JANGAN LUPA VOTE DAN KOMETARNYA SUPAYA AUTHOR SEMANGAT LANJUTINNYA 😍😚😚😚💓
.
.
.
.
."Kamu bisa nggak sih? Ngertiin aku sedikit?! Aku cuma ga rela, tahu kamu ciuman sama cewek lain dibelakang aku lagi" Arsha menatap lelaki didepannya dengan mata yang berkaca, sekuat tenaga ia berteriak dalam hati untuk tidak menangis.
"Sayang, kan kalau aku ciuman sama cewek lain aku selalu izin dulu sama kamu. Kamu bilang sendiri kalau kamu ngizinin aku. Kamu gimana sih?" Diyyas mengangkat tangan kanannya untuk memegang wajah Arsha dengan lembut.
Arsha menunduk lalu menggelengkan kepalanya. "Kata Felly, aku ini cewek bego yang cowoknya ciuman sama cewek lain aja aku ngizinin. Bener kata dia, Yas. Aku selama ini udah bego banget sampe kamu tega mainin perasaan aku kayak gini." bahu Arsha bergetar, dan ia mengepalkan tangannya menahan tangis.
Diyyas menarik nafasnya perlahan, "Kamu sudah berapa kali bicara seperti ini ke aku? Butuh berapa kali lagi aku jelasin ke kamu, biar kamu ngerti ?" tanya Diyyas dengan sabar dan memalingkan wajahnya. Kekasihnya ini memang mudah sekali terpengaruh apa kata orang lain. Padahal ia sudah berkali-kali menjelaskan agar kekasihnya ini mengerti. Tapi, ternyata apa kata temannya yang membuatnya lebih percaya.
Arsha memilih diam dan tetap menunduk. "Terus mau kamu apa, Sha?" tanya Diyyas mencoba untuk lebih mengerti kekasihnya ini.
"Kamu berhenti ciuman sama cewek lain lagi." ucap Arsha mantap.
Sudah cukup kesabaran seorang Diyyas. Kekasihnya ini sampai kapanpun tidak akan bisa mengerti dirinya. Diyyas membuang nafasnya asal, "FINE! Kalau itu mau kamu, Aku berhenti ciuman sama cewek lain." ucap Diyyas masih mengatur nafasnya.
Arsha mengangkat wajahnya menatap Diyyas dengan senyum tipis. "Tapi dengan satu syarat." lanjutnya dan membuat guratan halus di dahi Arsha.
"Kalau aku cium bibir kamu, kamu jangan marah" ucap Diyyas dengan emosi yang masih bisa ia kontrol. Arsha menatap kekasihnya tak percaya, apa yang Diyyas ucapkan barusan?
Jujur, Diyyas mengucapkan ucapannya dengan sangat berat hati dan sangat tidak ingin mengganggu kenyamanan diantara mereka berdua. Namun, Diyyas memang harus mengungkapkannya. Karna sampai kapanpun, ia tetap seorang lelaki. Lelaki yang tidak bisa menahan nafsunya ketika sedang berhadapan dengan lawan jenisnya.
Namun dihadapan Arsha, entah lelaki bajingan dan sebrengsek apapun, Diyyas tidak akan mampu mengotori atau menyentuh sedikitpun seorang Arsha. Bahkan untuk memegang tangannya saja, ia gemetar. Tidak seperti saat ia sedang bersama mantan-mantannya yang lain. Yang hubungannya memang hanya dilandaskan 'nafsu', Bukan 'cinta' seperti saat ia dengan Arsha sekarang.
Arsha terdiam, dan menatap Diyyas dengan pandangan yang tidak bisa ia jelaskan. "Ma–Maaf aku ga bisa. Ka–Kalau itu mau kamu" ucap Arsha terbata
"Sebenarnya siapa disini yang paling mengerti dan yang harus mengerti?" tanya Diyyas kembali dengan tersenyum miris.
Diyyas melangkahkan kakinya kebelakang secara perlahan. Arsha terdiam dan kini menundukan wajahnya kembali.
"Maaf, lebih baik kita akhiri hubungan kita cukup sampai disini" ucap Arsha dan Diyyas bersamaan.
'Maaf, karna aku yakin, kamu tidak akan bahagia bersamaku'
"karna aku memang cowok brengsek yang sangat tidak pantas untuk bersamamu"
"Dan sejak hari itu, kamu berubah... Kamu bukan Diyyas lagi yang aku kenal. Dan sejak hari itu, aku menyesal. Aku ingin kau kembali dan kita memperbaiki semuanya. Namun kamu, benar-benar tidak akan pernah bisa kembali" Arsha menutup buku hariannya, dan menghapus air matanya yang masih mengalir diwajahnya.
**
Hi aku comeback dengan cerita baru^.^
Semoga kalian suka yaaa...
Jangan lupa buat Vote dan Komentarnya^.^
KAMU SEDANG MEMBACA
FIND YOUR HAPPINESS
Teen FictionDiyyas menarik nafasnya perlahan, "Kamu sudah berapa kali bicara seperti ini ke aku? Butuh berapa kali lagi aku jelasin ke kamu, biar kamu ngerti ?" tanya Diyyas dengan sabar dan memalingkan wajahnya. Kekasihnya ini memang mudah sekali terpengaruh a...