Part2.

7 0 0
                                    

07.15

Sena segera turun dari mobil Arfa, dan langsung berlari meninggalkan kakaknya itu.
"Sena! Tungguin abang!"

Tak ada jawaban.

Lari perempuan itu malah bertambah kencang.

Namun belum sempat mereka menyelinap naik keatas tangga, terlihat bu Sulis sudah berkacak pinggang di depan meja piket.

"Mampus!" Arfa menempuk jidatnya.

"ARFARO NICHOLAS PUTRAAMRI!!!"
"ASSYENA NAURYCA PUTRIAMRI!!!"
- suaranya terdengar seperti macan mengamuk :v

terpaksa mereka berdua harus berbalik. Mendengar teriakan Bu Sulis.

"Maaf bu, tadi macet dijalan." Arfa memberi alasan.
"Maaf, maaf! Bukan Jakarta kalau tidak macet!" Bu Sulis, cetus

*Abang bego dah -batin Sena

"Bu.. Bukan bu. Tadi pagi kita kesiangan." Sena berusaha membela.
"Memangnya hari ini, hari pertama kalian masuk ke sekolah?!" Bu Sulis, lebih ketus.

*Salah mulu tai -_-  -Batin Sena lagi.

"kenapa kalian diam?!!"
"I.. iyaaa bu. Kami minta maaf sebesar-besarnya. Kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Jawab mereka bersamaan.

Wajah Bu Sulis tampak menimbang-nimbang.

"Baik kalau begitu hukuman kalian adalah.. "

Gc kek, bikin degdegkan anying
-_-   -Kini batin Arfa.

"Bantu ibu mengoreksi ulangan harian kelas XII IPA2. kebetulan ibu sedang kerepotan"

*ada kali hukuman begini -,- astagaa. -Hati Sena menggerutu.

*kelasannya siBang Diko anju -_-
   -Hati kecil Arfa (Diko ialah Kaka kelas seGank -an Arfa)

Mau tak mau, jawaban yang diinginkan bu Sulis sudah pasti "BAIK BU."
"BAIK BU."

Mereka mengikuti langkah Bu Sulis kedalam Ruang Guru.

"Duduk."
Bu Sulis menunjuk dua buah kursi dan meja yang terdapat setumpukkan kertas dan se-pot vas bunga kecil diatasnya.kemudian mereka segera menduduki kursi yang dimaksud Bu Sulis.


"Ibu tinggal yah. Ini kunci jawabannya.Kalau perlu apa-apa Ibu ada diRuang Bp." Bu Sulis, seraya memberikan selembar kertas berisi kunci jawaban. Dan wanita paruh baya itu meninggalkan ruangan.

°°°

Kini hanya tinggal Arfa Dan Sena didalam Ruang Guru.
Tidak, masih ada beberapa Guru yang wara-wiri, keluar dan masuk Ruangan itu.

"Idih! Bang Diko tolol banget dah, dasar semvak tuyul. Masa ulangan matematika dapet 2,75. Idiot dasar." Tiba-tiba suara Arfa mangagetkan Sena ditengah-tengah keheningan mereka.

"Elu tolol. Berisik kampret." Sena merasa terganggu.

Selang 20 menit. Tugas mereka selesai. Mereka bangkit dari kursi. Merapihkan setumpukkan tugas dari Bu Sulis tadi. Dan pergi meninggalkan Ruang Guru.

Mereka menyusuri tangga, kemudian masuk kedalam kelas bertuliskan: XI IPA1.

Kedatangan mereka mencuri perhatian. Seisi kelas yang tadinya fokus kedepan papan tulis, kini menatap mereka kebingungan.
Sontak seorang Bapak tua yg sedang menggenggam spidol, ikut menoleh.

SIMILAR BUT NOT THE SAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang