enam

142 25 6
                                    

Kegilaanku akhirnya padam. Dan Aku menyerah. Sungguh Aku benar-benar menyerah. Setelah sekian lama Aku mencoba untuk tidak bertingkah anarkis, akhirnya Aku menyerahkan jiwa dan ragaku untuk semua ini. Aku tidak tega untuk sekedar melayangkan  hujatan atau sindiran. Aku pasrah, Aku lelah, Aku menyerah. Karena Aku adalah manusia. Yang bisa pasrah, lelah, dan menyerah.

Tetapi tetap saja Aku masih bete karna tidak mendapatkan jawaban atau pun penjelasan. Kalian boleh anggap aku gila atau alay atau pun labil itu terserah kalian. Aku juga mengakui itu semua.

" Tama!" dalam sebuah kesempatan akhirnya aku memanggil Tama.

" Kamu ini apa-apaan?" tanyaku marah.

" Kenapa kamu melakukan ini, Tama?" tanyaku dengan nada sedih.

" Melakukan apa, Asna?" tanya Tama balik.

" Kenapa Kamu membuat tingkat ke kepoanku semakin meningkat? Tidak bisa kah Kamu untuk menceritakan sedikit tentang masa lalumu?" tanyaku dengan mata berkaca-kaca.

" Baik akan ku ceritakan, Asna," balas Tama.

" Benarkah?" Tanyaku untuk memastikan ini semua. Bisa saja Tama menipuku dan tidak ingin memberitahukan semua kejadian di masa lalunya.

" Mau jawaban jujur atau bohong?" tanya Tama iseng.

" Tentu saja aku menginginkan jawaban jujur kalau bisa hingga sejujur-jujurnya," ucapku dengan sedikit membentak.

" Aku gak tahu Na, yang aku tahu aku mempunyai saudara kembar bernama Rama dan aku sangat mencintai Rama, seperti mencintai diriku sendiri," balas Tama terdengar sangat sedih.

" Benarkah? Maafkan aku Tama, aku sudah membuat dirimu menjadi bersedih seperti ini," ucapku menyesal.

" Tidak apa-apa, Asna. aku tahu kamu gadis yang sangat baik, tidak mungkin Kamu sengaja untuk membuatku bersedih," ucap Tama sambil tertawa.

0o0o0o

Sebenarnya aku merasa penjelasan Tama sangat janggal.

Hatiku menolak secara terang-terangan atas penjelasan Tama.

Aku tidak tahu apakah Tama berkata sebenarnya atau tidak, aku pun tidak tahu apakah Tama menyebunyikan sesuatu dariku atau tidak, aku juga tidak mengetahui apapun, Jadi aku hanya bisa diam dan menyimak semua penjelasan yang ada.

Aku sebenarnya ingin menanyakan hal ini kepada hatiku sendiri, menanyakan mengapa hatiku tidak terlalu menyetujui semua penjelasan Tama.

Mengapa aku tidak dapat mempercayai Tama, padahal Tama adalah sosok lelaki yang amat baik sekali, dia humoris, suka menolong, ramah, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah baper seperti diriku ini. Tetapi tetap saja hatiku tidak dapat mempercayai Tama.

Aku harus mencari tahu sendiri tentang semua ini hingga sejelas-jelasnya.

Ini udah pada di edit kalau ada kekurangan atau keritik and saran komen aja ya thanks all ♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang