku mulai muncul untuk berhijrah.
Sadarkah kita, laksanakanlah kewajiban. Karena, jangan sampai terlambat dan kita menyesal tidak mengindahkan perintah dari-Nya. Jikalau pertanggung jawaban sudah diminta, maka tidak akan ada lagi kesempatan kedua untuk bertaubat. Maka dari itu aku melakukan perjalanan hijrah ini karena bagiku Hijrah itu dimana seseorang menyadari untuk menuju perubahan dari buruk menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik, namun bukan berarti menjadi lebih baik itu sempurna, karena No one perfect only Allah SWT is perfect. Baik itu bukan hanya berpakaian saja atau sampulnya saja, namun dalam hatipun seperti itu. Maka alangkah baiknya jika hijrah dilakukan dengan menghijrahi diri dalam berpakaian dan hati dalam bertindak maupun berasa. Remember please! Wearing a veil is an obligation for every muslims female.
"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapak mereka atau bapak mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya." (Surah An-Nur, ayat 31)
Wassalamu'alaikum wr.wb
YOU ARE READING
Perjalanan Hijrahku
EspiritualThis is my story of Hijrah and this is real, it's just a partially and not yet finish :)