Kim Myungsoo.
Siapa yang tidak kenal bintang sekolah yang satu itu? Jangan bercanda.
Kim Myungsoo adalah MVP tim basket sekolah sejak tahun pertamanya duduk di School Of Performing Art. Dia sudah di rekrut oleh tim basket untuk menjadi salah satu anggotanya sejak penerimaan siswa baru. Jangan ditanyakan lagi, dia sudah sering membawa pulang piala nasional untuk salah satu bidang olahraga berkelompok itu.
Namanya makin melejit lagi ketika dia berkencan dengan Jinri.
Oh, ayolah siapa yang tidak mau berkencan dengan gadis cantik itu? Ah tidak, Jinri tidak cantik. Dia terlalu sempurna untuk sekedar mendapatkan panggilan cantik.
Bahkan tidak ada kata yang dapat mendefinisikan kecantikan gadis itu.
Walaupun kini cap sebagai salah satu kingka dan juga kekasih dari Jinri, Myungsoo tidak pernah merasa dirinya adalah seorang raja ataupun pangeran di sekolahnya.
Dia tidak pernah terlena dengan semua pujian-pujian itu. Sebanyak apapun para siswi menjeritkan namanya, sebanyak apapun surat cinta yang memenuhi lokernya, dan sebanyak apapun pujian yang terlantur untuknya tetap saja Myungsoo hanya menganggapnya hal biasa. Semua hal-hal istimewa seperti itu sudah bisa dia hadapi dengan santai.
Kini, kaki Myungsoo melangkah melewati koridor sekolah menuju kelas kekasihnya. Banyak orang yang berada di sepanjang koridor memperhatikannya. Myungsoo tidak mampu membaca ekspresi orang, jadi dia tidak tahu mana orang yang memandangnya dengan perasaan kagum, memandangnya dengan tatapan hangat, atau bahkan memandangnya dengan rasa iri dan benci.
Menurutnya, semua orang memiliki ekspresi dan karakternya masing-masing. Ya, tak semua orang menyukainya, dan dia tahu itu.
Ada sebagian kecil dari orang-orang itu membenci Myungsoo, entah apa alasannya. Bisa dikatakan mereka iri? Mungkin.
Siapa yang tidak ingin memiliki hidup sebahagia dan sesempurna Myungsoo? Dia terlahir dari keluarga kaya dan ya, bisa dipastikan siapapun yang menjadi istrinya kelak akan hidup damai tanpa khawatir beban hidup kedepannya. Myungsoo selalu mendapat kasih sayang dari orangtuanya walaupun mereka sibuk dengan pekerjaan mereka. Myungsoo masih dapat merasakan perhatian dari kedua orangtuanya sehingga dia tidak harus menjadi anak brandal demi mendapatkan perhatian kedua orangtuanya seperti anak lain.
Berbeda dengan kebanyakan anak berkecukupan ekonomi yang selalu di abaikan oleh orang tuanya sendiri.
Myungsoo memiliki visual yang sangat sempurna. Dia tampan, bertubuh tinggi dan kekar, dia juga memiliki kulit yang sehat dan bersih. Sifatnyapun tidak bisa dicela karena dia memiliki kepribadian yang hangat dan friendly.
Benar-benar pria idaman para wanita, dan terakhir yang perlu para perempuan ingat adalah, dia memiliki kekasih yang tak kalah sempurna. Walaupun kekasihnya itu sedikit menyebalkan menurut beberapa pandangan orang. Tetapi tetap saja, Myungsoo dan Jinri adalah pasangan yang sempurna, bagai diciptakan dan dipasangkan dari surga.
Ah, kenapa di dunia seperti ini sangat tidak adil? Dua orang sempurna menjadi satu dan membuat aura pasangan yang sangat kuat di sekolah.
"Myung!" pekik seorang perempuan yang kini berjalan kearah Myungsoo.
Senyum terulas manis di sudut bibir Myungsoo. Itu gadisnya. Choi Jinri.
Baru saja sampai diambang pintu kelas dari kekasihnya, Choi Jinri. Myungsoo sudah mendapati gadis itu berdiri dan berbincang sejenak dengan teman-temannya seakan memberitahu mereka kalau dia akan menghabiskan waktu bersama kekasihnya di jam istirahat ini.
Setelah percakapan antara Jinri dan teman-temannya selesai, Jinripun berjalan ke arahnya dengan mengukir senyuman manis khasnya.
Kenapa bisa seorang Choi Jinri yang terkenal angkuh dan sombong bisa tersenyum semanis itu? Apakah hanya Kim Myungsoo saja yang bisa membuat gadis itu tersenyum? Seharusnya Jinri lebih banyak tersenyum apapun alasannya selain Myungsoo.
Mungkin pandangan orang nanti bisa berubah terhadapnya, menjadi perempuan baik dan rendah hati adalah tittle yang lebih baik bukan? Dan mungkin, orang-orang akan mengaguminya dengan lebih tulus.
"Heyy baby girl~" sambut hangat Myungsoo saat kekasihnya itu mulai bergelayut manja di lengan kanannya.
Tangan pemuda Kim itu mulai terangkat untuk mengusap surai rambut Jinri dan membalas senyuman kekasihnya itu.
"Hari ini kita makan siang bersama bukan?" tanya Jinri antusias.
Sayangnya pertanyaan penuh semangatnya itu dijawab gelengan kepala oleh Myungsoo.
"Maafkan aku sayang, hari ini aku harus berlatih dengan teman-teman dari tim basket untuk kompetisi mendatang."
Ekspresi Jinri berubah menjadi murung. Dia mengerucutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau selalu mengutamakan kelompokmu itu daripada aku."
"Hey, jangan ngambek begitu dong sayang.... Aku minta maaf okay?" kata Myungsoo. "Aku tidak bisa melakukan apapun karena pelatih yang memintanya begitu."
"Alasan!"
Melihat Jinri yang makin merajuk membuat Myungsoo menjadi gemas. Mungkin orang lain akan kesal kalau sudah bertengkar dengan kekasihnya, tetapi Myungsoo tidak sama seperti orang-orang itu.
Bahkan kini Myungsoo rela berlutut di depan Jinri dan menggenggam kedua tangan si gadis Choi. Tentu saja perlakuan manis dan romantis Myungsoo itu membuat para perempuan ingin berada di posisi Jinri.
"Jinri.... Maafkan aku tidak bisa menghabiskan waktu istirahat ini bersamamu karena kesibukkanku dengan tim basket. Tapi aku berjanji, acara dating kita jum'at malam nanti tidak akan terganggu oleh apapun. Aku pastikan kau tidak akan menyesal memaafkanku kali ini. Oleh karena itu maukah kau memaafkan kesibukanku ini?"
Perkataan Myungsoo begitu manis dan meyakinkan. Para murid yang berjalan sepanjang koridor kelas Jinripun memerhatikan adegan diantara sepasang kekasih itu, rasanya seperti melihat adegan drama dalam televisi yang menjadi nyata.
Wajah Jinri kini menunjukkan semburat merah di kedua pipinya. Tentu saja dia sangat tersentuh dengan perlakuan Myungsoo terhadapnya.
"Kau janjikan tidak akan mengacaukan acara kencan kita jum'at malam nanti?" tanya Jinri yang terlihat masih ragu.
"Tentu. Bukankah saat ini aku tengah memohon kepadamu untuk memberiku keringanan hari ini demi jum'at malam kita?"
Jinri menghela nafasnya.
"Baiklah... Aku akan membiarkanmu pergi latihan dengan tim basket hari ini." ujarnya.
"Sungguh?"
"Kau ingin aku menarik ucapanku?"
Myungsoo menggeleng cepat. Dia lantas mencium punggung tangan Jinri dan berdiri dari posisi berlututnya tadi.
"Thank you princess..."
Selepas mengucapkan terimakasih, Myungsoo pergi begitu saja menuju lapangan basket. Meninggalkan Jinri yang kini mematung memandangi punggungnya yang semakin menjauh.
"Hey love bird, wanna grab some food?" tanya Soojung yang menghampiri Jinri bersama Sooji.
"Oh, apakah Jinri sempat memikirkan makanan? Dia baru saja dikenyangkan dengan perlakuan mesra dari Myungsoo." komen Sooji dengan nada menggoda.
Hal tersebut membuat Jinri langsung memukul pelan pundak Sooji dan membuat temannya itu mengeluarkan suara kesakitan yang dibuat-buat.
"Oh, ayolah... Kalian berdua hanya iri karena belum memiliki kekasih, dan ofcourse aku masih bisa memikirkan makanan karena sangat kelaparan sekarang. Ppalli kajja kita pergi ke kantin." jawab Jinri.
__to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Goes By.
Novela Juvenil> COMPLETED < Ketika waktu berjalan, sedetikpun kita tidak dapat mengulangnya kembali. Copyright jellyuta @2013 First publishing at wordpress Revision start 2019.