What's The Recipe?

1.4K 185 36
                                    

Suara kursi kayu yang diseret mundur di ruangan penuh buku tebal mengalihkan atensi pemuda berkacamata yang tengah menekuni buku astronomi yang bisa dialih fungsikan sebagai bantal.

Kris duduk di sana, mendekap kedua tangannya didada, dan memperhatikan sekelilingnya yang bisa dikatakan sepi. Hanya segelintir siswa yang ada di perpustakaan ini, dan entah apa yang mereka baca.

Suara dehaman dan tatapan mata pemuda berkacamata di hadapannya seketika mengalihkan pandangannya yang sibuk menganalisis ruang perpustakaan.

Tersenyum ramah, melihat sepasang mata hijau di balik kacamata itu memandangnya bingung.

"Boleh aku duduk di sini?" ia bertanya pada pemuda di hadapannya.

"Kau sudah duduk di situ" suaranya sedikit serak. Kembali membaca buku astronominya, Kris melirik cover buku itu kemudian tersenyum miring.

"Sir Ferdinand memberi detensi?"

Mengangkat bahu kecil, "Begitulah" sahutnya tak berminat mengalihkan fokus matanya dari buku.

Ruang perpustakaan ini sangat besar, Kris tidak yakin ada berapa banyak rak buku di sana dan jumlah bukunya. Ia mengingat pernah mengalami hal buruk di tempat ini, saat madam Lissie guru cantik yang berasal dari Polandia memberinya detensi mengumpulkan data tentang nama-nama para penyihir yang membuat ramuan baru dalam 10 tahun terakhir.

Pengalaman yang sangat mengerikan. Andai saat itu si pintar Kim tidak muncul di pintu perpustakaan untuk mengembalikan setumpuk buku, Kris yakin jika dirinya tidak akan keluar dari perpustakaan selama 1 Bulan.

"Well, sebenarnya Oh Sehun. Ada yang ingin ku tanyakan" Kris kembali mengarahkan fokus matanya pada pemuda yang 1 tingkat di bawahnya itu.

Pemuda berkulit pucat bermarga Oh mengangguk kecil di balik bukunya, "Aku tahu" sahutannya agak menggumam.

"Bagaimana kau bisa tahu?" ia mengernyit.

"Selalu ada alasan kenapa kau mencariku, sunbae"

Kris tidak suka sifat junior di hadapannya. Tanpa melihat lawan bicaranya, Sehun menjawab pertanyaannya dengan nada sedikit menyebalkan. Dan itu sama sekali tidak sopan, terlebih ada orang yang sedang mengajaknya bicara, dia malah sibuk dengan buku dan penanya. Pena sihir berwarna perak yang dipakai oleh seluruh penghuni di sekolah ini.

"Jadi apa benar kau pernah menjadi kekasih Huang Zi Tao?"

Gerakan tangan Oh Sehun yang sedang menulis di perkamen seketika terhenti mendengar nama lengkap Tao disebutkan. Menatap Kris yang duduk tenang di hadapannya, ia mengerutkan keningnya kemudian.

"Kenapa kalian semua selalu menannyakan hal yang sama?" buku yang dibacanya ia letakkan begitu saja dengan kernyitan di dahi.

"Kalian?"

"Sebelum sunbae ada beberapa orang yang menannyakan hal yang sama. Ada apa dengan kalian?"

"Oh, benarkah" tak terlalu heran mendengarnya. Huang Zi Tao memang selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Sehun melepas kacamatanya dan meletakkannya di atas buku yang tertutup. Merapihkan perkamennya yang hampir penuh dengan tulisan.

BLACK MAGIC! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang