Maddy terkejut mendengar perkataan Leo. diucapkan dengan nada begitu datar. Kata-kata itu begitu menohoknya. Wajahnya memucat. Tangannya mengepal erat seakan menusuk punggung Leo yang sudah keluar dari ruangan setelah melontarkan kata-katanya.
Dia tidak berniat sembuh. Dia membuat kesimpulan konyol itu?
Adit menepuk bahu gadis itu. Dirinya hampir bisa merasakan apa yang tengah dirasakan gadis itu. Namun dirinya juga tahu bagaimana perasaan Leo. Dirinya pasti merasakan hal serupa bila berada dalam posisi itu.
Bukankah kau memang akan melakukan persis seperti itu?
Pertanyaan Adit meresap sangat amat perlahan dalam benaknya. Lalu air matanya merembes tak mampu lagi bertahan. Cepat ditinggalkannya Adit. Dirinya harus menemui Leo. Dia harus tahu yang sebenarnya. Hatinya sakit menyadari kata-kata Leo yang meresap sempurna dalam pikirannya.
Langkah Maddy mendadak berhenti di depan pintu ruang kerja Leo. Pikirannya kusut. Apa yang akan dikatakannya kepada Leo? Mengatakan kalau kata-kata lelaki itu sepenuhnya salah? Bukankah... Yaa jauh dalam lubuk hatinya ada sedikit pikiran yang membenarkan kata-kata Leo.
Dibalikannya badan dan melangkah menjauh. Dirinya perlu berfikir jernih. Besok... Masih ada besok. Dirinya akan menjelaskan semuanya pada Leo. Tidak mungkin dirinya melakukan itu.
Tapi, bila Leo sudah sembuh, untuk apa lagi dirinya berada di rumah ini? Tentu Leo akan segera kembali ke kehidupannya yang normal seperti sebelum kecelakaan itu terjadi. Melakukan segala hal yang dia senangi. Menjumpai beragam orang di seluruh belahan dunia. Seperti kebiasaannya. Dirinya tidak akan berguna sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikatku
RomantizmLEO, pengusaha muda sukses yang enerjik akhirnya menyerah saat mendengar vonis dokter bahwa kakinya akan lumpuh akibat stroke yang menyerangnya. MADDY, sahabatnya masa kecilnya tiba-tiba berada dimana-mana. Melakukan apa saja sebelum Leo mengatakan...