-enam-

145 12 1
                                    

Disini aku berdiri dilapangan huh hari ini sangat panas. Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku. Aku menoleh, ternyata Karel.

"Kenapa?" Tanyaku ke Karel.

"Istirahat aja. Ajak teman kamu juga, kasihan." Ujar Karel.

Aku mengangguk, "Oke deh."

Aku lansgung mengajak semua teman angkatanku untuk istirahat begitupun juga denganku.

"Panasssssss!!" Teriak Steffi disampingku,

Aku langsung menutup kedua telingaku, "Steffi! Gue bisa tuli tau gak!"

Steffi langsung menyengir tanpa dosa, "Sorry De."

Aku memutarkan kedua bola mataku dengan kesal, dekat dengan Steffi harus biasa dengar suara cemprengnya.

Tiba-tiba ada cowok menghampiriku, "Hai?"

Aku mengerutkan alis.

"Lo Dea kan?" Tanya cowok di depanku ini

Aku mengangguk dengan cepat, "Iya. Kenapa?"

Lalu cowok itu memberiku cokelat, "Ini buat lo, dari Karel."

Aku membulatkan mataku gak percaya buat apa Karel memberikan cokelat untuk ku?

"Hem, makasih ya!"

Cowok itu mengangguk sambil tersenyum, "Ohya! Ini ada surat, bacanya kalau lo udah sampai dirumah ya."

Aku mengangguk, "Iya."

Cowok itu langsung pergi entah kemana

"De, bagi dong cokelatnya." Ujar Steffi

Aku langsung memberikan cokelat pemberian Karel ke Steffi, "Nih! Makan aja semuanya."

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Maksud gue, lo gak mau? Ini kan buat lo!" Ujar Steffi

"Gue gak suka cokelat."

"Kenapa? Padahal cokelat enak loh!"

"Gak tau, kalau makan cokelat kepala gue langsung pusing." Ujar Dea

"Serius? Aneh banget sih lo!"

"Hem,"

Steffi langsung tersenyum, "Nih cokelat buat gue yak?" TanyaNya memastikan

Aku mengangguk, "Iya."

"Makasih Deaku sayang," Steffi langsung memeluk ku dengan erat

"Apaansih, gak usah peluk gue juga kali."

Steffi menyengir, "Eheh."

**

Disisi lain ke empat cowok sibuk dengan gadgetnya masing-masing yang sedang berada dikantin.

"Anjing! Kalah mulu gue," Ujar Bastian dengan kesal.

"Lo main game apa sih?" Tanya Aldi

"Piano tiles,"

"Gila lo! Cogan mainnya piano tiles, kayak gue dong. COC,"

"Lah, bodo amat!"

"Gue lapar nih, makan yuk!" Ajak Bang kiki sambil memegang perutnya

"Makan mulu lo!" Ujar Bastian berhenti bermain game.

"Yang penting sehat Bas,"

"Ajak Iqbaal noh, dari tadi diam mulu!"

Bang Kiki langsung menghadap ke arah Iqbaal. "Baal, makan yuk!"

Iqbaal melirik bang Kiki dengan sekilas, "Pesen aja! Gue yang bayar."

Mata bang Kiki langsung berbinar, "Serius lo? Tumben lo baik!"

Iqbaal menghela nafas, "Gue baik salah, itu salah, ini salah. Gue serba salah tau gak!"

Bang Kiki nyengir, "Eheh, kalian gak mau pesan makanan?" Tanya bang Kiki ke Bastian dan Aldi.

"Eh buat lo aja, gak buat mereka!" Ujar Iqbaal sambil menunjuk-nunjuk Aldi dan Bastian.

Aldi melirik Iqbaal dengan kesal, "Yaelah. Gue juga punya uang kali!"

Bastian mengangguk setuju, "Tau lo!"

Iqbaal langsung melanjutkan aktifitasnya yaitu mengstalker social media Dea.

"Yaudah, gue pesan makanan dulu ya, mau nitip gak Baal?" Tanya bang Kiki

Iqbaal mengangguk, "Bakso sama jus jeruk ya!"

"Oke deh,"

Aldi yang duduk di dekat Iqbaal yang serius dengan gadgetnya langsung melihat handphone Iqbaal, "Cie stalker gebetan nih!" Teriak Aldi untung kantin lagi sepi.

"Sirik aja lo!"

"Lo stalker siapa Baal?" Tanya Bastian dengan serius.

"Dea,"

"Dea yang kemarin?" Tanya Bastian lagi,

Iqbaal mengangguk

"Tumben-tumbenan lo stalker socmed cewek, biasanya kan lo yang di stalkerin."

"Mau-mau gue, handphone siapa?"

"Elo lah bego!"

"Itukan tau!"

Tak lama bang Kiki bawa pesanan Iqbaal dan dirinya, "Nih Baal."

"Simpan aja dulu Bang," Ujar Iqbaal

"Okelah,"

**

Vote dong😔 dikit banget yang vote. jadi gak semangat next cerita ini😔😔

Playboy(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang