Anak-anak sudah rame saat Giorgio mencari tempat untuk memarkir sepeda. Mengunci stang dengan rantai pengaman, Gio mengantongi kunci.
"Iya... ini aku di parkiran." Gio menggerutu. Earphone kanannya yang terlepas dipasangnya lagi. "Sial," umpatnya saat menginjak genangan air lalu kembali melangkah...
...hanya untuk di dorong kasar dari belakang. Gio seketika berbalik. Penasaran melihat sosok yang berani itu.
Matanya bertatapan dengan wajah memerah, marah. Gio mengernyit. Seragam sekolah tetangga yang dikenakan gadis itu membuat Gio mendengus.
"Dasar murid baru." Gerutunya, "Magsudnya apaan nih?" Gio berkacak pinggang usai melepas earphone di telinganya.
"Dasar yaa... malah masang muka polos gitu." Gadis itu mengikuti gerakannya, berkacak pinggang.
Gio mengernyit. alisnya terangkat sebagai tanda yang biasanya langsung difahami. Tapi bukan gadis marah di depannya, sepertinya.
"Apaan sih? Jangan dipelototin gitu dong, nggak takut loncat itu matanya?" Gio mencoba bercanda.
"Kyaaaa...." teriakan gadis itu membuat Gio reflek menutup telinganya. Beberapa orang yang tengah melitas melirik penasaran ke arah mereka.
"Woiii.. heeh anak baru!!" Gio berteriak lebih keras. Gadis itu melotot lalu membalikkan badan.
Gio terdiam. Kemeja putih gadis itu tampak kecokletan, basah. Seperti...
Gio memandang ke ujung sepatu putihnya yang juga kotor. Ya, pantas saja gadis itu marah.
Gio mengangkat bahu. Lalu mempercepat langkah. Memasang kembali earphone nya.
"Sorry bro, iya nih udah deket." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIORGIO'S STORY
Teen FictionSekolah tanpa keributan yang diciptakan GIORGIO ibarat berharap mimpi di siang bolong. Imposible. Keributan adalah gelarnya. Anak baik-baik dan namanya tidak pernah diucapkan dalam satu kalimat. Di kehidupan sebelumnya mungkin dia anak penjahat...