Part 2

62 8 8
                                    

"Mirr, tadi liat kan?? Itu yang namanya Levin! Sumpa yak, cuma kena botol kosong dimasalahin banget!"

"Sabar Jo.. Lo juga jangan cepet emosi"

"Gabisa Mir, apalagi berhadepan sama tuh cowok jadi jadian"

"Iya iyaa.. Udahan dong ngomelnya, pusing gua dengernyaaa!" jawab Miran gemas, yang daritadi mendengar keluhan sahabatnya yang ga ada ujungnya.

"Mending abis pulang sekolah kita makan nasi bebek depan sekolah? Gue tantang lo makan nasi bebek level 10 nya mak inem!" tantang Miran.

"Oke, siapa takut, kalo segitumah cuma buat anak sd doang mir yang takut pedes" kata Jojo sombong.

"Oh kalo gituu, ga boleh minum, ga boleh nangis, ga boleh ingusan, ga boleh mendesis kepedesan, muka harus datar,abis makan tunggu 5 menit baru boleh minum, minumnya teh tawar panas?" tantang Miran lagi dengan nada yang cepat seperti orang yang lagi ngerap.

"Ah banyak mau lo, iya iya iyaaa"

"Hahaahaha kalo lo kalah, lo yang traktir nasi bebek gue yak?" Miran nyegir seperti kuda sambil menaik turunkan alisnya.

"Eeh mana boleh gitu kalo itu mah.. Bayar sendiri aja sana, emang gua mak lo" jawab Jojo sinis.

"Issh pelit!" Miran cemberut

-----

"Emmaa, kenapa sih dia ngeselin banget?! Bodo harus gue baless" Levin merengek ke Emma.

"Udah vin gausah dibales, kaya anak kecil aja" cegah Emma sambil mengusap kepala Levin yang benjol seperti ibu ibu yang sedang menenangkan anaknya agar tidak menangis lagi.

"Lama lama lu jadi emak gua aja ya ma" kata Levin.

Mendengar Levin bicara seperti itu, Emma langsung mendorong Levin sampai terjatuh.

"Aww.. Ko lo gitu ma sama guee huee.." rengek Levin.

"Au ah" kata Emma sambil pergi tidak perduli pada Levin yang sedang tiduran di lantai kantin sambil menangis.
·
·
·

Levin baru sadar Emma sudah tidak ada, "Lah Emma mana?"

Levin celingak celinguk, kini semua orang menatapnya yang mungkin menganggap Levin orang gila atau orang aneh.

Levin dengan cepat langsung berdiri, dan malu, ia langsung berlari mencari Emma.

Malu woy!! Batin Levin.

-----

Esoknya, saat pelajaran olahraga.

"Anak anak, lari keliling lapangan 5 kali!" perintah pak Agung.

"Ya paak" jawab anak anak malas.

Saat sedang berlari, Jojo merasakan perutnya tak beres. Kampret nih Miran! Batin Jojo.

Kemarin Jojo benar benar memakan nasi bebek level 10! Tanpa minum, tanpa menangis, tanpa... apa saja lah, semua tantangan Miran ia terima.

Jojo sudah tak tahan lagi, ia berlari sambil menahan mules. Sesekali ia mengeluarkan kentut. EWH.

"Ohook.. Ohook..Oeek" cewek cewek yang berlari dibelakang Jojo terbatuk batuk mencium bau tak sedap yang bersumber dari Jojo.

"Jojo lo kentut yak?!"

"Maap yakk, gue mules banget niih udah ga kuaat, paak saya mau ke toilet duluu ada panggilan" izin Jojo. Pak Agung hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa.

"Astagaaa, dia ada ada aja guys!" kata Levin sambil mengerutkan kening jijik.

"Gua udah kenyang liat kelakuan dia! Kenapa siih gue sekelas lagi ama si cewek alay itu" Bianca mengomel. Ya, diantara Levin and the gengs, satu satunya cewek yang paliing gasuka ama Jojo itu adalah Bianca, tidak tahu apa yang sudah Jojo perbuat kepadanya sampai ia dendam kesumat seperti itu.

"Levin, mending kita kerjain tuh anak" ajak Bianca memasang wajah devil.

"Ayook biar tahu rasa dia"

"Kita gausah ikutan mereka berdua guys" ajak Emma pada yang lain. Emma memang orangnya tidak suka mencari masalah.

Levin memutar bola matanya dan meminta izin ke Pak Agung "Pakk, saya izin ke toilet, saya mules pak"

"Pakk, saya tadi dipanggil Ibu Retno" bohong Bianca.

"Heyy kembali kaliaan!"

Tapi mereka berdua sudah ngacir duluan ke toilet Jojo.

-----

"Sssstt.." desis Levin.

Dari luar toilet Levin dan Bianca mengendap endap agar tidak ketahuan Jojo.

1..2..3.. Levin memberi aba aba kepada Bianca lewat mulutnya tanpa bersuara.

Setelah diberi aba aba, Bianca langsung mematikan saklar lampu toilet.

Jojo terkejut, yang tadinya bernyanyi di dalam toilet lansung terdiam.

"Siapa itu?" tanya Jojo ragu ragu.

Levin dan Bianca cekikikan, tak kuat menahan tawa.

Levin langsung menyalakan ringtone suara tertawa kunti yang sangat menyeramkan.

"Eeh jangan bercanda doong, nyalain lampunyaa" teriak Jojo yang sudah keringat dingin.

"Kamu yang namanya Jojo kan!" Bianca merubah suaranya seperti kunti, benar benar mirip!

"I..iya, tau dari mana lo mbak kunti?"

"Gausah banyak tanya! Kamu kan yang bikin kepala Levin benjol?! Jangan banyak gaya disini! Karna yang paling keren disini cuma gue, Kunti Srikinti!! Ngik ngik ngiik ngik ngik.."

"Ampuun mba kuntiii" Jojo sudah menangis di dalam kamar mandi.

"Abis ini lo harus minta maap ke Levin! Kalo ngga... Gue gentayangin lo seumur idup!" ancam kunti alias Bianca.

"I..iyaa iyaa maaf mba kuntii, saya bakal minta maaf ke Leviin"

Bianca langsung tertawa bak kuntilanak, dan langsung menggedor pintu toilet kasar.

"WAAAAAAA!!!... MBA KUNTI JANGAN MASUK KESINI SAYA TAKUUT" jerit Jojo histeris.

Levin dan Bianca langsung berlari keluar toilet, tawa mereka meledak karna tawa yang mereka tahan dari tadi.

Mereka lalu ber high five ria. Yes!!! Ahahahhaha rasain lu joon kata Levin dalam hati.

-----

"Eeh ada Jojon" kata Levin centil.

"Heh menye! Nama gue Jojo! J-O-J-O jangan asal ganti nama gue!" kata Jojo judes.

"Eh nama gua juga jangan asal ganti juga dong! Menye, menye huuh" kesal Levin.

"Tapi ko disini dingin dingin merinding gitu ya?" Levin menyilangkan tangannya didepan dada sambil melirik Jojo.

Jojo mematung, Jojo teringat peristiwa tadi.

"Maaf ya" kata Jojo pelan, sangaat pelan, Jojo gengsi untuk minta maaf. Jojo meminta maaf tapi matanya malah melihat ke sekitar, ia tak mau melihat Levin.

"Hah? Apaan? Ga dengeer" Levin menggelengkan kepalanya ke kanan untuk membenarkan poni lemparnya.

"G..gue minta maap! Aah cukup sekali aja bisa kan gue ngucapnya" kata Jojo kesal.

"Minta maap untuk apa ya? Yang jelas dong ah"

Jojo gemas liat tingkah laku Levin, ingin berkata kasar tapi ia tahan "Gue minta maaf karna di kantin gue bikin pala lo benjol"

"Naah gitu dong, yang tulus, ga teriak teriak, sakit kuping barbie"

Jojo mengernyit.

"Udah yak, bye." Jojo ngacir meninggalkan Levin ngeri, takut mba kunti mengikutinya.

Wakakakkak ternyata cewek brutal kaya dia takut setan juga. Seru juga.

------

Haii semoga kalian suka ceritaku yang gajelas ini yaa huhuu

Pliis klik vote dan komeen agar aku makin semangat nulisnya hehee

JONYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang