01

712 45 1
                                    

Aku benci! Aku benci kau, Oppa! Kemana kau sekarang? Aku merindukanmu. Bukankah kau sendiri yang berjanji tak akan pernah meninggalkanku! Pembohong! Dasar pembohong! Aku benci kau!!!

--------------------

Somi POV

Sudah hampir 3 bulan Kogyeol Oppa menghilang begitu saja. Aku sama sekali tidak bisa menghubunginya. Hubunganku dengan Kogyeol Oppa sudah 1 tahun lamanya. Semua berjalan baik-baik saja. Sampai hari itu terjadi, ketika Kogyeol Oppa tiba-tiba menghilang begitu saja. Tidak ada sepatah kata apapun darinya. Karena Kogyeol Oppa menghilang, tim hoki U10T, tim Kogyeol Oppa, tidak bisa mengikuti pertandingan yang tinggal 3 hari lagi diselenggarakan. Aku sudah mencari-cari keberadaan Kogyeol Oppa, tapi tidak ada satupun jejak yang kudapat. Aku sudah menanyakan kepada semua anggota tim hoki Kogyeol Oppa, tapi mereka semua tidak ada yang tahu. Sampai suatu ketika aku mendapat kabar bahwa Kogyeol Oppa pindah ke Amerika dan akan menetap disana. Sungguh hatiku sakit mendengarnya. Kogyeol Oppa pergi meninggalkanku begitu saja. Meninggalkanku sendiri disini. Setelah semua kenangan yang dilewati bersama, dengan teganya ia meninggalkanku tanpa kejelasan. Benci. Aku benar-benar benci dengan pria itu.

"Argghhh dasar pria jahat! Jahat jahat jahat!!!” teriakku saking kesalnya memikirkan semua hal itu.

“Yak! Jeon Somi! Siapa yang kau sebut jahat, hah?!” bentak Tuan Kim tepat di telingaku.

“Akhh!! Telingaku! Ya ampun, Tuan Kim, apa kau ingin membuatku tuli?” keluhku. Sungguh teriakannya yang tepat ditelingaku itu bisa saja membuatku tuli.

“Yak! Kau itu memang sudah tuli sepertinya. Berhenti melamun dan kembali bekerja cepat!” perintah Tuan Kim lalu kembali ke dapur.

“Aish!! Jeon Somi, kenapa kau selalu memikirkan hal itu! Menyebalkan!” keluhku dengan nada yang pelan.

“Somi-ya, ada apa dengan kau? Tuan Kim sudah memanggilmu berkali-kali tadi. Apa... kau...” “Eonni” ucapan Joohyun eonni langsung kupotong. “Kembalilah bekerja. Aku juga harus kembali bekerja.”  Ucapku pada Joohyun eonni.

“Baiklah, kembali lah bekerja. Jangan sampai pak tua itu menggonggongimu lagi. Sungguh mengganggukan sekali.” Perintah Joohyun eonni. “Baiklah, eonni.” Ucapku pelan.

“Oh ya, dan cepat bereskan itu.” Tunjuk Joohyun eonni ke tumpukan puzzle balok yang sedang kususun menjadi menara dengan dagunya. “Aku heran kenapa kau senang sekali menyusun itu.” Ucap eonni lalu kembali ke meja kasir.

Ah, benar. Aku baru menyadarinya kalau sejak tadi aku sedang menyusun itu. Tumpukan menara puzzle balok. Dulu aku sering menyusunnya bersama Kogyeol Oppa atau sedang menunggunya datang kemari. Sebenarnya aku benci dengan ini. Ini mengingatkanku pada Kogyeol Oppa, tapi entah mengapa ini menjadi kebiasaanku jika sedang bosan.

Aku pun menyusun kembali tumpukan itu. Tinggal sedikit lagi. Sedikit lagi selesai. “Jeon Somi” panggil Tuan Kim. Ketika Tuan Kim memanggilku, saat itu juga tumpukan menara yang sedang kubuat hancur seketika.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
White NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang