Bagian Keempat

6 1 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Itu menandakan Sandi dan Arif harus bergegas ke tempat kerjanya masing masing.

"Kami pergi dulu". Ujar Sandi berpamitan.

"Hey bangsat bayar dulu makanannya!!". bentak Elyas.

"Nanti saja kapan-kapan". Arif menjawab sambil menghembuskan asap rokoknya di wajah Elyas.

"Uhuk..uhuk..uhuk sialan kau". Elyas terbatuk-batuk.

Sandi dan Arif pergi dengan terburu-buru, Mereka hanya tidak ingin terlambat di hari pertama kerjanya.

"Tenang biar aku saja yang bayar!" ujar Rosa.

"Oh terimaksih banyak!! untung ada kamu, Kalu tidak saya bisa rugi". lanjut Ellyas.

Diperjalanan Sandi dan Arif bertemu Darman. Darman bersama para anak buahnya memberhentikan mobil yang di tumpangi Sandi dan Arif.

"Hey kalian mau apa? cepat minggir!". pinta Sandi.

"Kalian pasti teman dari Kukuh!". kata Darman menerka.

"Ya benar, apa yang kalian inginkan".
Jawab Arif.

"Pertama, Kukuh telah membunuh anak buahku. Yang kedua pasti kalian juga menyembunyikan Lisa. Dan yang ketiga, kamu pasti Arif. Kamu adalah sumber emas!! kamu pasti cucunya..." belum sempat Darman selesai berbicara, tiba-tiba...

doooor..

Satu tembakan menghujam ke kening Darman. Seketika itu juga ia langsung tegeletak tak berdaya.

"Cepat masuk ke mobil!!" ujar Arif bergegas menuju mobilnya.

"Hey bangsat mau kemana kalian!!!".
anak buah Darman menembaki mobil jeep hitam-putih milik Arif yang dengan cepat melaju dari kepungan anak buah Darman.

"Hey gila kamu!! apa maksudnya kau menembak dia? dia itu walikota kota ini!!". bentak Sandi.

"Sudah lah hari ini kita tunda dulu niat untuk melamar kerja". jawab Arif Santai.

"Kau ini memang goblok!!". Umpat Sandi.

Sandi dan Arif kembali ke kedai milik Elyas.

"Di mana Lisa?". tanya Arif pada Elyas.

"Baru saja pergi entah kemana". jawab Elyas.

"Oh ya hey kalian kalau kesini bayar!! untung Rosa sudah menanggung uang makan kalian!!". ujar Elyas mengingatkan.

"Ya ya kali ini kami bayar!! cepat bikinkan kopi susu dua gelas!!". pinta Sandi.

Sandi dan Arif duduk sejenak merenungkan apa yang baru saja mereka berdua lakukan. Mereka telah masuk dalam masalah besar. Arif telah membunuh Darman tanpa segan-segan dan otomatis Sandi juga terlibat dalam kasus tersebut.

"Hey cepat jelaskan apa maksudnya Darman menganggapmu tambang emas?". tanya Sandi penasaran.

"Nanti dulu goblok!! kita santai dulu sambil Merokok". jawab Arif menenangkan.

"Cih...Baiklah!". Sandi menerima saja.

Satu jam telah berlalu dengan hening.
Sandi masih bingung dengan ucapan Darman. Sedangkan Arif masih ragu untuk menceritakan semuanya pada Sandi. Elyas hanya terpaku melihat kedua temannya itu yang sedang terlibat dalam sebuah masalah.

"Breaking news...Selamat pagi pemirsa. Kabar duka menyelimuti pagi ini, Walikota kota Raflesia baru saja di temukan tewas sekitar satu jam yang yang lalu, beliau di temukan dengan luka tembak di kepala, kini mayat bapak walikota di pulangkan kerumah duka untuk segera dimakamkan. Saat ini polisi masih memburu pelaku pembunuhan. Berikut foto dua orang pelaku tersebut".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dosa : Kota Para PembunuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang