Bagian Pertama

43 4 1
                                    

Hening suasana kota pada dini hari, tiba-tiba dipecahkan oleh suara teriakan seorang pria paruh baya yang meminta tolong. Ia di kejar-kejar oleh dua orang wanita membawa senjata.

"Tolong, Tolong saya!! Hey Seseorang tolong saya...". teriak pria itu meminta tolong.

"Sudahlah pak sia-sia saja anda meminta tolong, disini hanya ada kita bertiga. ayo Lisa tembak dia!!!" salah satu wanita itu meminta rekannya untuk menembak pria tersebut.

"Maafkan aku pah, aku harus melakukan ini, maaf aku di besarkan menjadi anak yang durhaka". sambil menangis Lisa membuka topengnya dan bersiap untuk menghabisi nyawa ayahnya sendiri.

Alangkah terkejutnya pria tersebut melihat ternyata salah satu dari dua wanita tersebut adalah anaknya, Lisa.

"Apa yang kau pikirkan nak? tidakkah engkau sayang pada papa? apa salahku? aku mohon nak, adik-adikmu masih kecil. mereka butuh aku untuk menafkahi mereka, ibumu sudah lama meninggal, akulah satu-satunya orang tua kau dan adik-adikmu nak". dengan wajah yang semakin memucat pria itu berbicara kepada anaknya.

"Aku tau kau ayahku, tapi kau bukan orang tua kandungku, kau orang asing bagiku. Dulu ibu meninggal, Dan itu semua gara gara kesalahan mu, yang tidak hati-hati dalam berkendara. Ibu tewas hari itu, aku tidak terima seharusnya kaulah yang mati". Ucap Lissa sambil menangis.

Pria itu masih menangis meratapi nasibnya yang sedang di ujung tanduk. Tiba-tiba...

Doooooor..

Akhirnya Lisa membunuh ayah tirinya itu tanpa rasa belas kasihan lagi, Ia masih menangis dengan apa yang ia perbuat. Entah harus puas atau menyesal dengan apa yang ia perbuat, ia hanya bisa melihat ayahnya tirinya yang terbujur kaku di jalan.

"Kerja bagus Lisa, kamu di terima bergabung di kelompok kami. Ayo kita pergi!". ujar wanita yang bersama Lisa.

"Hmm.. baiklah, ayo pergi". sambung Lisa.

Mereka berdua pun pergi meninggalkan mayat pria paruh baya itu tergeletak begitu saja.

***

Waktu menunjukkan pukul 06:30 pagi, hingar bingar keramaian aktivitas pagi membuat Sandi terbangun dari mimpi di tidurnya.

"Sandi ayo sarapan dulu hari ini kamu jadi kan datang kesekolah melihat nomor ujian kelulusanmu?". panggil wanita di depan pintu kamar Sandi.

"Iya tante, Sandi mau mandi dulu". ujar Sandi.

Setelah selesai mandi Sandi menuju ruang makan, sarapan pagi hari ini adalah mie goreng instan yang di masak oleh tante sandi, Tante nur.

Sambil tersenyum tante Nur menyuruh sandi sarapan. "Ayo Sandi sarapan dulu, hari ini tante hanya bisa masak mie mie instan saja".

"Iya tante gak apa apa kok". Sandi menyantap lahap sarapanya itu sambil menonton televisi. Tiba-tiba...

"Breaking News, seorang pria paruh baya tewas menggenaskan dengan luka tembak dibagian kepalanya. peristiwa ini terjadi sekitar pukul dua dini hari tadi, Saat ini mayat korban yang tidak diketahui identitasnya tersebut di bawa ke rumah sakit terdekat untuk di visum, guna mengetahui apakah masih ada bekas tindakan kekerasan fisik lainnya. polisi juga masih memburu pelaku pembunuhan tersebut". suara pembawa berita di televisi yang sedang Sandi tonton.

"Bang, Semoga nanti abang lulus yah!! hey bang Sandi, serius amat nonton tv nya!". ujar adik Sandi yang tiba-tiba mengejutkan Sandi ketika ia menonton TV.

"Oh Ega rupanya, kirain siapa? amin.. amin makasih doanya nya ga!". balas Sandi

Tin tin...

Dosa : Kota Para PembunuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang