Sahabat Sejati

47 9 0
                                    

Pagi yang cerah, matahari terlihat bersinar indah ditempatnya. Seorang gadis sedang berjalan-jalan sendirian. Gadis itu mengenakan baju sekolah menengah pertama. Mungkin bisa dilihat dari umurnya, dia sudah duduk di bangku kelas 9 SMP. Dia adalah Kaifa Antrani. Kaifa adalah gadis yang sangat cantik, berbakat dalam semua bidang, baik akademik maupun non akademik.

Kaifa atau sering dipanggil Ifa merupakan anak yatim piatu. Tapi dia merasa bersyukur karena dia bisa tinggal bersama nenek dan tantenya. Ifa merupakan anak yang penurut. Menurut para tetangga, Ifa adalah anak yang mudah berbaur kepada sekitarnya. Buktinya adalah baru 1 minggu yang lalu dia pindah ke rumah tantenya, tapi dia telah mendapatkan teman yang seumuran denganya. Dan hari ini, dia pergi ke sekolah barunya.

«Ifa POV»

Aku berjalan gontai menuju sekolah baruku. Ya, disana aku akan mendapatkan teman baru, guru baru, maupun materi pembelajaran yang baru. Tak terasa diriku telah sampai di depan pintu gerbang sekolah baruku, SMP Tunas Muda. Walaupun ini terkesan seperti sekolah swasta, tapi yang aku ketahui ini adalah sekolah negeri seperti sekolah biasanya.

Aku mulai menginjakkan kakiku kedalam sekolah. Yang kulihat pertama kali adalah sekolah yang asri dengan taman bunga, pepohonan yang tersusun rapi dan tidak ada satupun sampah yang telihat di sana. Aku juga melihat beberapa siswa-siswi yang berlalu lalang di sana.

"Halo", sapa seorang perempuan sambil tersenyum kepadaku.

"Halo juga", jawabku tulus.

"Um, kamu anak baru ya disini?" Katanya to the point. Wah aku suka sekali dengan orang seperti dia, langsung ke topik tanpa basa basi. Aku menyukai hal ini. Sepertinya aku akan betah disini.

Aku tersenyum "iya aku anak baru disini".

"Oh pantesan," ucapnya pelan tapi masih dapat kudengar. "Perkenalkan Namaku Shakira Amanda, kamu bisa panggil aku Rara"

"Aku Kaifa Antrani, kamu bi
da panggil aku Ifa. Salam kenal Rara. Aku harap kita bisa menjadi teman", ucapku penuh harapan.

Lalu dia tersenyum, "tentu saja bisa. Aku akan memperkenalkanmu kepada dua sahabat baikku. Tapi sebelum itu aku akan mengantarku ke ruang kepala sekolah, kau pasti belum tahu ruang kelasmu kan?"

Lalu kamu berdua punpergu menuju kantor kepala sekolah. Ternyata oh ternyata, aku sekelas dengan Rara dan kedua sahabatnya. Kamipun menuju ke kelas. Kedua sahabat Rara udah ada di kelas dan kamipun menghampiri mereka.

"Halo guys" ucap Rara menyapa kedua sahabatnya.

"Halo juga Ra" jawab salah satu dari mereka.

"Eh Ra, kamu bawa siapa nih? Anak baru ya?" tanya salah satu dari mereka.

Akupun tersenyum "iya aku anak baru. Perkenalkan namaku Kaifa Antrani, panggi saja Ifa. Semoga kita bisa berteman baik ya".

"Iya dan semoga betah bersekolah di sini". Aku pun duduk di samping Rara karena hanya tersisa bangku disebelah dia yang kosong.

Hari-hariku lewati bersama ketiga teman ku yang sekarang bisa disebut sahabat baikku. Mereka adalah Rara, Andine dan Yolanda. Ternyata mereka sangat baik terhadapku. Mereka memberitahuku tentang sekolah ini. Tak terasa sudah 6 bulan aku disini, bersama ketiga sahabatku. Tapi ada satu hal yang mereka tidak tau dari diriku. Saat kemarin aku tidak masuk sekolah, itu karena aku sakit dan pergi ke dokter.

#flashback on

"Dokter, gimana keadaan anak saya?" tanya ibuku khawatir

"Anak anda menderita penyakit Kanker stadium 2. Sebaiknya anak anda segera melakukan operasi agar penyakit itu tidak semakin memburuk" jawab dokter tersebut.

Aku yang mendengar hanya diam tak sanggup berkata apa-apa lagi. Air mataku telah turun membasahi pipi.

#flashback off

Aku bingung harus memberitahu mereka atau tidak. Aku bingung apakah mereka akan menerima kenyataan ini dan mengikhlaskan diriku. Apakah mereka akan merelakanku pergi?

"Hey, kenapa bengong aja dari tadi?", perkataan itu membuatku kaget.

"Eh, e...engak kok, gak ada apa-apa" ucapku tersenyum sambil menetralkan ekspresi mukaku seperti biasanya.

"Oh yaudah. Kalo ada apa-apa cerita aja sama kita-kita. Kita siap kok menerima semuanya dan membantu semaksimal mungkin. Iya gak?" kata Yolanda

"iya dong" jawab Rara dan Andine serempak. Aku tersenyum mendengar semua itu.

«Ifa POV end»

~~~

Hari demi hari telah dilalui. Ternyata penyakit Ifa semakin memburuk. Saat di sekolah, dia pernah pingsan hingga harus dibawa ke rumah sakit dan tentunya ketiga sahabatnya mengikuti. Dan disanalah mereka mengetahui semua yang yelah ditutupi oleh Ifa.

Ketika Ifa sadar mereka langsung menanyakan kebenarannya. Dan ketika mereka mengetahui itu mereka sangat sedih.

"Kenapa kamu menyembunyikan hal ini dari kita?" tanya Andine

"Aku hanya ingin kalian tidak sedih"

"Baiklah kalo itu memang keinginan mu. Kami akan selalu mendukung kamu untuk melakukan operasi ini secepatnya" ucap Yolanda.

"Iya, agar kita bisa berkumpul bersama tanpa ada yang merasa kesakitan sendiri" lanjut Rara.

Ifa tersenyum mendengarnya. Dia mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya itu.

Keesokan harinya Ifa melakukan operasi yang ditemani oleh keluarga dan ketiga sahabatnya itu. Dan alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Merak menangis haru mengetahui hal itu. Dan Ifa sadar bahwa jangan pernah menyembunyikan hal sekecil apapun dari sahabat maupun keluarga, karena mereka adalah orang yang selalu mendukung apapun yang terjadi kepadamu.

«THE END»

Written by: setioo_08

Orange's GalleryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang