Sinar matahari yang menyeruak masuk melewati jendelaku, sangat menyilaukan. Pasti Mom yang membuka gordennya. Aku berlindung dibalik bantal gulingku menghindari sinarnya yang membuatku menyipitkan mata. Masih ada waktu untukku mengumpulkan nyawa sebelum membersihkan diri di kamar mandi.Ya ampun, aku lupa memperkenalkan diriku dan orang-orang yang aku sayangi dalam hidupku. Baiklah, aku akan memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Sepertinya kamu semua sudah tahu, aku Valeriena Sierra berumur 15 tahun, duduk di kelas 1 SMA di Paint Branch High School. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara, ya aku anak terakhir.
Aku memiliki dua kakak laki-laki, mereka seperti kembar tapi pada nyatanya tidak. Mereka beda satu tahun. Marvin Roosevelt Sierra dan Marvel Rocher Sierra. Kadang aku seperti anak angkat jika berada diantara mereka dan Daddy, karena wajahku tidak mirip dengan mereka bertiga. Tapi jika ada Mom diantara mereka aku pasti percaya diri dan tidak menganggap diriku sendiri sebagai anak angkat, karena aku sangat mirip dengan Mommy.
Duo Marv-begitu-aku-menyebutnya, aku menyayangi mereka. Terkadang perkataan ku yang barusan harus ditarik kembali karena tingkah mereka yang tak segan-segan membuatku ingin mengumpat, begitu menyebalkan.
Mom dan Dad, mereka adalah orang paling berharga nomor satu dalam hidupku. Tak ada yang bisa menggantikan mereka. Mereka, Anna dan Josh adalah sebagian dari jiwaku. Aku sangat menyayangi mereka.
Tok tok tok
"Val, ayo sarapan dulu!" teriak Marvin dari luar kamar.
Aku bergegas memakai dasi dengan rapi, lalu mengenakan kaus kaki ku yang berwarna putih. Setelah itu aku turun ke bawah, menyusul mereka yang sedang bersiap untuk sarapan di ruang makan.
"Val?" terdengar Dad memanggilku. Aku pun menatapnya fokus.
"Ya Dad?"
"Mom bilang kau pingsan kemarin," ucap Dad khawatir, sembari mengambil sandwich buatan Mom.
"Iya Dad, aku pingsan kemarin." ucapku sambil membuang muka, aku malas membahasnya.
"Apa Bryan itu kekasihmu?"
Aku tercengang mendengar Dad bertanya seperti itu, pasti Mom yang menceritakan semuanya. Ugh, kau boleh tahu aku pingsan kemarin Dad, tapi aku tidak mau kau tahu tentang Bryan. Aku memang menyukainya, tapi aku baru saja berkenalan dengannya kemarin. Dan hubungan kami hanya sebatas teman.
"Dad, please biarkan aku menyelesaikan sarapanku dulu." ujarku memohon, sekaligus mengalihkan perhatian.
"Go ahead sweetheart,"
Dad menyerah, mungkin menyadari anaknya begitu malas untuk membicarakan laki-laki yang bernama Bryan itu, jadi ia pun juga meneruskan sarapannya. Tidak dengan Duo Marv, mereka malah berbisik-bisik sambil melirik ku. Aku tidak tahu apa maksud mereka.
"Hey Val, apa kau mengalihkan pembicaraan?" tebak Marvel, sambil tersenyum jahil.
"Apa maksudmu?" Aku tahu maksud pertanyaan Marvel, oh kumohon aku hanya tidak mau membahasnya.
"Kau hanya perlu menjawab pertanyaan Dad, Valley"
"Sudahlah Marvel, teruskan saja sarapanmu Mom tahu dosenmu tidak suka mahasiswa nya terlambat," Mom berujar sambil menatap kedua manik Marvel dengan serius.
"Alright, I got it " Marvel hanya pasrah dengan perintah Mom, begitulah Marvel dia tidak akan berhenti sebelum Mom menegurnya.
Acara sarapan sudah tuntas, aku meneruskan aktivitasku yang lain, memakai sepatu. Setelah itu aku langsung menghampiri Dad, seperti biasa Dad selalu mengantarku pergi ke sekolah. Dad akan marah padaku kalau aku nekat pergi ke sekolah sendiri. Kalau Dad tidak bisa biasanya Marvin dengan mobilnya atau Marvel dengan motornya yang akan mengantarku ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stick Around
RomanceBagi Valerie, Brian adalah segalanya. Karena Brian lah kehidupan Valerie menjadi berbeda dari biasanya. Tetapi pada hari itu, hari dimana Valerie tidak dapat berbuat apa-apa, hanya bisa bertumpu pada harapan palsu. Brian tidak lagi disisinya. Brian...