"jadi Oom kedatangan saya hari ini ingin melamar anak gadis Oom" ucap lelaki tampan nan menggoda ini.
Ayah sang gadis hanya terkejut. Dia bahkan tidak mengetahui jika kedatangan si pemuda adalah untuk melamar anak gadisnya. Pasalnya hanya dia sendiri di ruang tamu. Awalnya Wira, Ayah sang gadis mengira yg dtg bertamu ke rumahnya adalah seorang CEO muda atau anak calon penerus perusahaan Ayah pemuda itu. Membicarakan masalah bisnis. Bukan malah acara lamaran mendadak seperti ini.
"saya terkesan dengan keberanian mu. Jadi hubungan kamu sama anak saya sudah seserius itu? Tp knp kamu baru sekali ini ke rumah? Biasanya anak saya akan mengenalkan pacarnya." tanya Wira menyelidiki pemuda di depannya.
Si pemuda tersenyum tipis sebelum menjawab
"saya memang baru sekali ini ke rumah Oom. Saya juga bukan pacar anak Oom, tapi saya serius dengannya. Makanya saya langsung melamar anak Oom" ucapnya drngan santai kemudian menyesap teh hangat yang dihidangkan dg elegan.
Wira kembali merasa terkejut dan sedikit terkagum dg keberanian pemuda ramah dan murah senyum di hadapannya.
"kalo kamu serius dengan anak saya kenapa kamu nggak datang dengan orang tuamu?" kembali Wira menguji orang yang akan menjadi calon menantunya.
Lalu si pemuda tersenyum lagi sebelum menjawab. "jika Oom menerima lamaran saya hari ini, maka secepatnya saya membawa orang tua saya untuk melamar secara resmi. Saya tidak tega liat ibu saya kecewa jika saya membawanya hari ini tapi lamaran saya ditolak."
Wira mulai menilai pemuda dihadapannya. Lelaki menarik, ramah, murah senyum, berani, penuh perhitungan dan yang paling utama sayang dengan orang tua.
"kamu lelaki yang penyayang sama orang tua. Anak saya ini harta saya yang paling berharga. Anak gadis saya yang terakhir. Kamu bisa bahagiakan dia?" tanya Wira masih menginterogasi si pemuda. Ya, Ayah mana yang mau menyerahkan anak gadisnya kepada pria yang baru sekali ini menampakkan batang hidungnya dihadapan Wira.
"saya akan membahagiakan anak Oom semampu saya. Saya tidak akan berjanji tak kan membuatnya sakit dan menangis. Krn perjalanan rumah tangga pasti akan ada masalahnya. Saat dia melahirkan cucu Oom nanti dia pun pasti merasa sakit bahkan mungkin sampai menangis. Tapi percayalah, saya tak kan dengan sengaja menyakitinya. Saya akan menjaga dan melindungi serta membahagiakan dia semampu saya." jawab si pemuda dengan diakhiri dengan senyum.
Dia sadar betul bahwa untuk menikahi gadisnya, dia akan diinterview terlebih dahulu dengan calon Ayah mertuanya. Berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan Ayah si gadis untuk mempercayakannya kepadanya.
"kamu begitu realistis. Saya suka dengan pemikiran kamu." puji Wira terhadap lelaki tampan dihadapannya yang mencoba mengambil anak gadisnya.
Setelah sekian lama wawancara bersama calon ayah mertua dengan calon menantu. Menanyakan bibit, bebet, bobot serta segala yang perlu ditanyakan dan diyakinkan sampailah pada pertanyaan paling sulit dijawab oleh sang pemuda.
"kalau begitu, krn yang akan menjalani nanti adalah kalian berdua. Apakah lamaran kamu sudah diterima sama anak gadis saya?" tanya Wira, dia berpikir jika si pemuda sudah dengan berani melamar padanya maka berarti si pemuda sudah pernah mencoba melamar langsung kepada anak gadisnya.
Si pemuda yang ditanya cukup tersentak pasalnya terakhir kali bertemu langsung dengan si gadis itu bertahun tahun yang lalu. Bahkan dulu mereka tidak saling mengenal. Mereka hanya tau nama dan wajah saja karena mereka dulu cukup populer. Mereka tidak akrab sama sekali. Si pemuda juga meragukan apakah si gadis masih mengingat dirinya atau sudah lupa dengannya.
Lalu bagaimana dia tau kalo si gadis akan menerima dirinya. Tujuan dia melamar langsung kepada Ayah si gadis krn dia takut langsung ditolak dengan gadis pujaannya. Menurutnya akan lebih mudah meyakinkan calon Ayah mertua dibandingkan pdkt dengan gadisnya. Pertimbangan yang aneh memang tapi itulah yg ada dibenaknya.
Selama ini dia hanya memantau gadis pujaannya dari jauh. Mengamati dan melindungi dari jauh. Memperhatikan dari jauh. Mencintai diam diam. Dia adalah pemuja rahasia sang gadis. Yang kini menolak menjauh. Mencoba meraih untuk memiliki lewat perantara calon Ayah mertua.
Pertanyaan itu terlalu berat untuk dia jawab. Adakah pilihan pas? Telepon teman atau voting dr penonton? Krn saat ini dia sangat membutuhkannya.
Wira mulai curiga karena hening yang lama. Pertanyaannya yg lebih susah dibanding pertanyaan ini sangat mudah si pemuda jawab. Lalu mengapa pertanyaan mudah seperti ini dahi nya berkerut dan tidak ada sepatah kata pun yang keluar dr mulut cerdas lelaki yang melamar anak gadisnya.
"apa anakku tidak mengenalmu? Kalian tidak punya hubungan apa pun?" Wira mencoba mencari jawaban dari kecurigaannya.
"ehm.. Itu... Kami saling mengenal, tapi bertahun tahun yang lalu. Saat itu kami berteman tapi tidak dekat. Saat saya masih belum pantas untuk dia. Saat ini saya sudah merasa pantas untuk disandingkan dengan dia dan saya ingin serius makanya langsung saya lamar sama Oom." jawabnya memilih jujur bahwa dia pengecut yg tidak berani berhadapan dengan si gadis.
Wira tertawa mendengar jawaban si lelaki. "anak muda jaman sekarang aneh aneh. Ada yg dipacarin lama nggak dinikahi, eh ada juga yg seperti kamu. Tidak pernah bertemu selama sekian tahun datang langsung melamar tanpa tahu perubahannya. Hah... Kau yakinkan dulu anak Oom baru kau lamar lagi. Lagi pula mana mungkin keluarga Lukman tidak pantas disandingkan dengan anak saya."
Sebenarnya si pemuda sudah akan menjawab bahwa dia selama ini ada. Tapi dia tidak mau di cap penguntit oleh calon Ayah mertuanya lalu berujung tidak diterima lamarannya.
Akhirnya si pemuda mengiyakan permintaan calon Ayah mertuanya. Kemudian pulang menyusun ulang strategi untuk melabeli gadisnya menjadi nyonya Lukman.
Sedangkan rumah keluarga Wira Arya Atmaja sepeninggal si pemuda langsung heboh. Si gadis tidak mengira jika lelaki yang baru saja berkunjung ke rumahnya itu melamar dirinya. Bukan teman bisnis Ayahnya.
Ayahnya sibuk memuji muji sang lelaki, Ibunya sudah histeris dan heboh anaknya dilamar tapi nggak dipanggil padahal dia pengin juga menginterview calon mantunya. Saudara saudara menjadikannya bahan bully dan sasaran ejekan krn baru saja dilamar. Sementara si gadis sangat dongkol.
Si gadis merasa dunianya gelap seketika. Dia masih belum ingin menikah. Dia memiliki pacar yang sudah lama ia cintai. Dia masih sibuk sibuknya berkarir.
***
Krn cerita Nazilla dan Alif udah mau habis ini aku bikin cerita baru lagi.
Aku jelek banget yah bikin judul dan dan cover. Tapi biarlah.
Semoga bisa move on yah dr Alif dan Nazilla
Psstt ini sekuel loh. Cerita sahabatnya Alif dan Nazilla jd nanti mereka berdua bakal hadir kok di cerita ini.
See you saat Alif Nazilla kelar baru up ttg dikejar jodoh
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikejar Jodoh
RomanceSekuel 'Menikah Muda'. Tapi kalo mau langsung baca yang ini juga nggak papa. Tak ada angin tak ada hujan tak ada badai tiba tiba saja seorang pria melamar dirumahnya. seketika itu juga rumah keluarga Wira Arya Atmaja menjadi gempar karena tak perna...