[Akashi x Reader] Finding Seblak

1.6K 158 33
                                    

Disclaimer
Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Media © Artist
Story © Panilla Ais Krim

Warning : OOC, Typos, Bad EBI, Absurd, dll

Request from Yuki_Drowned, enjoy

•••

(Name) berjalan mondar mandir dengan raut wajah yang kesal.

Berkali-kali kepala pelayan mengingatkannya untuk duduk atau beristirahat di kamar, tapi (name) menolaknya—

Ia ingin menunggui suaminya pulang.

Tak lama, (name) mendengar suara mobil di halaman rumahnya. Sontak, (name) berlari ke pintu dan membukanya dan menampilkan raut wajah Akashi Seijuro yang terkejut.

"(Name)?" panggil Akashi.

"Kau tak sopan, harusnya kau mengatakan 'aku pulang' jika sudah sampai di rumah, paham?"

Akashi menghela napas. Kemutlakannya terhadap sang istri berbalik ketika (name) mulai hamil anak pertama mereka.

"Aku pulang, (name)," ulang Akashi.

Wajah (name) tersenyum cerah dan membantu suaminya melepaskan jas yang dia kenakan.

"Selamat datang, Sei-kun."

(Name) menatap di sekeliling Akashi saat mereka berjalan berdampingan ke dalam rumah, dan wajahnya berubah drastis—(name) kali ini menunjukkan raut wajah kesalnya.

Ia menarik dasi sang suami kasar—hampir membunuh Akashi, dan Akashi merasa terganggu dengan sikap (name) itu. Semula wanita itu tersenyum, kenapa sekarang ia ngambek lagi?

"Kenapa, (name)?" tanya Akashi dengan lembut.

Ya, dia harus sabar menghadapi sang istri. Kata orang-orang, wanita hamil biasanya sangat sensitif—

Dan Akashi mengalaminya sendiri.

"Kau lupa?" tanya (name) dengan intonasi suara yang tinggi.

Akashi mengangkat alisnya.

"Lupa apa?"

(Name) mengerucutkan bibirnya dan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.

"Kau tidak membawakanku seblak! Aku, kan, sudah memintanya tadi."

Akashi memijit keningnya. Kenapa dia bisa melupakan permintaan sang istri ..., tapi tunggu, di mana dia bisa membeli seblak? Seblak itu apa?

"Di mana aku bisa membeli seblak, (name)? Lagipula aku tadi banyak urusan di kantor—"

"Katanya orang kaya, seblak saja tak tahu! Ah, mou!"

(Name) meninggalkan Akashi seorang diri di ruang keluarga dan berjalan ke kamarnya—kamar mereka tepatnya dan membanting sang pintu.

Akashi mengelus dadanya.

'Gusti, paringono ...,' batin Akashi.

Demi apa, konglomerat satu ini tak mengerti yang namanya seblak?

"Ada yang bisa dibantu, Tuan?" tanya sang kepala pelayan pada majikannya yang terlihat lesu itu.

Akashi masih memijit kepalanya dan kemudian menatap pelayannya itu.

About Them and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang