"Sini deh duduk deket gue"
Gue pun mendekat ke arah Devan
"Ini yang sakit?" sambil pegang perut gue
Dia pegang perut gue sambil ngelus ngelus secara memutar rasanya nyaman,benar rasa sakitnya berkurang,dia tau apa yang bikin gue semakin nyaman ketika berada di sampingnya. Gue dan Devan memutuskan untuk memutar film twilight .
Entah siapa yang tidur duluan gue pun nggak tahu,yang pasti kini gue tidur di pelukan Devan dengan posisi gue agak di bawah Devan. Rasa nyaman saat di pelukannya tak pernah berubah sama seperti dulu waktu pertama kali dia meluk gue. Badan gue yang mungil kini tenggelam di badan Devan yang tinggi dan dagunya nempel di pucuk kepala gue.
Sebelum kami tertidur kami sempat menghabiskan semua makanan yang di bawa Devan plus ice cream tadi,entah itu perut atau apa yang jelas kini perut gue tambah buncit.
Gue nyaman dengan keadaan seperti ini,seperti tak mau berpisah dengannya,dia sangat tahu apa yang gue butuhkan, benar kini gue sangat mencintainya dan dia adalah hal terindah yang Tuhan berikan.
Di pelukannya seakan Rasa nyaman,rasa di cintai,rasa dilindungi oleh seseorang gue dapatkan darinya ,dari seseorang yang dulu tak pernah gue kenal sebelumnya,tapi kini dia hadir dalam hidup gue.
Devan p.ov
Sebelum gue tertidur dengan posisi memeluk Tita yang gue ingat tadi kami sempat berantem lempar lemparan boneka,makan cemilan,makan ice cream nonton film bareng,nangis bareng sampai tertawa juga bareng.percayalah gyus kalau lo lihat gue sama Tita pasti udah ngira kalau gue itu sudah tidak waras.
Sesekali gue terbangun dari tidur gue melirik Tita,sepertinya dia sudah tidak kesakitan lagi,sembari gue ngelus pucuk rambutnya gue melihat raut wajahnya,dia sangat imut saat tertidur seperti ini dia begitu sangat menggemaskan.
Sekarang posisinya Tita tidak lagi gue peluk,tapi kini dia yang memeluk gue dari depan dengan wajah yang dia eratkan ke dada gue.
Gue yang kini udah tidak tidur ,gue memutuskan untuk terjaga untuk saat ini,melihat wajah Tita aja udah cukup bagi gue,dia adalah orang yang sangat berharga di hidup gue setelah orang tua,dia juga penyemangat bagi gue yang pasti gue sangat mencintainya untuk saat ini bahkan sampai gue menua nanti.
"Dev lo nggak tidur?" tanya Tita tiba tiba dan dia ngedongak menatap wajah gue.
"Udah kok tadi, lo tidurnya nyenyak banget" gue tersenyum padanya.
Gue melihat kini wajahnya memerah karena malu atau apa entahlah gue juga nggak tahu,yang gue tahu kini dia makin membenamkan wajahnya di pelukan gue.
Sekarang udah jam 22.13 menandakan kalau sekarang udah larut malam,rasa dingin malam sangat terasa meski kami kini berada di dalam ruangan, gue melihat di sekitar sudut ruangan keluarga ini,di dinding sekitar Tv terdapat foto keluarga Tita dan juga foto Tita dan Dika waktu kecil. Wajahnya tidak berubah masih sama seperti sekarang . ruangan yang terdapat beberapa sofa dan juga terdapat sofa lebar seperti yang gue tidur i ini, ruangan memiliki tembok berwarna biru muda dan juga bunga teratai yang terbuat dari plastik tapi kelihatan tampak nyata.
Gue kini merasakan pelukan erat Tita makin melemas dan seakan dia tidak meluk gue lagi. Gue sedikit mundur untuk melihat wajah Tita. Tapi pemandangan yang sangat buruk gue lihat saat ini. Cairan merah pekat mengalir dari hidung Tita,mungkin tak gue sadari kalau sejak tadi Tita udah mimisan dan membasahi sedikit di baju gue.
"Ta .." gue yang sambil goyang goyangin badannya. Namun tak ada jawaban,Dia hanya terpejam.
"Heii.. Sayang lo kenapa?" gue yang kini sambil melihat wajah Tita.namun tetap tak ada jawaban darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You (Devan)
Romance"Karena hati ini hanya untukmu,detak jantung ini selalu berdetak karena mu , karena apa aku mencintaimu? Entahlah ,mungkin benar cinta mungkin tak beralasan " Tita "Seperti ada yang beda saat aku melihatmu , mungkin ini rasa yang sejak lama hadir me...