5

195 13 0
                                    

5 Tahun Kemudian

Dokter muda itu kini berjongkok di samping tanah yang menguruk segala penyesalanya. Dirinya tersenyum menatap Cinta yang kini bersisa batu nisan.

"Hai Van, aku baik loh disini, kamu gimana? Van, mau tau Ga sih? Hari ini satu pasien aku seratus persen bebas dari kanker. Aku seneng banget, semoga nantinya gak ada lagi ya drama kaya kita hahahaha" tawanya lepas sembari terus menatap kearah batu nisan.

Malam itu, 5 tahun lalu, setelah membaca surat itu Keira langsung memutuskan terbang ke Indonesia. Beruntung Keira masih sempat bertemu Revan.

Keira menemani Revan sampai nafas terakhirnya. Bahkan di helaan terakhir hidupnya Revan melukis senyum tipis, diiringi ungkapan perasaan Keira yang dulu sempat tertunda.

Setelah 40 hari meninggalnya Revan, dia memutuskan untuk mengambil spesialis kanker di Indonesia, agar tak ada lagi Keira dan Revan berikutnya.

Keira tak bosan terus memandangi nisan lelaki yang masih tetap bertengger di hatinya, sampai suara bocah perempuan cantik itu memecah lamunanya.

"Mamaaaaa!" Seru Callista, putri pertama Keira.

"Ehh sayang, udah pulang sekolah" Keira langsung membuai Callista dalam dekapanya.

"Iya dong, Papa yang jemput nih" seorang lelaki jangkung membuat senyum Keira semakin melebar.

"Yaudah pada laper ga? Siapa yang mau mama masakin teriyaki?".

"Akuu!" Seketika Callista menyeru heboh.

"Yaudah pamit dulu sama om Revan ayo" ucap sang Papa pada putri kecilnya.

"Om Agra, Callista pulang dulu ya, Om Revan baik-baik ya, dadah Om Revan, Mwah" Callista melayangkan sebuah kiss bye untuk om tersayang yang belum sempat ia lihat.

"Van, gue sama Keira pamit juga ya. Semoga lo selalu tersenyum tenang di sana" Lelaki dengan wajah persis Revan itu merangkul Keira kemudian beringsut pergi bersama keluarga kecilnya.

Ya, Renandra Angkasa. lelaki yang menjadi awal mula kesalah pahaman Keira, kini justru menjadi ayah dari putri kecil Keira. Sepeninggalan Revan ,ternyata Rendra diamanatkan Revan untuk menjaga Keira.

Eitss... sekarang Rendra bukan lagi brandal seperti dulu, justru sekarang ialah yang membuat Keira menjadi wanita terbahagia.

Kadang waktu memang bisa membuat kita menangis tersedu,kenyataan juga tak jarang menggores luka dalam di hati kita,tapi tak selamanya mereka membuat akhir menjadi luka. Kadangkala juga mereka membuat kita melambung,bahagia,berbunga,bahkan membuat kita merasakan apa yang tak pernah kita bayangkan sampai tak bisa kita jelaskan.

-TAMAT-

Waktu,Kenyataan,Luka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang