Bab 2

14 2 0
                                    

Keesokan harinya di kelasku, semua murid akan membuat kratifitas yaitu membuat layang² kardus. Kardus itu akan dibalut dengan kertas kado. Kertas kadoku bergambar Minney Mouse sedangkan kertas kado Niko bergambar benda² langit. Hari ini aku dan Niko sedang tidak mau berkomunikasi. Aku sebenarnya mau berkomunikasi dengan dia tetapi dia mendiamkan aku. Ya sudah aku ikut dia. Niko memang misterius.

Aku sedikit kesusahan membuat layangan ini. Aku memang tidak terampil dalam membuat kerajinan tangan. Yang memnuat ku susah saat menggunting gambar layang² yg sudah kubuat di kardus. Berat sekali itu. Hampir saja tanganku tergunting saat mengguntingnya.

Aku menengok ke arah Niko yg tampak tidak ada kesusahan saat membuat layang² ini. Kadang aku merasa iri dengan teman-temanku. Mereka bisa membuat keterampilan dengan bagus, sedangkan aku membuatnya seperti rongsokan yg tidak jadi apa². Biasanya ini disebabkan karena tanganku yg basah. Aku tidak tahu, mengapa aku dilahirkan dengan tangan basah?

Sepertinya ini adalah hasil terbaikku. Walaupun guntingannya masih tidak lurus. Jujur saja aku hampir menyerah menggunting kardus ini. Ini sudah waktunya untuk mengumpulkan hasil kerja para siswa.

"Baik anak², waktu sudah habis untuk membuat layang² kalian. Silahkan dikumpulkan di depan!" perintah Pak Oscar kepada murid-muridnya.

Kami sekelas berebutan posisi menjadi orang yg pertama kali mengumpulkan hasil kerja kami. Aku mendapat posisi terakhir dan posisi layang-layangku berada tepat setelah Niko mengumpulkan layang-layangnya. Jadi otomatis, saat layangan digantung nanti, layang-layangku berada tepat di samping layang² Niko.

Saat Niko menyadari bahwa aku mengumpulkan hasil kerjaku setelah dia, kami saling beratatapan. Kali ini kami bertatapan dingin.

"Baik. Sudah dikumpulkan semuanya?" tanya Pak Oscar kepada para murid.

"Sudah, Pak." jawab kami sekelas kompak.

"Jadi sudah semua, ya. Oke, nanti urutan menggantung layang-layangnya sesuai dengan urutan mengumpulkannya, ya. Paham semua?" tanya Pak Oscar sekali lagi untuk menguji kepahaman murid-muridnya. Kami semua mengangguk paham sebagai jawabannya.

💔

Saat istirahat, kali ini aku memilih untuk tidak ke kantin. Ini dikarenakan aku membawa bekal yaitu nasi goreng buatan Mamahku. Kebetulan sekali Niko juga tidak ke kantin saat ini. Dia membawa bekal 4 tangkap roti tawar isi coklat.

Hari ini Niko sangat berbeda dari biasanya. Biasanya dia selalu bawel kepadaku sekarang nampaknya dia menjauh dariku. Aku tidak tahu apa penyebabnya.

Sepertinya nafsu makanku berkurang karena memikirkan Niko. Aku tidak mau kehilangan dia. Aku hanya bisa terus berharap bahwa tidak terjadi apa².

Harapanku terwujud. Niko menepuk bahuku pertanda akan memberi tahu sesuatu. Sepertinya tatapan dingin tak lepas dari wajahnya. Aku mulai terbiasa dengan tatapan itu.

"Vi, ikut aku bisa?" tanya Niko sambil memegang tanganku. Satu kelas mulai menyoraki kami berdua.

Aku tidak peduli dengan sorakan teman-temanku. Aku terus menatap mata Niko. "Bu.. Buat apa?" balasku tergagap. Aku tidak pernah menatap mata Niko sangat dalam.

"Ikut aku ke gazebo sekolah." ucapnya dingin sambil menarik tanganku. Sepertinya kami berdua sudah menjadi trending topic kelas 4. Ditambah lagi dengan kejadian ini.

Aku berusaha memberontak untuk melepaskan tanganku dari genggaman Niko. Sebenarnya aku senang dengan semua ini. Bukankah ini mimpi terbesarku? Tetapi aku risih dengan tatapan teman-temanku ketika melihatnya.

Kami berdua sampai di gazebo sekolah. Jantungku berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya. Aku berharap Niko tidak akan macam² kepadaku.

Jarak mata kami berdua sangat dekat. Mata Niko sungguh menusuk mataku sehingga aku memejamkan mataku. Namun saat aku memejamkan mataku, Niko mengangkat daguku agar aku melihat matanya. Aku takut kalau Niko menciumku. Ini masih di bawah umur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Now Is OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang