Part 2

135 6 1
                                    

Suara derap sepatu semakin mendekati rumah. Maddy dan Adit terlihat saling meledek. Leo memilih diam saja, menunggu. Dengan tangan terkepal erat. Wajah memberengut karena terlalu kesal. Bagaimana bisa, gadis menyebalkan itu bias seleluasa itu tertawa. Tawa yang selalu ditunggu-tunggunya tapi tidak pernah ada saat mereka berduaan saja.

Lalu dimana anak malang itu sekarang? Jangan bilang kau menyuruhnya membuatkan syal rajutan untukmu.

Dia kusuruh menyuci piring di dapur. Kau sama sekali tidak pandai melucu Aditya, kau tidak akan pernah berhasil walau berlatih sesering apapun.

Candaan mereka sudah sangat keterlaluan. Apa yang ingin mereka raih dengan melakukannya? Batinnya terus bersungut-sungut sangat kesal dan sangat tidak suka akan pemandangan di dekatnya. Sengaja ditaruhnya gelas minumannya dengan suara keras ke meja sehingga sangat yakin gelas itu mungkin retak dan akan pecah dengan sentuhan sepelan apapun juga.

Ehh disana kau ternyata, Tuan Leo. Sepertinya tuan putri sedikit kesal terhadapmu ya? Apa yang sudah kau lakukan hingga membuatnya ngambek kali ini?

Kenapa jadi aku yang menjadi penjahatnya! Apakah dia tidak menjelaskan kepadamu, apa yang menyebabkan aku memarahinya pagi-pagi begini?

Yaaaak... Dasar laki-laki brengsek. Silahkan saja, kau bisa meminum semua koleksi minuman berhargamu itu dengan restuku.

Tentu saja kau merestui! Aku menyicipi semua isi botol di lemari. Coba tebak apa yang masuk ke mulutku yang berharga ini?

Gadis itu tidak bisa menyembunyikan seringai di wajahnya. Tatapan penasaran di wajah tamu mereka membuatnya ingin sekali tertawa. Kira-kira, apa yang akan dilakukan Adit bila tahu...

Aku mengisi semuanya dengan beragam teh sehat.

Apaaaaaa?? Teriakan yang kemudian disusul tawa Adit yang memegangi sandaran kursi terdekat sangat patut mendapat penghargaan. Situasi itu akan melekat erat dalam ingatannya.

Dia terus meminumnya diam-diam. Dia kira aku tidak tahu perbuatannya. Apa yang mengharap kesembuhannya hanya aku ya? Bodoh sekali aku sepertinya

Tentu saja itu harapanmu. Dengan kesembuhanku, kau segera mendapat kebebasanmu. Sayang sekali aku belum berniat sembuh, aku belum bosan denganmu walaupun kau sepertinya sudah merasakan itu di dekatku.

**

Bagi yang membaca, komenin dong, bagus atau enggak ceritanya sejauh ini??? Trimssss :*

MalaikatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang