Dia Yang Pernah Hilang

154 25 6
                                        

Hari berganti begitu cepat. Namun bagi Queena, semua sangat lambat. Sudah seminggu Queena bersekolah di SMA Pelita. Ia merindukan suasana yang dulu menghangatkannya.

Daun gugur mulai berterbangan satu persatu, angin yang menyentuhnya. Angin membawa kesejukan. Namun terkadang daun yang tidak bersalah harus terjatuh karenanya. Daun itu seakan menikmati dirinya melayang. Ia tidak tahu kemana angin akan membawanya pergi. Terkadang sampai ke tujuan. Dan terkadang hanya lewat begitu saja.

Tampak Queena sedang duduk di bangku taman sekolahnya. Ia tidak sendiri.Namun ia merasakan kesepian. Banyak orang yang tertawa dan bercanda di dekatnya namun  Queena hanya termenung. Sebuah ucapan kasar kembali teringat.

"Gara-gara kamu kita semua menderita. Aku kehilangan putriku karenamu. Kamu pembunuh!"

"GAK! Bukan gue. Gue gak salah. GUE GAK SALAH."
Teriak Queena saat ucapan kejam itu merasuki pikirannya lagi.

Orang-orang di sekitar Queena terkejut mendengar ucapannya. Agnes yang berada di sampingnya pun ikut terkejut.

"Na, lo kenapa?"

Queena tidak menjawab sepatah kata pun. Ia berlari meninggalkan Agnes yang heran dengan sikapnya. Queena berlari menuju kamar mandi sembari menangis.

Di dalam kamar mandi Ia terus menumpahkan air mata. Ia tak bisa menahannya lagi. Queena teringat masa lalunya lagi. 

"Suatu saat nanti. Gue akan buktiin kalo gue bukan seperti apa yang mereka kira."
"Gue gak boleh lemah lagi. Gue harus bisa selesain ini semua." Sebuah tekad terbesit di hati Queena.

***

"Raff? Queena tadi kenapa? Kok nyeremin ya?" Tanya Yudha mengejutkan Raffa

"Gue juga gatau, ga biasanya dia kaya gini." Balas Raffa

"Lo kan deket sama dia. Masa lo gatau sih?"

"Lo tanya apa ngintrogasi gue sih? Gue gatau dia kenapa. Lagian gue aja baru kenal sama dia. Ga mungkin dia mau cerita sama gue."

"Queena siapa sih? Cewe aneh tadi?"

"Lo gatau Sya? Dia anak baru disini. Ah parah lo Sya. Cantik banget gitu lo bilang aneh. Keknya lo butuh berobat deh." Celoteh Yudha. Arsya memutar bola matanya malas.

Arsya memang lebih tertutup dengan perempuan. Ia tidak suka bila ada perempuan mendekatinya. Di dalam hatinya hanya ada satu nama. Arsya tidak tahu dimana dia sang pemilik hatinya sekarang.

Raffa memilih diam daripada ikut berdebat dengan Arsya dan Yudha. Raffa terus memikirkan Queena yang bertingkah aneh hari ini.

"Ga biasanya Queena gini. Gue yakin pasti ada sesuatu yang bikin Queena terpuruk kaya gini. Gue harus cari tau." Ucap Raffa dalam hati

Raffa pun pergi menyusul Queena. Ia melihat Queena masuk ke toilet. Ia pun mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Queena.

Raffa berbalik pergi meninggalkan tempat itu. Dalam hatinya ia masih bertanya-tanya kenapa dengan gadis itu. Raffa bingung harus bagaimana. Ia belum lama mengenal Queena, namun Raffa seakan mengerti masalah yang sedang dihadapi Queena.

"Lo kenapa sih Na?" Batin Raffa

"Woi Raf. Ngapain lo disini? Mau ngintip cewe lu ya?"celetuk Yudha mengejutkan lamunan Raffa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang