Saat tengah menghindari Bagas, Queena menabrak salah seorang kakak kelasnya. Ia pun terjatuh.
"Maaf maaf kak, ga sengaja. Maaf banget kak." ucap Queena merasa bersalah.
"Eh lo kalo jalan ati-ati dong. Lo anak baru ya disini? Sini gue bantu berdiri." Balas Raffa dengan raut muka sedikit kesal.
"Iya kak, maaf kak, tadi aku buru-buru."
"Pantesan, buru-buru ngapain? Lo dikejar setan? Apa depkolektor?" Tanya Raffa disusul ketawa kecil
"Itu kak, namanya kak Bagas kalo ga salah." Ucap Queena sambil mengarahkan tangannya ke Bagas
"Ohh Bagas, udah lo biasa aja. Dia emang gitu kalo liat anak baru. Lo mau kemana sih?" Tanya Raffa
"Syukurlah, mau ke kantin kak, sekalian keliling sekolah."jawab Queena
"Iya kak, tadinya sih mau jalan-jalan, eh malah ada kak Bagas." Sahut Agnes
"Kelas apa lo?" Tanya Yudha
"Kita kelas X-1 kak"balas Agnes
"Oo kelas tetangga, gue Raffa, ini sahabat gue Yudha. Kalo lo digangguin sama Bagas, lo bilang aja sama kita. Ntar biar kita kasih tau dianya."balas Raffa
"Nama lo siapa?" Sapa Yudha
"Aku Queena kak, ini Agnes, temen sebangkuku."
"Ciee anak baru udah dapet temen solid nih." Celoteh Yudha
"Yauda Queen, gue sama Yudha mau ke ruang musik. Sana kalo mau ke kantin, inget gausa lari-larian"ucap Raffa
"Iya kak, makasih kak."balas Queena.
Kantin
Sesampainya di kantin, Queena dan Agnes mencari tempat duduk untuk mereka. Agnes yang penuh tanya pun ingin cepat-cepat duduk dan menanyakan pertanyaannya kepada Queena
"Eh anjir, lo kok bisa gampang deket sih sama kakak kelas, apalagi sama kak Yudha sama kak Raffa."tanya Agnes.
"Ya gue mana tau, kan tadi ga sengaja nabrak, gue kira mereka juga rese kaya kak Bagas."balas Queena
"Gue kasih tau aja ya, mereka tu anak paling keren disini, banyak tuh cewe-cewe yang deketin mereka, tapi gaada satupun yang diterima."
"Masa sih? Kayaknya tadi biasa aja deh. Lo nya aja kali yang gapernah ngomong sama mereka."
"Iya juga sih, bisa dibilang ini pertama kali gue ngomong sama mereka. Duhh seneng deh gue punya temen anak baru kaya lo, gue jadi bisa deket sama kakak keren."
"Ih apaan sih, udah ah, mending pesenin gue makan. Gue udah laper daritadi."
"Nah itu lo laper, kenapa tadi gua ajak ke kantin gamau?"
"Ya tadinya sih males, takut sama kakak-kakak kelas yang di lorong tadi."
"Kok gitu? Emang lo diapain sama mereka? Tadi kayaknya lo ga diapa-apain, cuma di godain dikit."
"Yee itumah waktu gue sama lo. Tadi kan gue nyari ruang guru tuh sampe muter muter. Nah gue lewat lorong itu, gatau kenapa kok kakak kelas yang cewe tu kaya ga suka gitu sama gue. Masa ya, tadi waktu gue jalan, gue diliatin terus coba? Tatapannya tuh juga ga nyenengin sama sekali."
"Eh jangan-jangan lo udah ketemu sama si Nenek Lampir?"
"Hah? Nenek lampir? Apaan si?"
"Iyaa, dia nenek lampir menurut gue."
"Kok gitu? Kenapa emang? Cantik cantik kok dibilang nenek lampir."
"Mukanya aja yang cantik, tapi kelakuannya tuh bikin elus dada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
Teen FictionPergilah, aku tidak ingin melihatmu. Dengan aku melihat wajahmu sama saja aku mengkhianati janjiku sendiri. Aku membencimu.