Storm Epilog

18 1 0
                                    

    Pria itu tersentak membuka matanya, seketika semua perasaan sesak yangmenggerogotinya meluap bersama butir bening yang mengalir. Tidak, dia hanyamelepas sedikit, secarcik, hanya melepas satu pisau dari berpuluh ribu bahkanjutaan pisau yang menikam mungkin lebih sakit dari rentetan bayangan palingmengerikan. Dia masih menggerak-gerakkan jari-jarinya menari diatas tuts yangsemakin menatapnya dingin, seolah menambah hujaman dan tikaman pada luka-lukayang masih terkoyak. Terus dan terus menari bersama air mata yang berlenggokturun dari singgah sana, suara tangis pecah dari bibirnya yang bergetar sepertisebuah nyanyian kelam yang mengiringi tarian jarinya. Bagaimana caranya aku melanjutkan hidup tanpamu? Katakan padaku! Jangandiam membisu seolah kau memang ditakdirkan tidak memiliki suara dari balikbibir indahmu. Kembalilah! Peluk oppa dan katakan kau ada disini dan takkankemana-mana. Maaf, mamaafkan oppa, oppa salah padamu, oppa membohongimu, oppatidak bermaksud seperti itu Hyeraa-ya. Oppa hanya ingin melihat Yesung hyungbahagia, hanya beberapa hari dia ingin bersamamu dengan setiap detik dalamhidupnya, tapi kenapa itu menjadi detik-detik terakhirmu, eoh? Berteriaklah dancaci oppa sepuas hatimu, jangan diam! Kau ingin menyiksa Kim Ryeowook oppamuini, eoh? Bukankah aku musim semimu? Selalu membuatmu tersenyum kearahku,seakan aku bunga-bunga yang bermekaran dimusim semi, membuatmu ingin tetapberada didekatku. mencicipi masakanku, tertawa pada setiap tingkahku yangselalu memancing gelak tawamu. Melangkah menembus hamparan bunga yangbermekaran seolah mereka selangkah denganmu. Hyeraa-ya, katakanpada oppa bagaimana caranya bernafas lagi tanpa kau, oksigen dunia oppa?

 Hyeraa-ya, katakanpada oppa bagaimana caranya bernafas lagi tanpa kau, oksigen dunia oppa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang